Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ozombieAvatar border
TS
ozombie
[Zainal Abidin FPI Cuma Bisa Ngeles] Kalangan Ulama di Jateng Kecam FPI
Kalangan ulama kecam FPI
Eka Setiawan
Senin, 22 Juli 2013 − 21:09 WIB


Sindonews.com - Ormas Front Pembela Islam (FPI) dikecam kalangan ulama maupun pihak – pihak terkait di Jawa Tengah karena dinilai arogan.

Mereka meminta agar FPI tidak perlu bersikap arogan jika melihat pelanggaran di masyarakat, dan lebih baik menyerahkan semuanya pada aparat penegak hukum.

Hal ini disampaikan para ulama pada acara tatap muka dengan Kapolda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Dwi Priyatno, di lobi Mapolda Jawa Tengah.

Selain dihadiri sejumlah ulama dan pejabat utama Polda Jawa Tengah, pertemuan ini juga dihadiri perwakilan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) dan Kepala Staf Kodam (Kasdam) IV/Diponegoro, Brigadir Jenderal TNI Agus Kriswanto.

Pimpinan Pondok Pesantren Mashitoh Salatiga, KH. Nasir Asyari, menolak dengan tegas adanya FPI. Menurutnya, FPI tidak sejalan dengan ajaran Islam.

“Islam itu rahmatan lil ‘alamin, membawa rahmat dan kesejahteraan. Arogansi seperti itu karena kurang memahami syariat. Kita semua seharusnya menjaga persatuan, NKRI. Persatuan itu sangat mahal, dan perlu dipahami bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman,” katanya, Senin (22/7/2013).

Demikian pula, pimpinan Ponpes Al Hikmah Al Islamiah, sekaligus Pimpinan Perguruan Islam Sultan Fatah dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Salatiga, Drs. KH. Tamam Qoulani. Dia berargumen FPI belum mempunyai ketentuan – ketentuan untuk membela Islam.

“Membela Islam itu syaratnya berat. Mana kekuatanmu, mana kudamu, mana senjatamu yang membuat gentar musuh. FPI itu punya apa? Dulu sempat FPI mau masuk Salatiga, kami dengan tegas menolaknya. Kami di Salatiga, kyai – kyai, santri, madrasah di Salatiga adalah pembela Islam, jadi tidak perlu ada FPI. Kapolda perlu menyampaikan itu ke Kabupaten/Kota,” tambah sesepuh yang sudah menginjak usia 84 tahun ini.

Ketua FKUB Jawa Tengah, Dr Abu Habsin MA, PhD, mengatakan keprihatinannya atas insiden itu.

“Tentu keributan itu muncul, tidak lepas dari pihak yang melihat adanya penyimpangan sosial. Mereka geregetan, hingga akhirnya terjadi seperti itu. Ini juga jadi sarana instrospeksi masing – masing,” tambah Abu Habsin yang juga menjabat Ketua PWNU Jawa Tengah ini.

Menanggapi hal itu Ketua Tim Advokasi FPI Jawa Tengah, Zainal Abidin Petir, berargumen sesama umat Islam hendaknya tidak saling menjatuhkan.

“Kejadian di Sukorejo itu di luar kendali kami,” katanya yang turut hadir pada pertemuan itu.

Sementara itu, Kapolda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Dwi Priyatno mengakui pemberantasan penyakit masyarakat tidak mungkin sampai ke titik nol, mengingat itu adalah penyimpangan sosial.

Terkait arogansi FPI, Kapolda dengan tegas mengatakan akan ada tindakan tegas bagi tiap perbuatan melanggar hukum.

“Sudah disampaikan berulangkali, sweeping itu dilarang dilakukan ormas. Tidak ada legislasinya. Kami sendiri tidak menutup mata, kami menerima kritik. Kami juga melakukan penindakan sekaligus memberikan kepastian hukum, apakah bersalah atau tidak,"ujarnya.

Untuk kasus Kendal itu, ada 4 warga yang ditetapkan sebagai tersangka dan diperiksa di Mapolres Kendal. Mereka terbukti melakukan perusakan kendaraan dan pemukulan. Mereka telah diproses secara hukum.

"Dari FPI itu 3 orang, jadi seluruhnya ada 7 orang tersangka,” timpalnya.

Sebelumnya diberitakan, korban jiwa pada insiden itu adalah Tri Munarti, warga Desa Krikil RT02/RW01, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal.

