[Menyambut Ultah Jokowi 21 Juni] Jokowi mau Ultah, Warga Solo Beri Ucapan Selamat



Solo – Menjelang ulang tahun ke-52 Joko Widodo (Jokowi), mantan Walikota Solo yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta, yang jatuh pada tanggal 21 Juni nanti, disambut bahagia sejumlah warga Solo. Bertempat di car free day (CFD) Jalan Slamet Riyadi, Minggu (16/6), sejumlah warga memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Jokowi di atas kain berukuran 1 x 7 meter.
Salah satunya warga, Elis Dwi Safitri (19) mengatakan sosok Jokowi merupakan orang yang berwibawa. Kedekatannya dengan masyarakat membuat Jokowi makin akrab dan semakin populer di kalangan kaum menengah ke bawah.
“Pak Jokowi ini kan merupakan tokoh yang dekat dengan masyarakat jadi beliau sangat dihormati dan disegani,” tutur mahasiswa Akademi Analis Kesehatan Solo tersebut.
Sementara itu, Desi Ambarwati (36) warga Kadipiro, Banjarsari mengungkapkan, saat dulu Kota Solo masih di bawah pemerintahan Jokowi, pihaknya merasa terbantu dengan adanya bantuan Program Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS). Hingga saat ini pun, setelah kepergian Jokowi memimpin DKI, Desi mengaku masih merasakan manfaat kepemimpinan beliau.
“Pak Jokowi telah berperan besar bagi warga Solo. Saya merasakan sendiri kepemimpinan beliau dengan mendapatkan PKMS,” ungkapnya.
Di kain tersebut juga terdapat tulisan seperti “Selamat Ulang Tahun Pak Jokowi”, “Semoga Semakin Banyak Jokowi yang Lain” dan masih banyak lagi. Rencananya setelah kain tersebut dipenuhi dengan ucapan selamat, nantinya akan dikirimkan atau diperlihatkan kepada Pak Jokowi saat beliau pulang ke Solo.
“Ini nantinya akan kita perlihatkan kepada beliau (Pak Jokowi). Bahwa masyarakat Kota Solo mengucapkan selamat ulang tahun kepada beliau,” papar penggagas aksi, Mayor Haristanto.

[Menyambut Ultah Jokowi 21 Juni] Ultah, Jokowi Dapat Kado Sebuah Lagu

Jakarta - Berbagai cara dilakukan seseorang untuk mempersembahkan hadiah untuk tokoh idolanya tengah berulang tahun. Seperti hal seorang finalis Putri Solo yang mempersembahkan sebuah lagu untuk Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi).

Mantan Putri Solo yang dimaksud adalah sosok Candra Mega atau akrab disapa Gadis MutMut. Lagu yang diberi judul 'Jokowi' itu merupakan persembahan Gadis untuk sang Gubernur yang akan berulang tahun ke-51 pada 21 Juni mendatang.

Gadis sendiri sebenarnya bukan 'orang baru' di industri musik Indonesia. Gadis kelahiran 11 Februari 1994 itu sempat malah melintang di jagad musik Tanah Air.

Memulai kariernya di dunia tarik suara mengikuti kontes pencari di sebuah TV Swasta pada 2008. Ia juga sempat bergabung dengan girlband Ping Pink pada 2012.

Tak mau berhenti disitu, kini Gadis ingin memberikan persembahan berbeda untuk musik Indonesia. Persembahan tersebut tak lain adalah lagu 'Jokowi' tersebut.

[Menyambut Ultah Jokowi 21 Juni] Ultah, Jokowi Dipaksa Warga Solo Nyapres



RMOL. Joko Widodo (Jokowi), Gubernur Jakarta yang juga figur capres terpopular pemilik elektabilitas tertinggi, besok ulang tahun. Warga Solo, kota yang pernah dipimpin Jokowi memberi ucapan selamat ulang tahun, sekaligus memaksa Jokowi agar mau nyapres di Pemilu 2014.
Warga Solo punya cara sendiri untuk mengungkapkan dukungan kepada Jokowi agar mau nyapres. Jauh-jauh hari sebelum hari H ulang tahun Jokowi yang jatuh pada 21 Juni besok, masyarakat Solo sudah menebar baliho berukuran besar di beberapa sudut jalan utama Solo.

Empat buah baliho bergambar Jokowi terpasang di kawasan Car Free Day, tepatnya di bawah jembatan penyebrang, Jalan Slamet Riyadi, Solo. Empat baliho bergambar Jokowi itu dilengkapi tagline berbahasa bule, It’s No Joke! Jokowi Wins.

Banyak warga Solo memanfaatkan baliho bergambar Jokowi itu menjadi latar untuk berfoto bersama. Warga juga membubuhkan tanda tangan di hamparan kain putih yang memang sengaja disediakan sebagai bentuk dukungan kepada Jokowi agar mau nyapres.

Di dekat poster itu para musisi jalanan juga ramai-ramai melantun lagu karangan merekas sendiri yang isinya mendukung bekas Walikotanya itu untuk nyapres.

“Kami mendukung Pak Jokowi maju sebagai Presiden. Harus jadi presiden, kalau hanya menjadi Wakil Presiden buat apa. Bu Mega, jangan jadikan Jokowi sebagai Wapres. Jokowi harus Presiden,” ungkap Haristanto, penggagas perayaan HUT Jalanan Jokowi.

Haristanto berharap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menjadi tempat Jokowi bernaung mau memberi tiket capres kepada Jokowi. Namun Haristanto berpesan kepada PDIP agar sungguh-sungguh mengusung bekas orang nomor satu di kota Solo itu dengan menyiapkan strategi jitu.

Sebab, jika PDIP setengah-setengah mendukung hingga akhirnya Jokowi kalah di pentas pilpres, risikonya adalah Jokowi bisa kehilangan jabatannya sebagai Gubenur DKI Jakarta.

Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yudha, tak kaget melihat besarnya aliran dukungan kepada Jokowi untuk nyapres, mengingat figur pengusaha mebel itu snagat fenomenal. Jokowi, kata Hanta, punya magnet elektoral tinggi, meski sejatinya tak ada kemampuan khusus yang dimiliki.

Jokowi hanya punya tiga kelebihan. Pertama, dia hadir sebagai figur alternatif, antitesa dari Presiden Yudhoyono. Publik menilai cara berpolitik Jokowi asli, muncul apa adanya. Karenanya apa pun yang dilakukan Jokowi mendapat sorotan banyak media.

Kedua, Jokowi saat ini punya panggung politik sebagai orang nomor satu di Ibukota. Ketiga, Jokowi adalah figur pas media darling.

“Karena media sangat memberikan pengaruh pada persepsi publik, maka tidak aneh jika popularitas dan elektabilitasnya menanjak terus,” jelas Hanta.

Board of Advisor Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie, juga memprediksi jutaan orang Indonesia akan memaksa Jokowi untuk bersedia nyapres. Dukungan itu, kata Jeffrie, akan disampaikan secara bergelombang alamiah.

“Sebab Jokowi menjadi harapan baru bagi masyarakat. Ini bukan tanpa alasan, karena Jokowi tampil menjadi sosok yang tanggap dan cepat mengatasi persoalan masyarakat,” ujarnya.

Jeffrie menilai, tanggapan Jokowi yang enggan memikirkan kursi presiden di Pilpres 2014 merupakan sikap politik tepat. “Karena Jokowi memang tidak harus memikirkan apalagi mendesain agar dirinya jadi capres 2014. Nantinya justru masyarakat yang akan mendesainnya,” pungkas Jeffrie. [Harian Rakyat Merdeka]