Kebijakan yang diambil oleh Qtel Group untuk mengganti brand mempengaruhi semua anak perusahaan operator asal Timur Tengah itu. Indosat pun mengaku siap jika mengganti nama dan memakai nama "Ooredoo" yang sudah dipakai oleh Qtel Group.
"Implementasi merek Ooredoo di Indosat masih dalam tahap pertimbangan untuk kolaborasi yang pas dari kedua perusahaan," ungkap Alexander Rusli, President Director dan CEO Indosat kepada Liputan6.com, kemarin (12/4/2013).
Selain itu, Alexander mengaku Indosat sedang mempertimbangkan kepentingan pelanggan, komunitas di Indonesia, dan pemegang saham minoritas dari perubahan nama perusahaannya kelak. Untuk menghindari kekecewaan pelanggan jika Indosat ganti nama, sejumlah pertimbangan pun diperhatikan.
"Kami akan cari komposisi yang pas untuk merefleksikan visi Indosat dan Ooredoo. Tapi memang kami sudah harus mengganti logo, sudah terlalu lama," kata pria yang biasa disapa Alex itu.
Diperkirakan paling cepat pada akhir tahun 2013 Indosat sudah mengganti namanya dengan embel-embel Ooredoo. Sebelumnya, Qatar Telecom telah lebih dulu mengubah namanya menjadi Ooredoo pada akhir Maret lalu.
Nama "Ooredoo" sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti "saya ingin". Arti tersebut diharapkan bisa merefleksikan aspirasi pelanggan dan keyakinan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Perubahan nama Qtel Group menjadi Ooredoo diumumkan pada cara Mobile World Congress yang berlangsung di Barcelona pada Februari lalu.
Sumber yang lain
Spoiler for Kompas Tekno:
Qatar Telecom telah mengubah mereknya menjadi Ooredoo pada 11 Maret 2013. Qatar Telecom adalah anak perusahaan pertama dari Ooredoo (dahulu Qtel Group) yang resmi mengadopsi merek tersebut sejak diluncurkan pada Februari 2013. Lalu, bagaimana dengan Indosat?
Di Indonesia, Indosat adalah anak perusahaan dan mayoritas sahamnya dimiliki Ooredoo. Namun, belum diketahui kapan dan bagaimana Indosat akan mengadopsi merek itu. Ooredoo berharap, setiap anak perusahaannya di wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tenggara bisa mengadopsi merek baru secara bertahap pada 2013 dan 2014.
"Implementasi merek Ooredoo di Indosat akan mempertimbangkan kepentingan pelanggan, komunitas di Indonesia, dan pemegang saham minoritas," kata Presiden Direktur & CEO Indosat Alexander Rusli dalam siaran pers yang diterima KompasTekno, Kamis (20/3/2013).
Ia menyadari, merek Indosat sudah punya kekuatan dan memiliki hubungan dengan masyarakat.
Perusahaan lain yang mayoritas sahamnya dimiliki Ooredoo adalah Wataniya di Kuwait, Nawras di Oman, Tunisiana di Tunisia, Nedjma di Algeria, dan Asiacell di Irak. Semuanya akan mengadopsi nama Ooredoo.
Komisaris Utama Ooredoo HE Sheikh Abdullah Bin Mohammed Bin Saud Al Thani menyatakan, merek baru ini menunjukkan niat untuk menjadi lebih dekat dan mendukung berbagai kegiatan pelanggan.
"Kami bangga bahwa untuk kali pertama bisnis kami dimulai di Qatar, sebagai awal, dan saat ini telah menjadi merek global. Kami tidak hanya menyambungkan komunikasi bagi pelanggan, tetapi juga akan meningkatkan dan mendukung masyarakat Qatar serta membantu untuk mencapai tujuan-tujuan hidupnya," kaya Sheikh Abdullah.
Sejak sentral telepon dioperasikan di Qatar tahun 1949, Ooredoo telah menjadi perusahaan yang melayani kebutuhan komunikasi. Saat ini Ooredoo sedang menyiapkan layanan pita lebar seluler 4G LTE secara komersial di Qatar.
Perusahaan menjelaskan, tampilan merek Ooredoo memperlihatkan pesan utama, yaitu dimulainya visi baru yang direalisasikan melalui strategi, nama dan logo, serta desain kreatif.
Lingkaran-lingkaran dalam logo merepresentasikan komunitas yang juga tecermin dalam merek ini. Warna merah merepresentasikan kehangatan, energi dan jiwa muda, yang akan direfleksikan dalam iklan dan ritel. Secara keseluruhan logo ini menampilkan elemen keyakinan, energi, dan empati.