Korban meninggal sekira pukul 17.00 WIB setelah sepeda motor yang ditumpanginya ditabrak mobil FPI, dan dibawa ke rumah duka sekitar pukul 18.30 WIB.
Sekira pukul 20.00 jenazah dimakamkan di TPU Desa Krikil, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal.

http://daerah.sindonews.com/read/201...lama-kecam-fpi


Ulama Jateng Tolak Aksi FPI
Dibaca: 102


SEMARANG – Ulama dari beberapa daerah di Jawa Tengah (Jateng) menyesalkan munculnya bentrokan warga Sukorejo, Kabupaten Kendal, dengan Front Pembela Islam (FPI) pada Rabu dan Kamis (17-18/7). Me­reka secara tegas menolak aksi FPI di Jateng.

Ungkapan itu muncul dalam pertemuan antara 20 ulama dari Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Salatiga, dan Demak dengan Kapolda Jateng Irjen Dwi Priyatno dan Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Agus Kriswanto di Mapolda, Senin (22/7) siang.

Pertemuan itu juga dihadiri Ketua Advokasi FPI Jateng Zaenal Abidin Petir dan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama Jawa Tengah. Pengasuh Pondok Pesantren Mashitoh Salatiga Nasir Azhari mengungkapkan, “Bila melihat berita di internet, saya menjadi sedih, sebab ada organisasi yang meng­atasnamakan Islam, tetapi mengapa selalu berhubungan dengan tindakan anarkistis? Di sini saya melihat sejauh mana pemahaman syariat? Bila jihad, itu jihad yang mana? Di sam­ping itu, pemahaman bernegaranya juga di mana?”

Ia menambahkan, bila organisasi massa itu ingin membasmi kemaksiatan maka sebenarnya itu memang tugas masyarakat bersama. “Namun dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ada lembaga yang menanganinya. Mari kita laporkan, kita tunggu tanggapan lembaga (kepolisian) itu. Ja­ngan justru melakukan sendiri yang dalam aksi itu justru me­rugikan orang,” katanya.

Sementara itu ulama lain dari Kendal mengaku heran dengan ulah organisasi massa yang sering melakukan tindakan anarkistis. “Mereka me­ngenakan jubah dan sorban, namun tindakannya anarkistis. Apakah dalam sehari-hari me­reka mengenakan jubah dan sorban, ataukah hanya me­ngenakan seragam itu bila ingin bertindak anarkis?” ujarnya.

Pernyataan lebih tegas lagi diungkapkan oleh ulama se­puh, pemimpin Pondok Pesantren Al Hikmah Al Islamiyah Salatiga Tamam Qoulani (84). “Ketika saya menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia Salatiga, ada permintaan dari FPI untuk membentuk organisasi FPI di wilayah Salatiga. Secara tegas saya langsung menolak. Kenapa? Mereka itu (FPI) menganggap kami ini apa? Di Salatiga ada 175 kiai, ada sekolah madrasah, ada 76 pondok pesan­tren. Apakah kami ini bukan membela Islam?” katanya.

Ia menyambung, “Menyandang label pembela Islam itu berat syaratnya. Apakah FPI sudah memenuhi semua syarat sebagai pembela Islam? Oleh sebab itu saya tegaskan, Salatiga tidak butuh FPI!”

Lain lagi komentar Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Jawa Tengah yang juga Wakil Ketua DPW Muhammadiyah Jawa Tengah, Rozihan.
“Dalam Islam ada arus besar dan arus kecil. Arus besar adalah NU dan Muhammadiyah. Arus besar tidak pernah bentrok. Namun ada arus kecil yang bersuara terus. Nah, arus kecil ini (FPI) harus kita ajak dialog,” katanya.

FPI Minta Maaf

Di sisi lain, Ketua Advokasi FPI Zainal Abidin Petir menyatakan permohonan maaf atas tindakan FPI. “Kami mengakui FPI memang masih dangkal pengetahuan agamanya. Oleh karena itu kami mohon diberi ilmu (ilmu agama) dan masukan dari para ulama. Kami hanya ingin melaksanakan Islam yang hakiki. Tolong, bina kami,” katanya.

http://cetak.shnews.co/web/read/2013...i#.Ue9nXNLWUuo

Mantap wejangan para ulama, sampai perwakilan FPI cuma bisa ngeles doang. emoticon-Big Grin
Quote:
Diubah oleh ozombie 24-07-2013 08:03
0
6.7K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan