rip48Avatar border
TS
rip48
[MIRIS] INDONESIA RAYA , fakta sejarah & esensi yg terlupakan saat ini !
Bagi yang ikhlas kalo Thread ane ini bermanfaat silakan dengan KeRidhoan dan Keikhlasannya di beri Cendol dan emoticon-Rate 5 Star gan..
Ane juga mau banget di komeng.. Biar manfaatnya meluas.. emoticon-Smilie emoticon-Smilie emoticon-Smilie

emoticon-I Love Indonesia

Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatuh Warga Negara Indonesia emoticon-Smilie

Belakangan ini ane prihatin *ala SBY* melihat banyak yang lupa lirik lagu Indonesia Raya , mulai dari anak SD yang ane tanyain, anak ABG , remaja dan orang tua gan emoticon-Cape d... (S) bahkan di media disebut juga ada pejabat yang harusnya jadi contoh malah lupa liriknya.. emoticon-Mad (S)
Memang sih sangat manusiawi yang namanya Lupa, tapi setidaknya pelajari dulu lah bila memang mau tampil di muka umum..
Seharusnya jadi warga negara RI itu ya harus hafal dan bisa memaknai Lagu Kebangsaannya, karena dari situ terlihat jelas kepedulian kita terhadap Negara, Perjuangan dan Kemerdekaan..

Yasudah lah ini ane kasih lirik lagu indonesia raya + Chord nya :

C
Indonesia tanah airku
G
Tanah tumpah darahku
G
Disanalah aku berdiri
C
Jadi pandu ibuku
C
Indonesia kebangsaanku
C7 F
Bangsa dan Tanah Airku
Dm C
Marilah kita berseru
G C
Indonesia bersatu
F
Hiduplah tanahku
C
Hiduplah negriku
G G7 C C7
Bangsaku Rakyatku semuanya
F
Bangunlah jiwanya
C
Bangunlah badannya
G C C7
Untuk Indonesia Raya
F
Indonesia Raya
C Am
Merdeka Merdeka
Dm G C C7
Tanahku negriku yang kucinta
F
Indonesia Raya
C Am
Merdeka Merdeka
Dm G C
Hiduplah Indonesia Raya

emoticon-I Love Indonesia

Berikut adalah lirik 3 Bait dari Indonesia raya , banyak yang tidak tau kalau Lagu Indonesia Raya punya 3 bait yang indah loh, ane miris bahkan di Upacara Kemerdekaan RI aja di Istana hanya di nyanyikan 1 bait saja.. Jadi hanya 1/3 lagu indonesia raya jadi Esensinya ga ada.. Jadi Jiwa dari Lagu itu tidak menyentuh dari apa yang diperjuangkan dahulu..


Indonesia Raya versi 3 bait, Indonesia Raya, merayakan spirit kebangsaan.
Berbicara soal lagu kebangsaan kita Indonesia Raya, sadarkah kita bahwa setiap lagu itu kita nyanyikan atau kumandangnya kita dengarkan, bagaimanakah perasaan kita? tergugah, terharu, ataukah biasa saja . . .
Apakah kita hanya tau karena selalu mendengar, ataukah kita hanya merasa seolah-olah terbawa suasana pada saat awal berdirinya negara kita ini, atau cukup pahamkah kita akan arti kata per-kata pada lirik lagu ini, atau bahkan kita kadang tidak hapal dengan lirik dari lagu
itu karena terbawa pada irama mars-nya saja? (alasan!). Pernahkah kita memikirkan tentang aktualitas lagu kebangsaan ini dalam kehidupan berbangsa kita dewasa
ini. Dan apakah kita merasa sangat Indonesia pada saat kita mendengar atau menyanyikan lagu Indonesia Raya ini. Sadarkah kita bahwa susunan lirik dari lagu Indonesia
Raya merupakan soneta atau sajak 14 baris yang terdiri dari satu oktaf [atau dua kuatren] dan satu sekstet.
Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman dan dilantunkan pertama kali pada Kongres Pemuda di Batavia [sekarang Jakarta] pada tanggal 28
Oktober 1928 itu masih berupa musik saja [instrumentalia], dan baru pada tahun 1935 tercipta liriklagunya dalam 3 bait.
Lirik Indonesia Raya merupakan seloka atau pantun berangkai, menyerupai cara empu Walmiki ketika menulis epik Ramayana, dan mengilhami para seniman angkatan Pujangga Baru untuk menggunakan soneta sebagai bentuk ekspresi puitis.
Kekuatan dan kedalaman liriknya sangat avant garde, mengingat sang pencipta Wage Rudolf Supratman sendiri meninggal dunia pada tahun 1938 atau 7 tahun sebelum kemudian lagu yang diciptakannya dikukuhkan menjadi lagu kebangsaan.
Seorang komponis yang sangat nasionalis sekaligus visioner yang lewat karya dan proses yang menuntunnya ikut mengawal bangsa kita untuk selalu ingat akan hakikatnya sebagai bangsa yang besar, persis sejalan dengan garis dari leluhur kita tentang Nusantara, yaitu:
“Negara kang panjang punjung pasir wukir, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerto raharjo”
Marilah Kita Berjanji, Indonesia Abadi !

Indonesia Raya
ciptaan Wage Rudolf Supratman

bait I
Indonesia Tanah Airku,
Tanah Tumpah Darahku,
Disanalah Aku Berdiri
Jadi Pandu Ibuku,
Indonesia, Kebangsaanku,
Bangsa Dan Tanah Airku,
Marilah Kita Berseru,
Indonesia Bersatu!
Hiduplah Tanahku,
Hiduplah Negriku,
Bangsaku, Rakyatku semuanya!
Bangunlah Jiwanya,
Bangunlah Badannya,
Untuk Indonesia Raya!

bait II
Indonesia, Tanah Yang Mulia,
Tanah Kita Yang Kaya,
Disanalah Aku Berdiri,
Untuk Slama-lamanya,
Indonesia Tanah Pusaka,
Pusaka Kita Semuanya,
Marilah Kita Mendoa
Indonesia Bahagia!
Suburlah Tanahnya,
Suburlah Jiwanya,
Bangsanya, Rakyatnya, Semuanya!
Sadarlah Hatinya,
Sadarlah Budinya,
Untuk Indonesia Raya!

bait III
Indonesia, Tanah Yang Suci,
Tanah Kita Yang Sakti,
Disanalah Aku Berdiri,
Menjaga Ibu Sejati,
Indonesia Tanah Berseri,
Tanah Yang Aku Sayangi,
Marilah Kita Berjanji,
Indonesia Abadi!
Slamatlah Rakyatnya,
Slamatlah Putranya,
Pulaunya, Lautnya, Semuanya!
Majulah Negrinya,
Majulah Pandunya,
Untuk Indonesia Raya!

reff:
Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka,
Tanahku, Negriku Yang Kucinta,
Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya!
Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka,
Tanahku, Negriku Yang Kucinta,
Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya!

emoticon-I Love Indonesia

PEMAHAMAN:
Lagu Kebangsaan kita, “Indonesia Raya” ciptaan Wage Rudolf Supratman dengan versi utuh 3 bait ini sungguh sangat membangkitkan rasa ke-Nasionalisme-an kita, sangat terasa getar dan spirit dari semua leluhur bangsa kita yang seakan-akan menuntun langsung proses dari
penciptaan lirik-lirik ini, sekiranya sudah saatnya semua rakyat kita ikut menyimak dan memahami keseluruhan isi dari lagu Indonesia Raya ini.

Benang merah dari bait kesatu - kedua - ketiga :
~ bait kesatu
Aku berdiri jadi Pandu Ibuku dengan cara membangun jiwa dan raga.
~ bait kedua
Aku berdiri untuk selamanya, karena Indonesia Tanah Pusaka, maka dari itu . . . lewat doa, di-doakanlah supaya tanahnya harus subur, dan jiwa rakyatnya juga subur, jiwa rakyat disini lebih merupakan paduan antara hati [bathin] dan budi [perilaku].
~ bait ketiga
Indonesia Tanah yang Suci dan Sakti, maka dari itu : aku berdiri menjaga sang Ibu, agar tanah ini berseri.
Berjanjilah Indonesia Abadi, dengan cara: selamatkan rakyat, selamatkan putra terpilih, maka “Negeri ini dan pemimpinnya akan maju”.
Inti dan benang merah dari keutuhan 3 bait itu adalah :
Tekad, Harapan, dan Tugas!

Menilik lebih dalam lagi tentang rangkuman pemahaman dari keutuhan lagu itu yang merupakan konsepsi dasar dari Manunggaling Kawula Gusti, dan hasil dari semua
kata-kata yang ada di bait itu merupakan tuntunan langsung dari Dewi Sri melalui perlambang burung sriti.
Terdapat interval waktu dari proses pencapaian penciptaan utuh lagu Indonesia Raya ini, lagu ini versi instrumentalia-nya dilantunkan pertama kali pada Kongres Pemuda di Jakarta tanggal 28 Oktober 1928, seluruh rangkaian liriknya diselesaikan pada 15 Juli 1935 [Senin Kliwon, wuku Warigalit], dan menunggu cukup lama [menanti timing yang tepat] untuk dikumandangkan pada tahun 1942, terdapat interval waktu per-tujuh tahun mulai dari 1928 - 1935 - 1942. Pelantunan utuh lagu Indonesia Raya ini karena kondisi pada waktu
diciptakannya lirik tersebut [tahun 1935] tidak memungkinkan, dan harus menunggu datangnya ‘saudara tua’ seperti yang sudah digariskan oleh alam dan leluhur kita lewat Jangka Jayabaya.
Saudara tua itu tak lain dan tak bukan adalah Nippon [Jepang] yang berlambangkan matahari terbit, yang merupakan manifestasi dari Bathara Surya, dan hanya seorang Kusno [Soekarno] yang dapat mengambih alih itu semua untuk kemudian memerdekakan bangsa ini, itulah juga kenapa Soekarno juga disebut sebagai Putra Sang Fajar.

emoticon-Hot News

Kajian DoingGood, Selasa Kliwon, 16 Juli 2007

Wage Rudolf Supratman (1903-1938)
Wage Rudolf Supratman lahir 19 Maret 1903 di Dusun Trembelang, kelurahan
Somongari, kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Sebagai anak ke tujuh dari
Keluarga Jumeno Senen Sastrosuharjo. Lahir pada pasaran Wage. Dua bulan
kemudian dibawa kembali ke Tangsi Meester Cornelis Jatinegara Jakarta. Untuk
memenuhi peraturan administrasi guna memperoleh tunjangan warga KNIL maka
dibuat keterangan kelahiran dengan nama Wage Supratman.
Di Makassar untuk melanjutkan sekolah ke ELS (Europees Lagere School) ia diangkat
anak oleh kakak iparnya Sersan Willem Van Eldik dan diberi nama tambahan Rudolf,
terus melanjutkan ke Normaalschool hingga lulus.
Pada tahun 1924 ia pergi ke Bandung, ia menjadi
wartawan koran Kaum Muda. Ia ikut memperjuangkan
cita-cita kebangsaan dalam bidang komunikasi massa
bermain biola. Lagu itu diperkenalkan secara luas untuk
pertama kali di depan Kongres Pemuda yang
berlangsung di Jakarta 28 Oktober 1928. Dengan biola
ditangan, Supratman memperdengarkan karyanya itu.
Untuk selanjutnya lagu Indonesia Raya selalu
dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai politik.
Setelah Indonesia Merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai
lagu Kebangsaan perlambang persatuan bangsa. Pada
17 Agustus 1938, WR. Supratman meninggal dunia di
Surabaya.
0
3.4K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan