phoeziesAvatar border
TS
phoezies
[TOP RECORD] Buaya Terbesar Panjang 7 Meter, Berat Hampir 1 Ton
Buaya Terbesar Ditangkap di Bengalon
Panjang 7 Meter, Berat Hampir 1 Ton, Dibawa ke Balikpapan




SANGATTA - “Rekor” buaya muara tercipta di Kecamatan Bengalon, Kutai Timur (Kutim). Warga Desa Sepaso Induk pada Rabu (8/5) malam pukul 19.40 Wita, berhasil menangkap buaya super dengan ukuran panjang 7 meter dan bobot hampir 1 ton.

Ukuran buaya ini lebih besar dari “monster Sangatta”, buaya legendaris yang jasadnya kini diawetkan di Museum Kayu di Tenggarong, Kutai Kartanegara. Buaya pemangsa seorang ibu pencari daun nipah pada 2003 tersebut memiliki panjang “hanya” 6 meter.


ini buaya yang dulu

Namun, ukuran “monster Bengalon” yang mencapai 7 meter tak pelak menobatkannya sebagai buaya muara (crocodylus porosus) terbesar yang pernah ditangkap warga. Beberapa warga membenarkan, inilah penangkapan buaya terbesar dalam 10 tahun terakhir (berita terkait baca di halaman 36-Pro Kutim, Red).

Belum diketahui apakah “monster Bengalon” yang segera diamankan di Mapolsek Bengalon tersebut pernah memangsa manusia atau tidak. Hanya, banyak orang menduga, dialah buaya penyambar Syahruni (16), gadis yang hilang diterkam hewan melata itu sebulan lalu. Hingga kini, jasad gadis pelajar SMK 1 Bengalon itu belum ditemukan. Si buaya 7 meter juga ditangkap di sekitar jembatan gantung penghubung Desa Sepaso Induk dan Sepaso Timur.

“Lokasinya tak jauh dari Syahruni diterkam. Mungkin buaya yang ditangkap itu juga pernah merobek paha lelaki warga Bengalon, sehingga menderita luka parah 30 jahitan. Karena tempat penangkapan buaya (di) Sungai Perdau juga,” kata Camat Bengalon, Mushan, kepada Kaltim Post kemarin (9/5).

Hanya satu cara untuk memastikan, yakni membelah perut sang monster. Namun, Pemerintah Kecamatan Bengalon sendiri telah berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) untuk menempatkan buaya itu di penangkaran buaya di Teritip, Balikpapan.

Yang menarik, warga menangkap buaya tanpa bantuan jasa pawang. Mulanya, ungkap Mushan, didasari kejadian hilangnya Syahruni, masyarakat berbondong-bondong menaruh mata kail yang diberi umpan hewan.

Seorang warga bernama Sapri juga ikut menaruh jebakan kail besar diberi umpan bebek. Sedangkan tali pancing diikatkan pada pohon tak jauh dari rumahnya. Pancingan itu kemudian dimasukkan ke dalam Sungai Perdau.

“Kail itu dipasang Ny Sapri karena suaminya sibuk kerja. Selang beberapa menit setelah diturunkan ke sungai, tali kail bergerak bersamaan dengan riak air keruh di sekitar lokasi. Ternyata buaya itu menyambar umpannya,” jelas Mushan.

Sadar umpan telah dimakan buaya, dalam hitungan detik, beberapa orang langsung mendekat untuk menarik kuat tali kail. Tidak disangka, buaya yang dipancing berukuran super. Warga lain berdatangan. Hewan berkulit tebal dengan berat kurang lebih satu ton itu akhirnya dapat ditaklukkan.

“Refleks saja Ny Sapri berteriak minta bantuan masyarakat setelah memastikan kail yang dipasang di belakang rumahnya itu dimakan buaya. Mendengar suara minta tolong, sejumlah warga langsung berhamburan keluar rumah menuju pinggir sungai,” sebut Mushan.

Sebelum dinaikkan ke darat, kekuatan buaya memang tidak dapat dilawan. Warga tak mau mengambil risiko dengan langsung mengangkat. Mereka cuma menunggu hingga sang monster kelelahan. Setelah dirasakan aman, warga bergotong-royong menariknya ke pinggir sungai dan langsung mengikat keempat kaki, ekor, dan mulut buaya tersebut.

“Saking besar dan panjangnya buaya itu, mobil Panther milik Polsek Bengalon tidak muat untuk mengangkut,” tutur Mushan.

Namun, Mushan tetap mengimbau warga di sekitar Sungai Perdau agar berhati-hati. Terutama, mereka yang sering beraktivitas di sungai. Pasalnya, Sungai Perdau hingga muara Bengalon merupakan habitat buaya muara. Akibat alih fungsi hutan menjadi lahan tambang dan sawit, ditengarai area habitat buaya juga semakin sempit hingga perlahan “berbaur” dengan masyarakat.

“Saya menyarankan warga agar waspada terhadap buaya di sepanjang aliran Sungai Perdau. Kalau perlu anak-anak jangan sampai mandi di sungai. Karena banyak buaya besar hidup di situ,” ucap Mushan.

Terpisah, Kapolsek Bengalon Iptu Devi Sujana menjelaskan, kemarin sore sang monster sudah dibawa tim dari Tenggarong yang kemudian rencananya dikandangkan di penangkaran buaya Teritip, Balikpapan.

“Memang ada buaya kurang lebih 7 meter ditangkap warga dan sekarang sudah dikirim ke penangkaran Balikpapan,” ucap Kapolsek. (ede/zal/k1)

Serem yak... buaya ini ngalahin rekor buaya sebelumnya yg

Sumber


Extra :
Buaya ini kalo emang bener panjangnya 7m berarti memecahkan rekor guiness book of record sebelumnya a/n Lolong yang panjangnya 6.17m

Christine Dell'Amore
National Geographic News
Published July 2, 2012



Lolong has hit the big time—at 20.24 feet (6.17 meters) long, the saltwater crocodile is officially the largest in captivity, the Guinness World Records announced recently.

Suspected of attacking several people and killing two, the giant reptile was captured alive in the Philippines' Bunawan township (map) last September. (See pictures of Lolong's capture.)

The Guinness listing is based on data by experts including crocodile zoologist Adam Britton, who measured the beast in his home, the new Bunawan Eco-Park and Research Centre. (Read more about Lolong's Guinness World Record listing.)

Initially wary of claims of record-breaking size, Britton blogged his congratulations to Lolong "for amazing the skeptic in me."

"I didn't expect to ever see a crocodile greater than 20 feet long in my lifetime, not an experience I will forget easily," wrote Britton, senior partner of the Australia-based crocodilian research and consulting group Big Gecko. (See pictures of alligators and crocodiles.)

The previous captive record-holder was a 17.97-foot-long (5.48-meter-long) Australian-caught saltwater crocodile.

What's more, Britton noted, the 2,370-pound (1,075-kilogram) Lolong may have a sizable impact on crocodile conservation in the Philippines.

For instance, the Philippine Senate recently introduced a resolution to strengthen laws protecting the saltwater crocodile and the Philippine crocodile, a species deemed critically endangered by the International Union for Conservation of Nature.

As Britton wrote on his blog, "this is excellent progress."

http://news.nationalgeographic.com/n...imals-science/
Diubah oleh phoezies 10-05-2013 06:46
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
16.3K
110
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan