Assmualaikum Para Pengguna Kaskus
Selamat Datang Ke Thread Ane
Langsung Ke Berita Utama
Spoiler for Buka:
Dalam dunia sepak bola modern, loyalitas memang sudah bukan menjadi sebuah tujuan utama seorang pemain, terutama bila uang dan gelar sudah berbicara.
Namun jangan tanyakan perihal loyalitas kepada beberapa pemain berikut, karena kemungkinan anda hanya akan menjadi bahan tertawaan bagi mereka, yang mengutamakan tujuan klub yang mereka cinta.
Berikut 10 pemain yang sepanjang kariernya banyak dihabiskan pada satu klub, dan beberapa masih aktif bermain hingga saat ini.
Spoiler for No.10:
Carles Puyol (Barcelona FC, 1997-Sekarang)
Jika AC Milan punya Paolo Maldini maka Barcelona FC punya Carles Puyol. Rasanya sulit membayangkan pemain 32 tahun yang gampang dikenali dengan rambut kriwilnya itu menggunakan kostum lain selain Blaugrana.
Setelah menembus tim utama pada 1999, ia sempat dirayu Manchester United yang menginginkannya pada 2003.
"United salah satu tim terbaik dunia dan semua pemain akan senang bergabung. Jika memang ini bagus untuk klub saya akan pergi, tapi keinginan saya adalah tetap di sini,” ujarnya.
Spoiler for No.9:
Javier Zanetti (Inter Milan, 1995-Sekarang)
Direkrut Inter Milan pada 1995 dari klub Argentina, Banfield, Zanetti hingga sekarang masih dipercaya untuk memimpin lini belakang Nerazzurri.
Kemampuan dan kekuatannya bersama bola membuat ia mendapat julukan "The Tractor." Jiwa kepedulian yang besar membuatnya dipercaya sebagai duta perlindungan hak asasi anak-anak, dalam proyek FIFA bernama SOS Children's Village.
Spoiler for Ke.8:
Matthiew Le Tissier(Southampton, 1986-2002)
Lahir di Guernsy Le Tiss, Tissier berpeluang memperkuat Prancis. Dengan talentanya dia bisa bersinar bersama Les Bleus ketimbang The Three Lions. Namun gelandang serang itu memilih tetap di Inggris meski hanya bermain 8 kali.
Suatu saat, rekannya Alan Shearer mengajaknya bergabung ke Blackburn Rovers, sementara Manchester United juga tertarik. Le Tissier memilih tetap di Southampton sepanjang kariernya. Tak salah jika bintang Barcelona FC, Xavi Hernandez mengaguminya dan menyebutnya "pemain sensasional."
Spoiler for Ke.7:
Alessandro Del Piero (Juventus, 1993-2012)
Mampu menyingkirkan karier Roberto Baggio di Juventus, maka anda haruslah seorang pemain yang spesial. Itulah yang dilakukan Del Piero ketika La Vecchia Signora merekrutnya dari Padova pada 1993.
Kerap diisukan pindah ke Spanyol dan Inggris, Del Piero yang kini berusia 37 tahun tetap bertahan di Turin. Ketika Fabio Capello pindah ke Real Madrid, dan Juventus terdepak ke Serie B, ia juga memilih bertahan.
“Juventus adalah bagian dari sejarah hidup saya. Saya tak bisa memikirkan saya memperkuat klub lain di Italia. Saya akan tetap di sini sampai akhir,” katanya pada Skysport Italia.
Kini Del Piero bermain di klub Australia, Sydney FC setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Juventus.
Spoiler for Ke.6:
Paul Scohles (Manchester United, 1993-2013
Dianggap sebagai salah satu rekan seangkatan Ryan Giggs di Old Trafford, hasil dari angkatan paling sukses Manchester United di tahun 90an.
Sempat pensiun dari sepak bola pada tahun 2011, namun akhirnya kembali ke Old Trafford, setelah pelatih Alex Ferguson merasa belum mampu menemukan pengganti Scholes.
Spoiler for No.5:
Juan Carlos Plata (Municipal, 1990-2010)
Plata mungkin tak terkenal di Eropa, tapi di Amerika Tengah ia adalah mesin gol selama dua dekade. Striker ini memecahkan banyak rekor selama di Municipal, memenangkan 15 gelar dan mengejutkan Brasil ketika membuat gol balasan yang menahan raksasa dunia itu di Piala Dunia 1998.
Spoiler for Ke.4:
Lev Yashin (Dinamo Moscow, 1949-1971)
Terpilih sebagai kiper terbaik Abad ke-20, Yashin dijuluki "The Black Spider" karena kemampuan refleknya yang luar biasa. Veteran di tiga Piala Dunia, Yashin menjadi satu-satunya kiper yang pernah memenangkan gelar Ballon d'Or pada 1963.
Ia menghabiskan seluruh 22 tahun kariernya bersama Dynamo Moscow. Ia tetap di klub tersebut dua dekade kemudian sebelum wafat tahun 1990.
Spoiler for Ke.3:
Francesco Totti (As Roma ,1992-Sekarang)
Lahir di Roma, dan mungkin akan menghabiskan seluruh kariernya bersama klub berlogo serigala. Loyalitas dan jiwa kepemimpinannya membuat Totti mendapat julukan "Prince of Roma."
Berperan sebagai playmaker tim, Totti terbilang cukup produktif dengan catatan 216 gol dari 506 pertandingannya bersama Gialorosso.
Spoiler for Ke.2:
Ryan Giggs (Manchester United, 1990-Sekarang)
Sejak memulai kariernya di tim junior Manchester United, Giggs tak pernah lagi berniat meninggalkan The Red Devils. Ia menghabiskan lebih dari dua dekade di Old Trafford. AC Milan pernah menawarkan transfer luar biasa bagi Giggs demikian juga dengan presiden Inter Milan, Massimo Moratti yang mengagumi pemain sayap asal Wales ini. Tahun 2003 Giggs dilamar Inter yang siap memberikan striker Brasil.
"Tak ada alasan serius kenapa saya harus meninggalkan klub ini. Memang pernah ada rumor pada 2002/2003 yang mengatakan saya bergabung dengan Inter tapi tak pernah terjadi," ujarnya kala itu.
Dengan 11 gelar Premier League dan mungkin akan bertambah lagi, Giggs seperti bukan pemain yang sudah berusia 37 tahun.
Spoiler for No.1:
Spoiler for Hayo Siapa?:
Spoiler for Buka:
Paolo Maldini (Ac Milan, 1985-2009)
Bicara AC Milan maka bicara soal Paolo Maldini. Sejak memulai debutnya di umur 16 tahun, Maldini tak pernah meninggalkan Rossoneri. Ia memenangkan 7 gelar Scudetto dan 5 gelar Eropa, Maldini adalah ikon kesuksesan klub San Siro itu selama lebih dari 20 tahun.
Bersama Franco Baresi, Maldini bertahan di Milan sepanjang kariernya. Ia sempat dirayu mantan rekannya Ruud Gullit untuk bergabung dengan Chelsea pada 1997 namun ia bertahan sampai mengakhiri karier pada 2009.
Nama Maldini sepertinya akan berlanjut karena dua anaknya, Christian dan Daniel adalah pemain di klub junior Milan.
Ane Minta
Sama
UPDATE+++
Spoiler for Steve Harper:
Steve Harper adalah salah satu contoh nyata loyalitas tanpa batas. Sepanjang 20 tahun menjadi pemain Newcastle, Harper lebih sering dipinjamkan dan menjadi penjaga gawang cadangan, namun dia tetap bertahan. DI akhir musim ini, Harper akhirnya berpisah dengan Newcastle dan menjalani pertandingan terakhirnya sebagai kapten saat melawan Arsenal.