- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
..:: New Website Forum Rektor Indonesia ::..
TS
mhavel
..:: New Website Forum Rektor Indonesia ::..
Quote:
Quote:
Forum Rektor Indonesia merupakan tempat berkumpulnya para intelektual dan Rektor di berbagai universitas di Indonesia. FRI 2013 diketuai oleh Rektor Unissula, Prof. Dr. Laode M. Kamaluddin
Quote:
Forum Rektor Indonesia dalam kajian dan pemikirannya jangan semata-mata fokus pada persoalan pendidikan. Namun lebih dari itu harus masuk pada persoalan-persoalan kebangsaan, dan persoalan besar bangsa ini. Selama ini, hal itu sudah ditunjukkan oleh FRI, namun harus lebih aktif dan konsisten dijadikan mindset para pengurus FRI tanpa harus takut berhadapan dengan siapapun untuk menyampaikan kebenaran.
Prof. Edy Suandi Hamid (Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Prof. Edy Suandi Hamid (Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)
Spoiler for Sejarah:
Quote:
Forum Rektor Indonesia yang kemudian disingkat dengan FRI adalah tempat berkumpulnya para intelektual dan Rektor di berbagai universitas di Indonesia. FRI resmi berdiri pada tanggal 7 November 1998 di Bandung, yang merupakan hari di mana diadakan pertemuan Rektor se-Indonesia yang bertempat di Sasana Budaya Ganesha ITB. Pada pertemuan itu dihasilkan lima kesepakatan sebagai berikut :
Pertama : Para Rektor akan selalu bersama dengan mahasiswa dalam gerakan reformasi murni sebagai kekuatan moral dan intelektual, dank arena itu para rektor akan membela para mahasiswa yang tertindas dan terlanggar hak asasinya.
Kedua : Para Rektor meminta ABRI memberikan perlindungan kepada para mahasiswa yang menjalankan perannya sebagai kekuatan moral dan intelektual dalam menggerakkan reformasi yang murni dan berkesinambungan.
Ketiga : Pemilihan Umum hendaknya dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil; dan civitas akademika bersedia menjadi pemantau yang independen dalam usaha membangkitkan kepercayaan masyarakat nasional dan internasional.
Keempat : Perlunya independensi yudikatif terhadap eksekutif agar semua keputusan-keputusan, peraturan-peraturan, perundang-undangan dan Keputusan Presiden yang bertentangan dengan semangat reformasi dihapus secara tuntas, terutama produk-produk hukum yang berkaitan/menjurus dengan terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kelima : Perlunya reformasi budaya yang diawali oleh reformasi pendidikan secara komprehensif dan berkesinambungan, untuk melancarkan reformasi yang menyeluruh.
Kelima butir kesepakatan di atas ditanda tangani oleh :
Prof. Dr. Ir. Lilik Hendrajaya (Institut Teknologi Bandung) sebagai a.n. Panitia Pengarah
Prof. Dr. Thoby Mutis (Universitas Trisakti) sebagai Pimpinan Sidang
Prof. Dr. Anwar Arifin (Universitas Veteran RI Uj. Pandang) sebagai Wakil Peserta.
Pertama : Para Rektor akan selalu bersama dengan mahasiswa dalam gerakan reformasi murni sebagai kekuatan moral dan intelektual, dank arena itu para rektor akan membela para mahasiswa yang tertindas dan terlanggar hak asasinya.
Kedua : Para Rektor meminta ABRI memberikan perlindungan kepada para mahasiswa yang menjalankan perannya sebagai kekuatan moral dan intelektual dalam menggerakkan reformasi yang murni dan berkesinambungan.
Ketiga : Pemilihan Umum hendaknya dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil; dan civitas akademika bersedia menjadi pemantau yang independen dalam usaha membangkitkan kepercayaan masyarakat nasional dan internasional.
Keempat : Perlunya independensi yudikatif terhadap eksekutif agar semua keputusan-keputusan, peraturan-peraturan, perundang-undangan dan Keputusan Presiden yang bertentangan dengan semangat reformasi dihapus secara tuntas, terutama produk-produk hukum yang berkaitan/menjurus dengan terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kelima : Perlunya reformasi budaya yang diawali oleh reformasi pendidikan secara komprehensif dan berkesinambungan, untuk melancarkan reformasi yang menyeluruh.
