Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bayu200687Avatar border
TS
bayu200687
Jokowi dan Kesederhanaanya
Quote:


SUMBER: JOKOWI dan KESEDERHANAAN


Akhir pekan lalu, saya dan suami bertolak kembali ke Jakarta dari Solo, melalui Bandara Adi Soemarmo. Saat tengah menunggu giliran masuk pesawat di tengah antrian panjang, tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara sedikit gaduh di belakang. Spontan menoleh, beberapa orang pun melakukan hal yang sama. Bahkan tak sedikit yang bergegas menghampiri ke arah kerumunan. Sesosok pria dengan wajah sangat familiar berdiri di tengah-tengah orang yang berebut untuk menyapa dan berfoto bersama. Mengenakan celana jeans, kemeja putih bertangan panjang yang digulung, menyandang ransel hitam di pundak, ia terlihat sedikit lelah, namun secara umum terkesan santai, tenang dan ramah. Pria itu menebar senyuman khasnya. Dia orang nomer satu di DKI, Joko Widodo yang tenar dengan sapaan akrab Jokowi.

Saya ikut berdegup melihat kehadiran beliau, terutama melihat antusiasme orang-orang di ruang tunggu keberangkatan. Seolah semua merasa ingin mendekat dan menyapa. Sangat tergelitik untuk ikut menghampiri beliau, namun saya pun separuh mengingatkan diri sendiri sebenarnya, jangan sampai proses boarding terganggu. Terlebih, kerumunan berjarak agak jauh dari titik kami berdiri dan terhalang beberapa penumpang lain. Saya berusaha fokus pada antrian, meski sesekali masih juga melihat ke belakang. ‘Dzziig!’ Ada rasa yang sedikit asing, namun membuat saya tiba-tiba dijalari perasaan haru mendalam. Semacam cubitan bercampur pelukan hangat.

Belum tuntas keheranan, berikutnya saya kembali menyaksikan sesuatu yang langka di negeri ini: seorang pejabat publik terkemuka ikut di dalam antrian masuk ke pesawat, untuk kemudian duduk di bangku belakang: kelas ekonomi! Dalam penggambaran bak tokoh kartun, mungkin rahang saya sudah terlepas jatuh ke lantai. Baru kali ini saya duduk lebih depan daripada seorang pejabat. Bukan tanpa alasan. Sudah terlalu sering saya menyaksikan bagaimana pongahnya perangai para penguasa ketika menggunakan fasilitas publik. Jangankan mereka, para asisten dan lingkaran terdekatnya juga kerap bertingkah berlebihan, selalu minta dilayani, diistimewakan dan dimaklumi setiap kali mereka hadir. Tidak banyak yang lebih memuakkan dari hal tersebut.

Pria itu, datang seorang diri tanpa kawalan. Sikap tubuhnya begitu alami, tenang dan apa adanya. Ia membaur dengan orang lain tanpa rasa canggung atau kedekatan buatan ala pejabat pada umumnya; senyum lebar saat tersorot kamera TV dan kembali basi saat off air. Sikap yang saya yakini hanya bisa muncul lewat adanya keinginan tulus untuk menghargai orang lain, dari hatinya. Tanpa upaya ‘lebay’ atau jumawa berlebihan, saya melihat bagaimana ia disambut reaksi spontan dan sikap hangat yang diperlihatkan oleh orang-orang di sekitar beliau. Sangat mungkin dada saya sesak karena melihat hal yang sangat bertolak belakang dengan pandangan umum, namun merupakan sesuatu yang sangat saya rindukan: pemimpin sebenarnya. Bukan semata pejabat; seorang yang tengah menjabat posisi sebagai pimpinan. Turun dari pesawat, Pak Jokowi mengikuti jalur umum; antri, turun tangga dan menaiki bus bandara yang mengantarkan ke terminal kedatangan; seorang diri. Kepala saya langsung berhitung mengkalkulasi taksiran biaya yang bisa dihemat antara perjalanan beliau dibandingkan dengan para pejabat yang memerlukan antek-antek dan tetek bengek yang lebih ke arah tiada manfaat itu.

SUMBER: JOKOWI dan KESEDERHANAAN
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
7.8K
62
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan