Wabdi Sihombing (22), sopir Metromini 47 jurusan Pondok Kopi-Senen, menabrak 3 siswi SMP Al Washliyah 1 Rawamangun, Selasa (23/7) kemarin. Akibat perbuatannya, pria berambut keriting ini harus meringkuk di balik sel Satwilantas Jakarta Timur.

Meski sudah menghilangkan nyawa satu dari tiga siswi yang ditabraknya, tak terlihat ada penyesalan di wajah pria lajang asal Sumatera Utara ini. Meskipun dia mengakui kesalahannya dan siap menerima risikonya.

"Saya tidak tahu kalau ada yang tewas, kalau gitu saya minta maaf sama keluarga mereka," ujar Wabdi santai saat ditemui di kantor Satwilantas Jakarta Timur, Rabu (24/7).

Dia menuturkan, saat kejadian memang kondisi lalu lintas di sekitaran Jalan Pemuda, Rawamangun sedang macet parah. Karena harus kejar setoran, dia nekat menerobos jalur busway supaya cepat sampai ke terminal.

"Saat itu kondisinya macet, saya masuk ke busway, saya kaget lihat ada tiga orang menyeberang. Akhirnya saya banting setir dan tidak bisa menghindar lagi," jelasnya.

Wabdi mengaku sudah tiga tahun berprofesi menjadi sopir Metromini. Selama itu pula, dia berani mengemudi tanpa SIM dan KTP Jakarta.

"Saya tinggal di pool Metromini, memang nggak punya SIM sama KTP. Nggak sempat buat," ungkap berkumis itu.

Dia juga mengakui kondisi Metromini yang dikemudikannya tidak laik jalan lagi. Sebab pedal kopling tidak berfungsi sehingga harus diakali dengan karet agar pedal kembali pada posisinya setelah diinjak.

"Pedal kopling sudah tidak berfungsi dengan baik sehingga dibantu diikat dengan karet, biar balik lagi kopling-nya," jelasnya.

Atas perbuatannya tersebut Wabdi diancam UU Lalu Lintas dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara.

http://www.merdeka.com/peristiwa/ini...awamangun.html

Jadi sopir juga kudu sekolah, bukan cuma bawa mobil dan targetin pendapatan. sudah saatnya Polkis juga punya aturan ketat soal SIM ama STNK