Tribunnews.com,Jakarta- Fenomena praktisi politik yang melakukan pencitraan maupun sosialisasi melalui spanduk, baliho dan media sejenis di Bulan Suci Ramadan ini kian marak. Ditambah dengan momen Pemilu yang sebentar lagi digelar.

Jika tokoh-tokoh politik gencar melakukan pencitraan dengan gaya "nampang" di baliho, tidak demikian halnya dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Pria yang akrab disapa Jokowi ini mengaku sama sekali tidak tertarik untuk "nampang" di baliho maupun media sejenis. Pria murah senyum ini justru berniat tidak akan memasang wajah di baliho, spanduk dan media sejenis selama masa kepemimpinananya.

"Nggak tertarik. Dulu pernah ada Dinas yang makai wajah saya untuk promosi. Langsung saya marahi dan sampai sekarang udah nggak ada lagi," ujarnya saat ditemui di Balaikota, Kamis (12/7).

Jokowi juga mengkritik para pemimpin daerah yang memasang wajahnya di Bandara Soekarno Hatta. Menurutnya, cara untuk mempromosikan potensi daerah tidak dengan cara tersebut. Jokowi mengatakan. Promosi potensi daerah dapat dilakukan dengan memasang gambar lokasi destinasi wisata daerah tersebut.

"Urgensinya apa? Lha yang menurut saya nggak usah seperti itu. Masang-masang wajah kita di bandara. Padahal yang dipromosikan adalah pariwisata. Masak yang muncul muka gubernurnya. Kan harusnya yang dipromosikan ya destinasi-destinasi pariwisatanya." tuturnya.

Mengenai momen Ramadhan, Jokowi menukas, tak perlu pasang spanduk ucapan. Yang penting adalah tindakannya.
"Yang penting kan sahurnya, puasanya, buka-nya, tarawihnya," ucapnya sembari terkekeh.

http://www.tribunnews.com/metropolit...hnya-di-baliho

Semoga gubernur spanduku seperti Gubernur Jabar Ahmad Heryawan segera bertaubat dan tidak narsis di spanduk lagi.... ikutilah jejak langkah Jokowi yang tak narsis di spanduk...

salam jakarta