rahdigrahaAvatar border
TS
rahdigraha
Skuat PSMS Sempat Disuruh Kalah Demi Uang


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Skuat PSMS Divisi Utama PT Liga sempat dipaksa masuk dalam pusaran mafia sepakbola untuk mau menjual pertandingan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Di tengah perjuangan skuat PSMS Divisi Utama PT Liga mengadukan masalah gaji di PSSI dan PT Liga, sejatinya ada cerita miris yang menyertai keringat Hardiantono dkk dalam menuntaskan kompetisi grup I. Selain soal tunggakan gaji, tim ini sempat dipaksa masuk dalam pusaran mafia sepakbola untuk mau menjual pertandingan, yakni saat dua laga tandang lawan Persih Tembilahan (9/5) dan Persisiko (16/5), atau dua dari lima laga di putaran kedua. Beruntung, para pemain dan pelatih serta ofisial tim berhasil menolak mentah-mentah aksi ini, yang kemudian berujung pada disharmonisasi hubungan antartim dengan manajer Sarwono juga Heru Prawono CEO PSMS.

Keduanya dituding menjadi aktor dalam proses jual beli pertandingan tersebut. Sejatinya, kehadiran Sarwono dan Heru dalam tim sempat dianggap bagai pahlawan. Terutama Sarwono yang memang beberapa kali merogoh uang dari kocek pribadinya untuk membantu tim, termasuk pembiayan laga tandang PSMS di putaran pertama ke Sigli. Karena mengharapkan Indra Sakti Harahap, sang ketua umum tentu bagai panggang yang jauh dari api. Sarwono yang kemudian meyakini mau menanggung jawabi tim penuh selama putaran kedua membawa masuk Heru Prawono dalam jajaran manajemen sebagai CEO. Heru menjadi CEO ketiga di tubuh PSMS setelah Alexander Gho mengundurkan diri dan Faisal yang tak jelas juntrungannya dalam kontribusi kepada tim.

Namun, rasa penuh harap terhadap sosok Sarwono dan Heru terus memudar dan menipis, tatkala janji membayarkan gaji di putaran kedua hanya tinggal janji. Kemudian terkuak, bahwa sang CEO mengungkapkan kepada pemain untuk mengalah lawan Persih dan Persisko untuk mendapatkan uang Rp400-an juta per satu pertandingan dari seorang pengusaha alias cukong. Jumlah uang yang akan diterima PSMS tersebut sempat diungkapkan sekretaris tim, Fityan Hamdi saat pertemuan PSMS dengan ketua umum Indra Sakti di kantor KONI Medan untuk meminta kejelasan pembayaran gaji beberapa waktu lalu. Uang ini awalnya akan digunakan untuk biaya tim dan gaji pemain. Kemudian ini ditolak skuat, karena selain menjatuhkan marwah, tentu bukan ini cara bertanggung jawab manajer dan CEO yang janji menanggulangi gaji selama putaran kedua.

Para pemain tak membantah soal ini. Kapten tim Hardiantono mengaku instruksi untuk mengalah dalam pertandingan lawan Persih langsung diungkapkan CEO.

“Katanya, kalau kami kalah bakal gajian. Kalau menang pemain dapat pinjaman. Tapi kami punya harga diri. Semua sepakat untuk tetap berjuang meraih kemenangan di lapangan,” ujar Hardiantono yang kemudian dibuktikan skuat PSMS dengan menang 2-0.

Rayuan untuk mengalah tak sampai di situ, di lawan berikutnya Persisko juga sama. Tapi lagi-lagi ditolak oleh skuat PSMS dan kembali memenangkan pertandingan.

Pelatih kepala PSMS Suharto AD tak menampik soal kabar yang sudah beredar ini. Dia mengakui sempat syok mendengar kalimat sang CEO yang bicara kepada skuatnya saat itu di technical meeting tim. Saat Suharto tidak mendampingi tim lawan Persih karena menunggu iktikad Indra Sakti Harahap membayar gaji pemain, dia sudah tahu soal info tersebut dan dia langsung mengirimkan SMS ke asisten pelatih Coly Misrun.

"Makanya saya langsung SMS asisten pelatih Coly Misrun dan seluruh pemain untuk mereka tetap berjuang dan tidak usah pedulikan hal itu. Ini harga diri PSMS. Untuk apa gajian kalau dengan cara seperti itu. Lalu saat lawan Persisko di tengah technical meeting Heru mau bicara. Lalu dia bilang itu jika kalah baru gajian. Saya langsung ambil alih dan bilang ke pemain untuk bertarung meraih kemenangan. Untuk apa kami datang kalau untuk kalah," ujar Suharto.

Suharto juga tak ingin para pemainnya yang musim ini mayoritas pemain muda terkontaminasi dengan hal buruk dalam sepakbola.

“Para pemain muda ini masih punya skill, mental yang bagus. Jangan diajarkan hal-hal seperti itu [pengaturan skor]. Saya paling enggak suka seperti itu,” tegasnya.

Selepas kepulangan dari Persih dan Persisko, seperti sudah ditebak. Karena tim menolak cara mendulang uang versi CEO, praktis Heru, Sarwono juga tak pernah lagi nampak di mes PSMS hingga kompetisi usai dengan catatan PSMS tetap bertahan di divisi utama. Janji meng-handle semua keperluan tim di putaran kedua lenyap tak berjejak. Keduanya juga tak pernah bisa dihubungi lagi. Situasi skuat PSMS makin miris, ketua umum Indra Sakti bersikukuh belum ada dana, sang manajer dan CEO lenyap, hingga akhirnya sebagian skuat PSMS memilih nyaris jadi gelandangan di Jakarta demi memperjuangkan nasib mengadu ke PSSI, PT Liga dan Menpora.

Kisah ini belum usai, nyatanya Suharto AD menerima SMS gelap cukup banyak dari seseorang, yang diduga itu adalah Heru. SMS itu bertubi-tubi masuk ke handphone pribadi Suharto.

"Isinya dia bilang itulah akibat tidak mau nurut. Sudah kalian gagal ke 12 besar. Tidak usah cari lagi manajer karena sudah ke Jawa. Saya enggak mau cari tahu siapa yang SMS, saya tahu dan saya sudah beberapa kali balas,” ujarnya.

Heru sendiri tak pernah bisa dikonfirmasi perihal ini. Nomor handphone yang biasa digunakannya benar-benar tidak aktif lagi.

sumber: goal.com
Diubah oleh rahdigraha 13-06-2013 00:43
0
1.7K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan