merkapaAvatar border
TS
merkapa
DISKUSI : MUSUH MENDARAT DULU BARU DIHAJAR ATAU MENCEGAH MUSUH MENDARAT?
Selama 5 dekade terakhir TNI punya konsep unik dan halk ini sering tertuang dalam latgab2 kita dimana musuh mendarat dulu baru daerah yang didududki musuh direbut.

Ini disebabkan karena selama perang dingin (1965-1990) kita cebderung aman mengingat adanya pangkalan AS di SUBIC Filipina untuk mengcounter Sovyet di Cam Ranh. Untuk menduduki Indonesia itu bukan perkara gampang , sampa saat ini hanya Jepang yang mampu melakukannya di PD II dalam tempo 2 bulan

Pengalaman perang kita selama ORLA dan ORAB , TNI cenderung melakukan penumpasan pemberontakan baik dengan cara konvensional dengan operasi amfibi skala penuh dan linud yaitu Ops di Sumatra (PRRI) , Maluku (RMS), Sulawesi (Permesta), dan Seroja (Tim2). selain cara konvensional kita juga rajin melakukan ops anti gerilya di Jabar,ACEH dan Sulsel (Kartosuwiryo) . untuk operasi keluar kita punya pengalaman antara lain di trikora dan Dwikora baik dengan operasi pendaratna , gerilya infiltran dan linud di papua, kalimantan utara dan Semenanjung Malaysia dan Singapura.

Namun Sejak era 1990 dan dalam sirtuasi 2 dekade sekarang situasi berubah secara cepat dan luar biasa . Pertyumbuhan Militer Tiongkok yang pesat dan mengancam di LCT dan LCS seharusnya sudah menjadi dasar pemikiran kita untuk mengubah konsep demikian kita sudah seharsunya beranjak dr biarkan musuh mendarat menjadi mencegah musuh mendarat dimana untuk melakukan hal itu kita harus memodernisasi pertahanan laut, udara dan pertahanan pantai .

Sebenarnya untuk konsep pertahan pantai di era 60-an saat kita sedang mesra2nya dengan Sovyet mereka sudah menganjurkoan konsep pertahanan pantai dan selat yang menggabungkan KCR KOMAR dan rudal styx yang ditembakkan dr pantai namun Konsep ini tidak kita anut mengingat mahalnya investasi yg harus dilakukan . Konsep ini dilakukan oleh Tiongkok yang mencegah musuh untuk mednarat dengan membangun bunker2 rudal, pesawta tempur AL dan KCR Type 54 (lisensi Komar Class). Vietnam dan Korea Utara juga mengaini konsep ini

Saat ini Vietnam lebih modern lagi dengan menggelar unit pertahanan mobile rudal SSM Yakhont dan Shaddock mereka digabungkan dengan KCR serta nantinya Gepard mereka didukung dengan 34 Su-30 dan masih bertambah lagi dengan kemappuan Anti kapal dan BVR.

Untuk pertahanan negara kepulauan selain dua negara daratan di atas , kita patut melihat konsep Jepang yang benar2 membangun AL-mereka secara mumpuni dengan dukungan patroli Maritim Orion dan didukung dengan Armada udara 96 F-2 dengan 4 rudal anti kapal plus masih didukung rudal pertahanan pantai yang dioerasikan oleh JGSDF yang bersifat mobil dan dapat dikerahkan dalam waktu singkat untuk pertahanan pantai, karena bagi mereka bila musuh mendarat mereka sudah kalah

Bagaimana dengan Indonesia? Bila semua negara di atas memodernisasi semua AB mereka baik AU dan AL kita ketinggalan 2 dekade akbat keterlibatan ABRI dalam politik praktis selama 3 dekade semasa ORBA dan konsep modernisasi di ketiga angkatan. Sebagai negara berkekuatan maritim kita meninggalkan kemampuan udara anti maritim kita selama 5 dekade. Jadi artinya AU hanya berfungsi sebagai straffing darat (Bantuan tembakan Udara) dan menyediakan kemampuan Linud dan tidak disiapkan dalam peran perang anti maritim . Parahnya lagi padahalkita sudah melihat analisa argentina bahwa jika mereka dilengkapi bom berpemandui laser saja perang malvinas bisa berubah arahnya. Au kita tetap saja dibekali dengan dumb bomb Mk82 dan roket . Hanya kemampuan anti kapal kita baru meningkat setelah Su-27 kita dilengkapi KH-35 dan nantinya 24 F-16 baru yg dibeli akan dilengkapi AGM-84 Harpoon. memang ketinggalan namun setidaknya kita mulai sedikit berbenah ke arah sana. Bagaimana dengan AL? sekalipun emmiliki kemampuan amfibi yang terbaik di Asteng, kemampuan AL kita masih jauh jauh sekali dibanding nanti bakal lawan kita di LCS. akusisi NR dan PKR serta armada CBG jelas2 jauh kemampuan kita dari mencukupi. setidaknya jika mau jika kerjasam dengan Korsel ditingkatkan untuk urusan kapal permukaan maka setidaknya kita memiliki sedikit daya pukul mengingat saat ini kapal2 KRI kita hanya sedikit yang siap dalam pertempuran modern dan rawan dihancurkan dr udara mengingat minimnya kemampuan TNI AU dan kemampuan AAW KRI kita.

Jika di laut dan di darat kita mulai berbenah, AD sedikit kelabakan akibat perubahan konsep ekstrim, dari menitikberatkan infantri (PLA udah modernisasi sejak 80-an, dan Vietnam 1.000 langkah dr kita, uniknya konsep kavart (kavaleri artileri) kita malah ketinggalan jaugh dr seluruh negara Asteng terlebih2 Kamboja dan Sing) mulai merambah ke semua kecabangan baik artileri dan kavaleri dengan mulainya pengadaan MLRS< MBT dan artileri 155mm meskipun dalam jumlah terbatas sayangnya inipun masih belum menyentuh HANUD long range, medium dan Shorad serta HANTAI (pertahanan PANTAI, bukan HENTAI emoticon-Ngakak)

Sudah selayaknya untuk ke depannya konsep latgab berubah jadi perthanan pantai dan seterusnya dan tidak menunggu musuh mendarat lagi baru dihajar karena itu sudah terlambat sekali

Quote:
Diubah oleh merkapa 22-07-2013 06:33
0
21.7K
348
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan