Sebenernya saya rada gak ngerti tentang bola, maklumlah perempuan. Kalau disuruh maen bola pun, kami kaum hawa cuma tahu satu aturan, yaitu gimana caranya gawang gak kebobolan. Pakai cara apapun, mau kumpul satu tim di depan gawang ( gawangnya ketutupan), atau apapun. Memang rempong kami ini.

Saya amati, gara-gara bola indonesia bisa bersatu, tapi gara-gara bola juga indonesia bisa pecah-belah. Sampai seorang ibu yang biasa didapurpun, kalau nonton bola bisa ikut maki-maki penjaga gawang yang kebobolan. Dan gara-gara bola pun ( kalau PERSIB main, kebetulan saya tinggal di Bandung ) satu kantin Salman ITB bisa heboh karena teriakan bapak-bapak yang cukum gelegar membahana.

Dan hari ini saya mendengar berita mengecewakan, PERSIB gagal main di kandang PERSIJA. Gara-gara bus pemain PERSIB dilempar batu dan bom molotov (wallahu’alam sih kalau soal bomnya). Yang digarisbawahi tentang pelemparan busnya. Alhasil bobotoh ikutan ngamuk. Waduhhh…biasanya rada ngeri nih kalau sudah begini.

Kata adik saya yang pendukung PERSIB ( saya mah netral ), yang main batu mah cuma manusia purba. Hehe…

Dan bobotoh memang naik darah. Tadi petang saya naik angkot yang ongkosnya baru naik 20-30 % karena dampak BBM naik. Segerombolan motor yang dikendarai bobotoh datang bagaikan gelombang pasang yang lagi mengamuk. Mereka meng-sweeping kendaraan berplat B. Bahkan ada anak muda tengil yang menghentikan sebuah motor berplat B sambil bentak-bentak pengendaranya, padahal pengendaranya lebih tua darinya. Miris. Ya Allah…

Kadang saya pikir, kok gara-gara bola jadi begini sih. Solidaritasnya menyimpang. Memang gak cukup gitu korban yang sudah berjatuhan gara-gara sikap anarkis oknum suporter?

Tahun lalu mungkin ada yang masih ingat, ketika tiga bobotoh harus meregang nyawa gara-gara sikap anarkis oknum suporter PERSIJA. Bahkan salah satunya tidak tahu apa-apa, cuman salah tempat duduk ( dia dari Bandung dan duduk diantara suporter PERSIJA ). Kata teman saya yang kebetulan ada disitu, suporter PERSIJA begitu mengerikan. Banyak yang berteriak” Habisin!Habisin!”, ketika itu. Padahal mungkin kita tidak tahu, bisa jadi korban itu adalah tulang punggung keluarganya, atau dia besok harinya mau menikah atau bahkan dia saudara jauh kita.

Apa mereka bukan manusia? Pernah belajar PPKn gak sih?

Sedih banget karena mereka tidak teladan sekali

Yang bobotoh pun, jangan ikutan anarkislah. Merasa marah boleh, solid boleh. Tapi ya, yang punya plat B mungkin tidak tahu apa-apa. Biar oknum PERSIJA (pelaku pelemparan) saja yang dinilai jelek oleh masyarakat. Jadilah suporter yang penuh kasih, soleh-sholehah, penuh sopan-santun.

Usul aja sih, kalau bisa ketika PERSIB dan PERSIJA akan tanding, tandingnya jangan di Bandung atau di Jakarta. Rusuh nanti yang ada.


Makasih
---------------------------------------------------------------------------------------------------