Kamis, 16 Mei 2013 15:55 WIB


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ngebet menjadi presiden, pengacara Farhat Abbas menggugat Undang-Undang Nomor Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden ke Mahkamah Konstitusi (MK). Farhat menggugat UU Nomor 42 Tahun 2008 karena ingin mencalonkan diri menjadi presiden melalui jalur perseorangan.

"Ini kan negara demokrasi. Orang tak harus menjadi kaya untuk menjadi presiden. Sedangkan beli partai politik kan mahal," ujar Farhat saat dihubungi di Jakarta, Kamis (16/5/2013).

Pengacara yang biasa menangani kasus selebritis itu berargumen bahwa siapa pun bisa maju menjadi presiden tanpa harus bergantung kepada calon presiden yang disodorkan partai politik.

"Kembalikan saja pilihan kepada rakyat, rakyat pasti akan memilih pemimpin yang baik," kata suami kedua penyanyi Nia Daniati itu.

Farhat pun mencontohkan di luar negeri presiden bisa melalui jalur perseorangan. Namun, Farhat lupa di negara mana yang dia maksud itu.

"Itu tolak ukur negara maju. Tapi saya lupa negara apa," ujarnya.

Dalam gugatannya, Farhat mengugat pasal 1ayat 4, Pasal 8, pasal 9 dan pasal 13 UU Nomor 42 Tahun 2008. Sebelumnya, Farhat Abbas menyatakan keinginannya mencalonkan diri menjadi presiden RI. Bila terpilih, pria pria yang pernah menjadi calon legislatif lewat Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) itu, mengaku siap disumpah pocong dan bersumpah untuk tidak korupsi.

SUMBER

quote farhat abbas of the day





komeng ts: btw agan2 ada yang tau negara yang farhat abbas maksud??? koq ane google2 gak ketemu ya?? apa google ane nih yang error ???