telenji200772Avatar border
TS
telenji200772
::>>[HOT] Pertama kalinya Dahlan dan Jokowi tak kompak <<::



Jauh sebelum Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan adalah salah satu pendukungnya. Dahlan berjanji membantu Jokowi menata kembali ibu kota, mulai dari sarana transportasi hingga pembangunan infrastruktur.

Dahlan dan Jokowi selalu kompak dan sejalan dalam kebijakan. Keduanya mencoba saling bersinergis. Tengok saja saat Dahlan meninggalkan idenya mengenai pembangunan waduk raksasa di Depok sebagai langkah pencegahan banjir. Dahlan memilih mengubur ide tersebut lantaran sependapat dengan ide yang dilontarkan Jokowi soal pembangunan gorong-gorong raksasa.

Dahlan juga sepakat dengan kebijakan Jokowi di bidang kesehatan. Masyarakat Jakarta yang memiliki Kartu Jakarta Sehat akan dijadikan percontohan pembenahan infrastruktur kesehatan. Sebagai bentuk dukungannya, Dahlan bersama Askes akan membenahi teknologi di Puskesmas, sehingga dapat terhubung langsung secara online. Jadi masyarakat tidak perlu datang ke rumah sakit.

Keduanya juga kompak dalam hal mendobrak birokrasi yang berbelit untuk proyek-proyek infrastruktur. Dahlan dan Jokowi juga telah sepakat untuk membenahi dan mempercantik perumahan kumuh, membangun rumah susun yang dekat dengan akses sarana transportasi untuk menekan jumlah kendaraan bermotor yang selalu memacetkan ibu kota.

Bukan hanya Dahlan yang mendukung program dan ide Jokowi, mantan Wali Kota Solo ini juga beberapa kali mendukung ide Dahlan. Salah satunya terkait program bedol desa. Konsep program ini adalah RT yang terindikasi kumuh akan dipindah sementara ke rumah susun selama kampung mereka dibedah untuk dijadikan kampung deret.

Menurut Dahlan, program bedol RT ini adalah cara terbaik untuk mengatasi permasalahan perumahan bagi orang miskin. Untuk itu, Dahlan akan meminta Jokowi untuk benar benar merayu RT yang kumuh agar mau pindah ke rumah susun tersebut.

Saat Jokowi memutuskan menghentikan sementara proyek jalan layang non tol Casablanca karena adanya indikasi permainan proyek, Dahlan juga angkat bicara. Dia mendukung upaya Jokowi mengaudit dan membongkar jika ada permainan proyek yang melibatkan anak buah Dahlan. Keduanya selalu kompak. Permintaan Jokowi, selalu coba diupayakan oleh Dahlan.

Tapi kali ini tidak. Untuk pertama kalinya, Dahlan tidak kompak dengan Jokowi dalam hal penambahan daya listrik untuk ibu kota yang diminta oleh sang gubernur. Jokowi meminta PLN menambah suplai listrik untuk Jakarta jika monorail dan MRT sudah beroperasi. Sebab, moda transportasi tersebut bakal membutuhkan listrik yang besar. Saat ini daya listrik untuk Jakarta sekitar 6.000 MW. Namun, dirasa kurang jika MRT dan monorail sudah beroperasi.

Permintaan itu ditolak tegas oleh Dahlan. Dalam pandangannya, listrik Jakarta masih berlebih meski dua moda transportasi itu sudah beroperasi. "Kuatlah pasti, yang diminta Pak Jokowi kuat (monorail dan MRT)," ucap Dahlan ketika ditemui di Kantor Angkasa Pura I, Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/5).

Menurut Dahlan, kapasitas listrik Jakarta saat ini sudah mencapai 6.000 MW banyak digunakan untuk menghidupi pusat perbelanjaan, gedung bertingkat dan masyarakat. Dahlan justru menyebut Jakarta masih Kelebihan listrik dan masih cukup untuk sumber energi bagi monorail dan MRT.

"Jakarta itu sudah lebih 6.000 MW dan ini cukup untuk monorail dan MRT," tegas Dahlan.





Quote:
Diubah oleh telenji200772 17-05-2013 01:51
0
3.9K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan