Mukadimah
Gimana kabar Loe hari ini, gue tau,..jawaban diplomatis Loe paling bilang baek, walaupun kadang bukan yang sesungguhnya..tapi moga2 aja begitu. Pada kesempatan ini Gue mau cuap2 tentang mentalitas seseorang dalam mengarungi samudra kehidupan, atau yang disebut Adversity Quotient. Pernahkan liat temen Loe ketika mau menggapai tujuan hidupnya dalam perjalanannya dapat mengatasi kesulitan2 rintangan, hambatan dan bertahan, tapi sebaliknya ada yang belom apa2 aja sudah “keok”menyerah dan putus asa. Ada yang berusaha mati2an agar berhasil dan akhirnya sukses, namun ada pula yang disuruh mencoba aja enggan, alasan karena ragu2, males, mustahil, takut, dan bla..bla..bla. Tidak dipungkiri, kita sekarang hidup di jaman yang serba sulit tidak menentu, jadi hidup diperlukan mental baja, jika Loe sudah memvonis diri Loe sudah punya mental baja, STOP, berhentilah, jangan lanjutin untuk membaca, namun jika masih ragu2 dengan keadaan mental loe, baiklah siapkan minuman dan duduk manis santai, hilangankan masalah2 loe untuk sementara waktu dan fokus pada cuap2 ini. Ok, disini akan dibagi dalam 3 kelompok Genk yang dihadapkan oleh sebuah tantangan untuk mendaki sebuah gunung(harapan). Mendaki disini bukan berarti Loe melayang menembus awan dalam posisi lotus sambil melantunkan mantra2, tapi menggunakan istilah mendaki dalam pengertian yang lebih luas, yaitu menggerakkan tujuan hidup Loe ke depan, apapun tujuan hidup itu……oke, gak usah banyak cing-cong langsung aja ayo samperin satu2….
Quote:
1.Genk Quitters
Genk yang orang2nya memilih untuk keluar berhenti, menghindari kewajiban, tidak punya harapan apapun dalam kehidupan. Pokoknya paling parahlah mentalnya, menolak kesempatan yang diberikan oleh alam, mereka mengabaikan, menutupi ,atau meninggalkan dorongan inti manusiawi untuk mendaki. Liat gunung aja awang2en…Quitters menjalani kehidupan tidak terlalu menyenangkan, genk ini meninggalkan impian2nya dan memilih jalan yang mereka anggap lebih mudah dan datar. Ironisnya seiring berlalunya waktu Quitters mengalami penderitaan yang jauh lebih pedih daripada yang mereka elakkan dan memilih untuk berdiam diri dan tidak melakukan hal sekecil apapun, dengan demikian bisa berarti meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan. Dan saat yang paling memilukan dan menyedihkan adalah sewaktu mereka menoleh kebelakang dan melihat bahwa kehidupan yang telah dijalani ternyata ternyata tidak menyenangkan…penyesalan…”seandainya dulu”…sebagai akibatnya, genk ini orangnya sinis, pemurung dan mati perasannya. Atau mereka menjadi pemarah dan frustasi, menyalahkan orang yang berada disekelilingnya, membenci dan iri kepada orang2 yang terus mendaki. ..Loe harus hati2 jangan sampai ikut2an terjebak di genk ini, karena orang2nya sangat tidak efektif, boros waktu dan hidup dalam dunia yang tanpa makna. Loe tidak perlu menunggu sampai akhir hayatnya untuk mengetahui bahwa orang yang paling takut mati, karena Genk Quitter sesungguhnya tidak benar2 hidup.
Quote:
2. Genk Campers
Gimana dengan genk Quitter tadi, moga2 Loe sudah tau gambaran dan contoh2 orangnya seperti apa,..ok, gak usah ba-bi-bu, sekarang giliran Genk yang kedua yaitu Campers atau orang2 yang berkemah. Berbeda dengan Genk Quitters, Campers sekurang-kurangnya sudah menanggapi tantangan pendakian. Mereka pergi tak seberapa jauh lalu berkata, “ sejauh ini sajalah aku mendaki”, karena bosan dan tak tidak punya semangat berlebih lalu mereka mengakhiri pendakiannya kemudian mencari tempat yang datar dan nyaman sebagai tempat bersembunyi dari situasi yang tidak bersahabat. Seperti Quitter, Genk Campers juga menjalani hidup tak lengkap. Perbedaannya terletak pada tingkatannya, tidak punya keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Campers mungkin merasa cukup senang dengan ilusinya sendiri tentang “apa yang sudah ada”, dan mengorbankan kemungkinan untuk melihat atau mengalami “apa yang masih mungkin terjadi”. Campers mempunyai pekerjaan yang mapan, gaji yang cukup. Mereka berhasil mencukupi kebutuhan dasar, yaitu makanan, minum, tempat berteduh, rasa aman. Sambil mempercantik dan menghiasi tenda, campers memfokuskan energinya pada kegiatan mengisi tenda dengan barang2 yang sedapat mungkin untuk membuatnya nyaman. Banyak yang yakin bahwa kenyamanan itu sepertinya menjadi tujuan akhir. Gue berharap sampai disini Loe sudah paham apa itu Genk Campers, seperti itulah gambaran mereka. Campers menciptakan “penjara yang nyaman”.
Quote:
3. Genk Climbers
Kini giliran genk yang terakhir, jika tadi Loe sudah tau “jeroan” Quitter dan Campers, sekarang ayo sama2 mengobok-obok apa itu Genk Climbers. Dari namanya aja sudah ketauan, Climbers atau pendaki, yaitu sebutan untuk orang yang seumur hidupnya membaktikan dirinya pada pendakian. Tanpa menghiraukan latar belakang, keuntungan atau kerugian, nasib baik atau buruk, Genk ini terus saja mendaki. Climbers adalah pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan2, dan tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental atau hambatan2 yang menghalangi pendakian. Dari ketiga jenis Genk, hanya Climbers yang mempunyai kehidupan yang lengkap. Mereka mengetahui bagaimana perasaan gembira yang sesungguhnya, dan mengenalinya sebagai anugerah dan imbalan atas pendakian yang telah dilakukan. Genk climbers tahu bahwa banyak imbalan datang dalam bentuk manfaat2 jangka panjang, dan langkah2 kecil ini akan membawanya pada kemajuan2 lebih lanjut di kemudian hari. Climbers selalu menyambut tantangan2 yang disodorkan kepadanya. Oke, sebagai contoh, Loe masih ingetkan kisah Thomas Alfa Edison penemu bola lampu , dia membutuhkan puluhan tahun dengan 50.000 percobaan , Loe bisa bayangin 50.000 eksperimen , keuletan, pantang menyerah, kerja kerasnya. Loe memang tidak mudah jika menjalani hidup seperti Genk ini, banyak rintangan, kadang sampai jatuh sakit, melewati jalan buntu, bahkan sering dapat kalimat2 negatif atau ejek2an dari sekitar, tapi mereka tidak terus menyerahkan pada nasib, selalu ada jalan, terus bangkit, mendaki tanpa lelah. Baginya sebuah kegagalan merupakan bumbu. Kata berhenti tidak ada dalam kamus Climbers.
Penutup
Itulah ketiga Genk dengan mental2 yang berbeda, sekarang Loe tau ada digerbong Genk yang mana. Hidup ini pilihan, hanya diri loe sendiri yang tau bagaimana dan akan kemana, apa yang akan Loe lakukan untuk dimasa yang akan datang. Loe akan berhenti menjadi Genk Quitter, pengen naik kelas berlabel Campers, ataupun akan menjadi seorang berhasil seperti Climbers. Itu semua Loe sendiri yang akan menentukan. Tapi yang harus Loe inget, ingetlah baek2, jauh di dalam diri Loe sebenarnya terdapat kekuatan2 yang masih tertidur nyenyak, kekuatan yang akan membuat Loe takjub, tidak pernah Loe bayangin bahwa Loe selama ini memilikinya,kekuatan yang apabila digugah dan ditindak lanjuti akan mengubah kehidupan Loe dengan cepat, tentunya kearah yang positif.
Semoga bermanfaat gan
Sumber : Adversity Quotient, Paul G. Stoltz, Ph.D Gramedia 2000