Proses pengosongan rumah dan lahan milik Kapten Inf (Purn) Suwarno di Jalan Raya Pondok Gede RT 02/01, Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi sempat ricuh. Pemilik rumah dan keluarga mengalami serangkaian penganiayaan oleh anggota TNI AU yang ingin melakukan eksekusi

Sejak pagi, ratusan anggota TNI AU sudah bersiaga di lokasi eksekusi. Pihak pemilik dan keluarga juga siaga untuk tetap mempertahankan rumah yang sudah ditinggalinya selama lebih dari 30 tahun. Saat inilah saling dorong antara pihak keluarga dan TNI AU berlangsung.

“Ayah saya diinjak-injak hingga tak sadarkan diri. Tulang rusuknya juga patah akibat pemukulan itu. Kami semua dipegang, dijatuhkan ke tanah,” tutur Hesti Dimalia, salah satu anak Suwano.

Selain itu, kakaknya yang masih aktif sebagai anggota TNI AD, Sersan Mayor Heri Wibowo dibawa keluar rumah oleh petugas sambil dipukul dan ditendang. “kakak saya habis dipukuli,” tambahnya.

Suwarno yang sudah siuman menyayangkana arogansi yang ditunjukkan oleh anggota TNI AU saat mengeksekusi rumahnya. “Kami hanya mempertahankan hak kami. Negara hukum kok begini,” katanya lirih.

Sebelumnya Kuasa Hukum keluarga, Safriadi mengaku sudah melayangkan surat kepada Lanud Halim Perdanakusuma untuk menyelesaikan masalah ini di pengadilan. Tapi, Lanud menolak dengan alasan lahan itu memang milik TNI AU.

Sementara, pihak Lanud Halim PerdanaKusuma bersikeras tanah ini adalah milik TNI AU. Pihak TNI AU mengaku sudah melayangkan surat peringatan kepada pihak keluarga sebanyak tiga kali. selain itu, Sertifikat Hak pakai No.4 Tanggal 25 Mei 1977 yang dimiliki TNI AU dijadikan dasar untuk mengosongkan lahan itu.