Renungan Ramadhan 1434 H:

90% Koruptor di Indonesia adalah umat Islam! Bahkan mungkin lebih..

Namun sesungguhnya mereka hanya mengaku Islam. Karena tentu agama tegas-tegas melarang/mengharamkan korupsi dalam aneka bentuknya dan untuk alasan apapun melakukannya. Sangat mungkin awalnya adalah terjadinya rasionalisasi/pemikiran permissive bahwa Allah adalah Tuhan maha pengampun atas segala dosa (termasuk korupsi).

Fasilitas di dalam ajaran Islam kemudian dimanfaatkan untuk 'mengijinkan' dosa ini dilakukan: adanya ketentuan zakat, sedekah, infaq dsb untuk 'membersihkan' harta? Berhaji ke tanah suci - menangis sedu sedan dan bertobat di muka Ka'bah? Berkali-kali Ramadhan dijalani khusuk karena bulannya segala 'pengampunan'? Mendirikan masjid utk bekal di Akhiraat? Banyak sekali yg tergelincir akan hal ini.
Setidaknya Mereka lupa dua hal prinsipil dalam Islam: islam menghendaki 'bersuci' untuk menghadap Allah (konsep berwudhlu), wudhlu tentu bukan hanya badaniah yg disucikan, namun juga darah, jiwa, pemikiran dan hati. Harta hasil korupsi secara langsung atau tidak akan menjadi 'darah/daging' kotoran jiwa yang selalu menempel pada jasad manusia. Jadi sungguh segala ibadah apapun yang dilakukan dari hasil Korupsi menjadi TIDAK SAH dihadapan Allah. Kedua adalah, tentang janji atau sumpah. Dalam doa Iftitah dalam sholat kita sesungguhnya berjanji/bersumpah bahwa Sholatku, Ibadahku, Hidup dan Matiku hanyalah untuk dan karena Allah. Kiranya badai kehidupan menghadang, Muslim akan tetap Istiqamah memegang sumpahnya dan selalu berada dalam jalan-Nya.

Mari renungkan... berapa kali lagi Ramadhan harus kita lewati agar diri dan masyarakat kita menjadi pribadi Muslim yang unggul dan benar-benar mampu melenyapkan Korupsi dalam kehidupan sehari-hari???

Semoga ini sedikit berperan untuk membangunkan tidur panjang Ruh kaum Muslim Indonesia...