Kelima butir kesepakatan di atas ditanda tangani oleh :
Prof. Dr. Ir. Lilik Hendrajaya (Institut Teknologi Bandung) sebagai a.n. Panitia Pengarah
Prof. Dr. Thoby Mutis (Universitas Trisakti) sebagai Pimpinan Sidang
Prof. Dr. Anwar Arifin (Universitas Veteran RI Uj. Pandang) sebagai Wakil Peserta.
Spoiler for Latar Belakang:
Quote:
Memasuki tahun 2013 merupakan tahun yang sangat menentukan masa depan bangsa. Tahun ini adalah periode di mana kepemimpinan bangsa sedang dipersiapkan. Gejolak politik dipastikan akan terus berlangsung. Para aktor politik akan terus berkontestasi, memenuhi ruang-ruang media, saling berlomba untuk menunjukkan bahwa diri dan kelompoknyalah yang paling layak memegang kendali bangsa ini.
Pada saat yang sama, bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi ancaman besar. Fenomena aktor politik yang jauh dari keteladanan, maraknya hukum yang tak lagi berpijak kepada kebenaran, korupsi yang membudaya bagaikan virus yang menggrogoti tiap pilar bangsa. Ini telah membuat masyarakat bersikap apatis pada dunia politik, akibatnya jumlah pemilih yang golputpun semakin hari semakin meningkat.
Fenomena ini terlihat dalam Pilkada di berbagai daerah di Indonesia. Dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, masyarakat yang memilih Golput mencapai 37, 78 % atau lebih besar dibandingkan perolehan suara pemenang pemilu. Sedangkan di Pilkada Jawa Barat, pemilih Golput juga cukup tinggi hingga mencapai 36, 3 %. Puncak dari kemenangan Golput ini terjadi di Pilkada Sumatera Utara. Pertamakalinya pemilih golput memecah rekor hingga mencapai 63, 38 %.
Permasalahan yang tak kalah mirisnya adalah kaum muda yang telah kehilangan kesadaran kebangsaan dan semakin acuh dengan polemik bangsa. Bahkan mereka tak lagi perduli apakah negeri ini akan tetap bersatu atau dibubarkan saja. Pada kasus pemilih golput, terbukti kaum muda inilah yang paling banyak prosentasenya. Hampir tiap hari media mempertontonkan tawuran antar pelajar, peredaran narkoba dan tindak kriminal lainnya. Jika kondisi ini dibiarkan, Indonesia akan menghadapi petaka besar menuju negara gagal. Padahal, Indonesia dituntut untuk menyiapkan diri menghadapi Era Asia, era yang diramalkan akan menjadi milik Indonesia beserta beberapa negara Asia lainnya.
Asia kini telah menjadi center point kemajuan dunia. Beberapa negara Asia yang tergabung dalam EAGLE’s (Emerging and Growth Leading Economies), seperti Indonesia, China, India, Korea, Meksiko, Taiwan, dan Turki telah terbukti mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia. Era inilah yang kini dikenal dengan nama Era Asia.
Pada titik inilah Indonesia membutuhkan pemimpin yang visioner untuk membawa Indonesia melejit memimpin Asia, sosok pemimpin yang berani menegakkan keadilan. Pemimpin dengan rekam jejak yang bersih dan minim catatan.
Sayangnya, tokoh semacam ini belum tentu popular di era hiruk pikuk perpolitikan nasional yang hanya didasarkan pada hasil polling popularitas dan elektibilitas semata. Menghadapi situasi semacam ini, Forum Rektor Indonesia merasa terpanggil untuk ikut menjadi bagian dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa, mendorong kelompok masyarakat umum, khususnya kaum muda terpelajar untuk tidak bersikap apatis terhadap persoalan yang dihadapi bangsa tetapi memilih dengan pandangan jernih, dan diharapkan pada waktu pemilihan umum mereka tidak akan lagi menggunakan referensi popularitas dan elektibilitas, tetapi memilih berdasarkan program yang ditawarkan calonnya untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.
Untuk itu, Forum Rektor Indonesia memiliki beberapa kriteria yang ditawarkan kepada masyarakat untuk memilih calon pemimpinnya sebagai berikut:
Memiliki jejak kepemimpinan diberbagai organisasi, perusahaan maupun lembaga dan rekam jejak kepemimpinannya tidak pernahh melakukan atau diopinikan memiliki kasus. Baik korupsi, Kolusi, Nepotisme dan cacat moral lainnya.
Keberanian dan ketegasan dalam menegakkan keadilan meski harus berhadapan dengan banyak pihak.
Pemimpin yang punya inovasi dan visi sehingga bisa menciptakan sesuatu yang biasa menjadi luar biasa.
Seseorang yang bisa memprediksi datangnya gelombang dan mengetahui bagaimana menghadapinya serta memiliki rumusan yang jelas akan di bawa kemana bangsa ini.
Dengan mempertimbangkan NKRI yang multicultural dan multy etnic maka Pemimpin Indonesia haruslah pemimpin yang professional dan berdiri diatas semua golongan dan tidak bisa di intervensi oleh pihak manapun.
Pemimpin yang mampu membawa bangsa ini sejajar dengan bangsa – bangsa maju di Asia dan tetap memiliki komitmen yang tinggi memperjuangkan masyarakat lapis bawah yang kurang beruntung.
Mengapa hal ini yang ditawarkan, karenal Forum Rektor Indonesia berharap pada saat pemilihan berlangsung, antusiasme masyarakat dalam pemilihan pemimpin bisa didorong dan pilihan mereka lebih rasional dan mengacu pada program yang ditawarkan calonnya, tidak semata pada popularitas dan elektabilitas. Apabila memilih hanya didasarkan pada popularitas dan elektabilitas, maka yang semacam itu tak ubahnya membeli kucing di dalam karung, dan akan membuat bangsa ini semakin terpuruk.
Berkenaan dengan hal tersebut, pada tanggal 17-19 Januari 2013 di kampus Universitas Islam Sultan Agung Semarang telah diadakan Konvensi Kampus IX dan Temu Tahunan XV yang mengambil tema “Kepemimpinan Indonesia Baru Menyongsong Era Asia”.
Selain itu, Forum Rektor Indonesia juga telah mengadakan kerjasama dalam bentuk MoU dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 18 Januari 2013 tentang Pendidikan Pemilih Dalam Rangka Peningkatan Partisipasi Masyarakat pada Pemilu 2014. Melanjuti hal ini, Forum Rektor Indonesia juga telah mengadakan kerjasama dengan Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional-BAPPENAS) RI untuk mengedukasi masyarakat terutama kaum terpelajar tentang pentingnya wawasan kebangsaan, proses demokrasi dan mengenal calon pemimpin yang akan membawa Indonesia kedepan.
Untuk itu, Forum Rektor Indonesia berkomitmen untuk ikut dalam melakukan sosialiasi, diskusi dan mendidik masyarakat terutama dalam proses demokrasi pemilu 2014 dan ikut memperkenalkan serta menguji karakter, pikiran, gagasan, dan rumusan visi calon – calon pemimpin Indonesia yang akan ikut dalam pemilu 2014 mendatang.
Beberapa upaya dalam mewujudkan visi ini, Forum Rektor Indonesia juga telah mengadakan kerjasama dengan pihak TV One untuk mengadakan program acara yang diberi nama “Presidential Club”. Dimana dalam acara tersebut, para calon presiden dan masyarakat akan diedukasi untuk secara serius memikirkan nasib bangsa. Dalam forum diskusi yang menghadirkan para pakar sesuai bidang kajian, pihak KPU, para pemimpin perguruan tinggi anggota FRI dan kaum intelektual seluruh Indonesia. Para calon presiden dan wakil presiden ini akan diuji baik karakter, pikiran, visi dan konsep yang ditawarkan dalam memajukan Indonesia di Era Asia. Dan program dialog kampus yang akan diadakan di Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Adapun ruang lingkup kepemimpinan nasional tahun 2014 – 2019 yang diinginkan adalah sebagai berikut :
Aspek ideologi Pancasila dan kepribadian nasional
Aspek penegakan hukum dan implementasinya
Aspek kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa
Aspek kehidupan agama, sosial-budaya dan kesejahteraan masyarakat
Aspek pendidikan dan kesehatan nasional
Politik luar negeri yang bebas dan aktif
Aspek keamanan dan pertahanan NKRI
Pada saat yang sama, bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi ancaman besar. Fenomena aktor politik yang jauh dari keteladanan, maraknya hukum yang tak lagi berpijak kepada kebenaran, korupsi yang membudaya bagaikan virus yang menggrogoti tiap pilar bangsa. Ini telah membuat masyarakat bersikap apatis pada dunia politik, akibatnya jumlah pemilih yang golputpun semakin hari semakin meningkat.
Fenomena ini terlihat dalam Pilkada di berbagai daerah di Indonesia. Dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, masyarakat yang memilih Golput mencapai 37, 78 % atau lebih besar dibandingkan perolehan suara pemenang pemilu. Sedangkan di Pilkada Jawa Barat, pemilih Golput juga cukup tinggi hingga mencapai 36, 3 %. Puncak dari kemenangan Golput ini terjadi di Pilkada Sumatera Utara. Pertamakalinya pemilih golput memecah rekor hingga mencapai 63, 38 %.
Permasalahan yang tak kalah mirisnya adalah kaum muda yang telah kehilangan kesadaran kebangsaan dan semakin acuh dengan polemik bangsa. Bahkan mereka tak lagi perduli apakah negeri ini akan tetap bersatu atau dibubarkan saja. Pada kasus pemilih golput, terbukti kaum muda inilah yang paling banyak prosentasenya. Hampir tiap hari media mempertontonkan tawuran antar pelajar, peredaran narkoba dan tindak kriminal lainnya. Jika kondisi ini dibiarkan, Indonesia akan menghadapi petaka besar menuju negara gagal. Padahal, Indonesia dituntut untuk menyiapkan diri menghadapi Era Asia, era yang diramalkan akan menjadi milik Indonesia beserta beberapa negara Asia lainnya.
Asia kini telah menjadi center point kemajuan dunia. Beberapa negara Asia yang tergabung dalam EAGLE’s (Emerging and Growth Leading Economies), seperti Indonesia, China, India, Korea, Meksiko, Taiwan, dan Turki telah terbukti mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia. Era inilah yang kini dikenal dengan nama Era Asia.
Pada titik inilah Indonesia membutuhkan pemimpin yang visioner untuk membawa Indonesia melejit memimpin Asia, sosok pemimpin yang berani menegakkan keadilan. Pemimpin dengan rekam jejak yang bersih dan minim catatan.
Sayangnya, tokoh semacam ini belum tentu popular di era hiruk pikuk perpolitikan nasional yang hanya didasarkan pada hasil polling popularitas dan elektibilitas semata. Menghadapi situasi semacam ini, Forum Rektor Indonesia merasa terpanggil untuk ikut menjadi bagian dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa, mendorong kelompok masyarakat umum, khususnya kaum muda terpelajar untuk tidak bersikap apatis terhadap persoalan yang dihadapi bangsa tetapi memilih dengan pandangan jernih, dan diharapkan pada waktu pemilihan umum mereka tidak akan lagi menggunakan referensi popularitas dan elektibilitas, tetapi memilih berdasarkan program yang ditawarkan calonnya untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.
Untuk itu, Forum Rektor Indonesia memiliki beberapa kriteria yang ditawarkan kepada masyarakat untuk memilih calon pemimpinnya sebagai berikut:
Memiliki jejak kepemimpinan diberbagai organisasi, perusahaan maupun lembaga dan rekam jejak kepemimpinannya tidak pernahh melakukan atau diopinikan memiliki kasus. Baik korupsi, Kolusi, Nepotisme dan cacat moral lainnya.
Keberanian dan ketegasan dalam menegakkan keadilan meski harus berhadapan dengan banyak pihak.
Pemimpin yang punya inovasi dan visi sehingga bisa menciptakan sesuatu yang biasa menjadi luar biasa.
Seseorang yang bisa memprediksi datangnya gelombang dan mengetahui bagaimana menghadapinya serta memiliki rumusan yang jelas akan di bawa kemana bangsa ini.
Dengan mempertimbangkan NKRI yang multicultural dan multy etnic maka Pemimpin Indonesia haruslah pemimpin yang professional dan berdiri diatas semua golongan dan tidak bisa di intervensi oleh pihak manapun.
Pemimpin yang mampu membawa bangsa ini sejajar dengan bangsa – bangsa maju di Asia dan tetap memiliki komitmen yang tinggi memperjuangkan masyarakat lapis bawah yang kurang beruntung.
Mengapa hal ini yang ditawarkan, karenal Forum Rektor Indonesia berharap pada saat pemilihan berlangsung, antusiasme masyarakat dalam pemilihan pemimpin bisa didorong dan pilihan mereka lebih rasional dan mengacu pada program yang ditawarkan calonnya, tidak semata pada popularitas dan elektabilitas. Apabila memilih hanya didasarkan pada popularitas dan elektabilitas, maka yang semacam itu tak ubahnya membeli kucing di dalam karung, dan akan membuat bangsa ini semakin terpuruk.
Berkenaan dengan hal tersebut, pada tanggal 17-19 Januari 2013 di kampus Universitas Islam Sultan Agung Semarang telah diadakan Konvensi Kampus IX dan Temu Tahunan XV yang mengambil tema “Kepemimpinan Indonesia Baru Menyongsong Era Asia”.
Selain itu, Forum Rektor Indonesia juga telah mengadakan kerjasama dalam bentuk MoU dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 18 Januari 2013 tentang Pendidikan Pemilih Dalam Rangka Peningkatan Partisipasi Masyarakat pada Pemilu 2014. Melanjuti hal ini, Forum Rektor Indonesia juga telah mengadakan kerjasama dengan Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional-BAPPENAS) RI untuk mengedukasi masyarakat terutama kaum terpelajar tentang pentingnya wawasan kebangsaan, proses demokrasi dan mengenal calon pemimpin yang akan membawa Indonesia kedepan.
Untuk itu, Forum Rektor Indonesia berkomitmen untuk ikut dalam melakukan sosialiasi, diskusi dan mendidik masyarakat terutama dalam proses demokrasi pemilu 2014 dan ikut memperkenalkan serta menguji karakter, pikiran, gagasan, dan rumusan visi calon – calon pemimpin Indonesia yang akan ikut dalam pemilu 2014 mendatang.
Beberapa upaya dalam mewujudkan visi ini, Forum Rektor Indonesia juga telah mengadakan kerjasama dengan pihak TV One untuk mengadakan program acara yang diberi nama “Presidential Club”. Dimana dalam acara tersebut, para calon presiden dan masyarakat akan diedukasi untuk secara serius memikirkan nasib bangsa. Dalam forum diskusi yang menghadirkan para pakar sesuai bidang kajian, pihak KPU, para pemimpin perguruan tinggi anggota FRI dan kaum intelektual seluruh Indonesia. Para calon presiden dan wakil presiden ini akan diuji baik karakter, pikiran, visi dan konsep yang ditawarkan dalam memajukan Indonesia di Era Asia. Dan program dialog kampus yang akan diadakan di Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Adapun ruang lingkup kepemimpinan nasional tahun 2014 – 2019 yang diinginkan adalah sebagai berikut :
Aspek ideologi Pancasila dan kepribadian nasional
Aspek penegakan hukum dan implementasinya
Aspek kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa
Aspek kehidupan agama, sosial-budaya dan kesejahteraan masyarakat
Aspek pendidikan dan kesehatan nasional
Politik luar negeri yang bebas dan aktif
Aspek keamanan dan pertahanan NKRI
FRI merupakan forum di mana Pimpinan Perguruan Tinggi bisa saling berbagi dan peduli, juga mengkritisi masalah-masalah aktual dan menyumbangkan pemikiran konstruktif sebagai bentuk akuntabilitas Perguruan Tinggi.
Prof. Sudharto P Hadi, MES, Ph.D (Rektor Universitas Diponegoro Semarang)
Prof. Sudharto P Hadi, MES, Ph.D (Rektor Universitas Diponegoro Semarang)
Quote:
Sampai saat ini dapat saya katakan bahwa masyarakat umum menerima baik kiprah Forum Rektor Indonesia. Kita dapat bertanya : apa kelebihan (kalau saya bisa sebut demikian) dari pandangan dan kontribusi Forum Rektor Indonesia dimata rakyat dibanding kelompok – kelompok lain. Pandangan, rekomendasi dan langkah – langkah Forum Rektor Indonesia didasarkan pada pertimbangan kepentingan nasional, kepentingan rakyat, bukan kepentingan politik sempit partai, golongan, suku, ras dan agama tertentu. Acuan FRI adalah kepentingan besar bangsa.
Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec (Wakil Presiden Republik Indonesia)
Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec (Wakil Presiden Republik Indonesia)
Link FB Like this page
Kunjungi Link http://fri.or.id/
2
0
2.2K
Kutip
4
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan