Quote:
Pemerintah belum menentukan secara resmi tarif bus dan angkutan kota (angkot) setelah kenaikan harga BBM bersubsidi. Namun pengusaha angkot dan bus sudah menaikkan tarif secara sepihak yang membuat penumpang teriak.
Tak tanggung-tanggung, mereka menaikkan tarif hingga 30 persen sampai 50 persen.
Dewi, warga yang kerap menggunakan Mikrolet M 34 jurusan Kalibata-Barkah ini cemberut ketika membayar tarif angkot. Dia naik dari Stasiun Tebet hingga Jalan Tebet Barat 9 atau lebih dikenal dengan daerah Anita.
"Biasanya jarak dekat cuma Rp 2.000, sekarang Rp 3.000. Bukannya pemerintah belum tentukan kenaikan tarif angkot ya, kok udah naik aja," ujar Dewi kepada merdeka.com di kawasan Tebet Barat, Jakarta Selatan, Senin (24/6).
Dewi mengatakan, di dalam angkot sudah terpasang stiker kenaikan tarif baru. Stiker itu berada di kaca belakang namun menghadap ke penumpang. "Udah ada stiker tulisannya Dekat = 3.000, Jauh 5.000 dan Pelajar 2.000," ujar dia.
Lain lagi dengan Widya, wanita yang biasa menumpang bus P 9A jurusan Bekasi-Senen dari Bekasi ini komplain kepada kernet bus itu karena meminta ongkos dengan tarif baru. "Biasanya bayar Rp 4.500, sekarang dia mintanya Rp 6.000," ujar Widya dengan nada emosi kepada merdeka.com di Senen, Jakarta Pusat.
Dia kesal karena pemerintah belum menentukan persentase kenaikan secara resmi. "Kita juga ga tau naiknya berapa dari pemerintah, tapi bus sudah naikkan tarif duluan," tegas dia.
Protes juga datang dari Lisa, perempuan yang selalu menggunakan bus P 9 BT jurusan Bekasi-Kampung Rambutan ini harus mengeluarkan ongkos lebih karena kernet bus sudah meminta tarif baru. "Kesel sih tapi mau gimana lagi, ya terpaksa bayar tarif baru. Biasanya Rp 4.000, sekarang Rp 5.000," kata Lisa di Kampung Rambutan.
Diketahui, terhitung mulai Sabtu (22/6), harga jual premium yang semula Rp 4.500 per liter kini menjadi Rp 6.500 per liter dan harga Solar yang semula Rp 4.500 per liter menjadi Rp 5.500 per liter.
sumber