notoaksoroAvatar border
TS
notoaksoro
Kata Dahlan, Ekonomi Indonesia Menyalip Belanda
Setengah tahun yang lalu, dalam sebuah diskusi Dahlan Iskan berkata bahwa ekonomi Indonesia sudah jauh meninggalkan Belanda, artinya ekonomi Indonesia terus menjadi lebih baik, mengejar negara negara Eropa. Indonesia menyalip, Belanda tertinggal. Lalu, apa yang disalip, rasa rasanya seperti balapan motoGP saja, Ekonomi kita menyalip ditikungan, dan Belanda '"ndlosor" di tikungan. Sejak Indonesia merdeka, ini adalah kali pertamanya Indonesia mampu menyalip Belanda. Lalu, seberapa cepat belanda akan balas menyalip Negeri kita ?
Saya akan membuat analisa perbandingan, antara kedua negara, hasil dari analisa ini, bisa disimpulkan oleh pembaca tentang kebenaran ekonomi Indonesia menyalip Belanda.


1. Indeks Pembangunan Manusia

Dari tahun 1980-2012, indikator IPM kita selalu berakhir memuasakan, dari tahun ke tahun angkanya selalu naik, rasanya saya beruntung sekali Hidup di Negera Indonesia, bila IPM selalu naik, tentu kualitas Kesehatan, Pendidikan, dan pendapatan juga ikut naik. Jujur saya merasa bangga, namun kebanggan ini sedikit ternodai bila melihat IPM belada dari tahun 1980-2012. Pada tahun 1980 (saya belum lahir), IPM Belanda tercatat 0.799, dan pada tahun 2012 kemaren itu, IPM Negara kita 0.629. Gendeng....!! apa bisa nyalip di IPM, wong nyalip yang tahun 1980 aja belum kesampean, apalagi nyalip IPM Belanda pada tahun 2012 yang sebesar, 0.921. Okelah kita kalah telak di IPM, akui itu (Jangan pada nangis... ya)

2. Utang Negara Dari GDP

Praktik utang di Negeri ini seperti aktivitas tabu, dan kotor. Pernah saya nguping obrolan tukang ojeg dengan para pencatur. Mereka membahas utang Negara, diujung percakapan yang saya tangkap adalah, bila negara utang maka itu negara miskin, kalau indonesia punya duit KENAPA HARUS UTANG ???

Bila sarjana ekonomi yang neolib mendengar itu, mungkin akan protes pada tukang ojeg, dengan membawa kaidah2 ekonomi ala barat yang sudah ia pelajari. Sarjana ekonomi yakin, utang tidak memalukan, rakyat bawah percaya utang memalukan karena utang itu adalah indikator negara miskin. Memang ada benarnya yah,, kalau Indonesia punya uang kenapa harus utang, tapi sarjana ekonomi itu juga ada benarnya, utang tidak memalukan, yang memalukan adalah bila gagal bayar. Lalu, bagaimana pendapat saya pribadi, utang sah-sah saja bagi suatu negara, yang penting sanggup bayar, tapi saya sendiri menolak bila hutang RI diatas 30% dari GDP, takut gagal bayar saja, bila gagal bayar dan sering di tagih renternir, itu nanti terasa sangat memalukan sebagai warga negara.

Benarkan Negeri ini negeri tukang utang. Bila di bandingkan Amerika, tentu Negeri ini tidak ada apa apanya untuk kasus negara doyan utang. Amerika dan Eropa berani utang diatas 60% dari PDB, Sejak 2009, SBY udah mewanti-wanti, utang jangan sampai nembus 30% dari GDP. Karena, indikator kemakmuran suatu Negara juga dilihat dari berapa banyak utangnya, dan berapa sanggup dia bayar. Andaikata negara ini utangnya, 100% dari PDB, siap siap saja Indonesia bangkrut, depresi ekonomi, entah berapa pulau yang harus di jual buat bayar utang. Semakin kecil utang dari PDB, semakin kecil pula potensi gagal bayar, lalu bagaimana dengan Belanda ?

Sejak kriris menghantam uni eropa, pendapatan (PDB) Negara mereka menurun, namun pengeluaran tidak begitu saja bisa dipotong untuk menyesuaikan pendapatan. Mau tidak mau, mereka terpaksa utang sana sani, untuk menambal pengeluaran. Pada tahun kemaren, utang Belanda 71.20% dari PDB, sedangkan utang Indonesia 24.00% dari PDB. Dari jumlah utang, Indonesia belum ada apa-apanya dibanding Belanda, buat bayar utang 24% itu, Indonesia masih sangat sangat sanggup.


3. GDP/PDB

Dibuku buku paket pelajaran ekonomi SMA, istilah GDP lebih familiar dengan istilah PDB, Produk Domestik Bruto. Pemahaman gampangnya, PDB mengacu pada perhitungan pendapatan formal (berbadan hukum) dalam satu perode tertentu, (biasanya satu tahun 365 hari). Harap diperhatikan yang dibukukan adalah sektor formal, pengusaha warteg, pedagang asongan, warung, tukang urut, dan informal lainnya tidak tercatat di PDB. Harap di maklum, yang informal ini susah untuk di data, apalagi menghitung perdagangan ilegal lainnya seperti perdagangan narkoba, ganja dan manusia.

Lalu, ada istilah PDB perkapita, perhitungannya jumlah PDB dibagi jumlah penduduk. Ilustrasinya Begini, PDB keluarga Pak Sarwono adalah 200 juta pertahun, keluarga Pak sarwono di KK tecatat ada 5 orang, jadi pendapatan PDB per kapita keluarga Pak Sarwono adalah 40 juta/tahun. Maaf kalau saya terkesan mengguri, karena di buku paket sekolah, definisnya terlalu kompleks, jadi banyak yang kurang faham tentang PDB.

Setelah kita faham PDB dan PDB perkapita, mari kita lihat PDB kita dengan PDB Negara penjajah itu. Saya masih ingat betul, saat Pak Dahlan Iskan di Badan Eksekutir Mahasiswa Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, mengatakan Ekonomi Indonesia sudah menyalip Belanda. Bangga dah haru meresap, tidak disangka negeri penjajah itu sudah berhasil kita salip. Tapi, itu masih menyisakan pertanyaan, seperti IPM, PDB, dan tingkat daya beli. Lalu, faktor apa yang membuat Pak dahlan mengatakan Indonesia sudah menyalip Belanda. Faktor itu ada di PDB kita yang naik pada tahun 2011, menjadi 608,341M €(miliar Euro). Sedangkan belanda, pada tahun 2011 PDB-nya tercatat hanya 601,973 M €. Selisih pada PDB inilah, yang membuat pak Dahlan mengatakan Ekonomi Indonesia sudah menyalip Belanda.

Lalu, bagaimana dengan PDB per kapita Indonesia, apakah lebih besar ketimbang belanda. Jumlah penduduk belanda 16,730,348 jiwa, sedangkan Indonesia 242,325,638 jiwa. Kita itung saja, PDB dibagi jumlah penduduk, hsilnya bisa kita tahu, bahwa PDB per kapita Belanda masih lebih besar ketimbang Indonesia. Untuk PDB kita menang, tapi untuk PDB per kapita kita kalah, jadinya skornya imbang, 50:50.

Lalu, siapa yang menang... Indonesia atau Belanda. Perbandingan diatas nemang masih sangat sederhana, indikator lainnya belum diikusertakan, seperti purchasing power parity (PPP) Keseimbangan Kemampuan Belanja, defisit, CPI, HCPI, dan lain lain yang njlimet itu. Secara IPM dan PDB per kapita Indonesia kalah, sebagai orang Indonesia saya sangat mensyukuri karena GDP kita naik ditengah kelesuan ekonomi dunia. Gerbang kemakmuran bisa berawal dari naiknya PDB, IPM terkerek, PPP membaik, ingsaalloh.... pokoknya Indonseia menang lah..... hehehhe......




Sumber :
Bank Dunia
Majalah Ekonomi
0
2K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan