- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PENDAKIAN GUNUNG SLAMET _JAMPALA_


TS
Radyts
PENDAKIAN GUNUNG SLAMET _JAMPALA_
Langsung aje gan. Ini perjalanan ane beserta kawan" ane ke Gunung Slamet
Senja telah tiba. Kemerahannya telah mewarnai alam seisinya. hembusan angin kian berdebaran ditemani debu-debu berterbangan dan menerpa dedaunan yang menari-nari dalam kesunyian.
Rintik hujan sedikit demi sedikit mulai terun seakan menggantikan angin yang tadi turun. Seakan membilas bersih ranting daun yang tadi diselimuti debu berterbangan. Sore mulai berlabu keasalnya. Dan sang gelap pun sekejap demi sekejap hinggap menggantikan suasana dihari itu.
Hari itu tanggal 20 maret 2013. Hari dimana mendebarkan hati kami berempat begitu pun saya. Karena hari itu saya dan teman teman harus mulai mempersiapkan segala yang kami harus bawa esok hari berpergian. Tak lama saya duduk sendirian diwarkop. datang lah teman saya yang bernama wafa atau nama lengkapnya wafa syuhada bersama panjul yang bernama sebenarnya panji. Seperti biasa kami berkumpul ditempat ini. Tak ada pembahasan lain kami berkumpul warkop belakangan ini selain membicarakan rencana yang kami berlima yang sudah rencanakan satu bulan sebelumnya.
Saya(zafar),wafa,panjul,otoy dan wawan.
Angin menerpa kencang. Namun tak sekencang perasaan saya saat wafa mengatakan bahwa temannya yang bernama otoy tak jadi ikut dalam rencana kami esok hari. Memang mendadak sekali berita itu. saya,wafa,wawan dan panjul memang teman dekat rumah namun hanya otoy lah yg bebeda daerah rumahny dari kami berempat.
Sedikit demi sedikit keringat saya mulai keluar dan bergetar rasanya. Rencana kami memang sedikit berbeda dengan rencana biasanya. Kenapa saya amatlah kaget saat mendengarnya. karena otoy lah yang ami percaya membawa dan memberi pengalamannya kepada kami. Dari kami bertiga belum ada yang pernah mendaki gunung.
“Serius waf”??
Tanya saya degan memperjelas berharap itu hanya lelucon belaka.
“Iya eray gak jadi ikut dia”
jawabnya, sambil menjelaskan permasalahnnya.
Saya berharap dia jadi ikut walau jadinya kami hanya ber empat dengan status belum pernah ada yang pernah mendaki. Seiiringnya malam wawan pun datang sepulang kerjanya. Langsung dia menanyakan
“barang udah siap nih, berangkat jam berapa kita”??hhe..
saya tak menjawab pertanyaannya. Namun saya jelaskan masalah yang terjadi lengkap dengan alasannya.
Senyumannya membalas cerita yang saya ugkapkan. “yaelah itu yang buat lo pada panik? Saya tak mengerti apa yang ada dipikiran wawan saat itu.
menyelak pembicaraan panji pun bersuara setelah diam dan habis berpikir
“eh ray,waf sekarang gini dah, lo yakin gak ma diri lo sendiri.?! Kalo gw si yakin aja.”
Saya tetep diam namun wafa menjawabnya “ yakin gw jul, yakin bgt malah.”
Dengan menatap tajam ke kami bertiga wafa menjawab-nya.
“selama kaki masih bisa berdiri dan berpijak dan keyakina masih berpegang teguh. kenapa enggak??” ungkap saya malam itu.
wawan dan wafa membalas dengan senyuman-nya. mendengar kata-kata itu benar-benar membuat saya bangkit dan menghapus segala yang menghalangi rencana kami ber empat.
“oke,, sip dan fix kita besok berangkat jam 15.00 karena kereta yang udah dibeli berangkat jam 20.30 wib. dan gw harap barang dikumpulin semua dirumah gw dan lo semua gw harap kumpul dirumah gw dari siang. Setelah perlengkapan dan logistic siap kita berangkat?? Deal??”.
Tegas saya kepada mereka ber-empat.
“oke deal...”
jawab mereka dengan wajah penuh optimis yang besar. Kami kebali bercengkrama hal hal lain dan tertawa bareng di depan halaman malam itu. saya masih terbakar semangat yang tadi setelah mereka yakin dan saya pun tidak sama sekali merasakan keraguan untuk esok hari.
Tanggal 21 maret 2013.
Hari itu pukul 14.00 wib. Kami berempat sudah satu jam yang lalu mempersiapkan bawaan untuk nanti berangkat. Setelah barang rapih dan lengkap saya harus mandi dan teman-teman pun kembali kerumah masing-masing dan akan kembali jam 15.00 dan langsung berkumpul di rumah saya dengan restu kepada orang tua masing-masing.
Sudah setengah jam lewat mereka belum datang juga. Sambil saya keluarkan bawaan yang telah masuk di tiga carier dan satu tas kecil/backpack. Memang ngaret mereka.hhe tak lama mereka dating dengan penampilan cool dan sedikit garang..hhhaa lucu juga si.
Tak mau ambil waktu lama kami berempat pun berangkat dan naik angkot M20 Arah ciganjur pasar minggu. Kami turun di cilandak dan dilanjuti naik P20 yang lagsung kearah pasar senen. Sesampainya di stasiun senen jam sudah tepat 20.00. langsung saya tukerkan tiket dan kami hanya butuh waktu sebentar untuk masuk dn naik kereta yang mengantarkan kami ke purwokerto malam itu.
Kereta progo siap untuk jalan. Kami berempat sudah naik didalam semua. Saya dan panjul duduk bersampingan dan wawan dan wafa duduk bersampingan beda bangku dengan kami berdua. Roda kereta mulai berputar. Gesekan besi mulai berpadu menjadi satu. Tak lama kereta jalan rupanya panjul yang disamping saya mulai tak betah duduk dan pergi kegerbong. Hhe dasar panjul. Ternyata wawan dan wafa sudah stanby di gerbong kereta dan beruntunglah kami gerbong kereta malam itu milik kami.hhe
Tepat jam 05.10 menit kami sampai di stasiun megah dan bersih serta tertata rapih yaitu stasiun purwokerto.
“Nah lo.. kemana kita??hhe” gurauan saya kepada mereka.
“yawdah sampe dijawa tengah nih, ayo pulang lagi” jawab panjul dan kita berempat pun terbahak ketawa.hhe
Satu jam kita beristitahat di stasiun ini. Dan saat mentari datang menyinari alam seisinya kami pun keluar stasiun. saat itu hari jum.at setelah sepakat ingin naik gunung hari sabtu kami pun ingin bermalam dulu di kaki gunung slamet dengan jalur bambangan kabupaten purbalingga.
Namun cerita berbeda. Panjul teringat kalo dia punya saudara di bobotsari tak jauh dari pertigaan serayu. “Wah memang rezeki mah gak kemana” wawan berkata dan wafa menjawab “mantaap”. Langsung tak ambil pusing setelah saudara menunggu distasiun bobotsari kami berempat langsung menuju kesana dengan harapan bisa solat jum.at disana dan beristirahat sejenak.
Hari jum.at memang berkah bagi kami berempat. setelah disambut dengan hangat dan diceritakan segala nya tentang gunung slamet kami sedikit larut dan terharu dalam suasana dan dipersilakan makan dan beristirahat dirumah bapak lurah. Terbukanya kunci rumah yang kosong namun rapih dan dilengkapi kasur-kasur yang tersusun. Berbaring langsung target kami berempat.
tak lama berbaring pun tiba-tiba wawan mengajak untuk mandi disungai yang tak jauh dari rumah kami beristirahat.
“ray, ayo mandi, jadi gak? Ah ngomong doing nih.hhe”
tantangan wawan kepada saya sambil mengajak yang lain.
“yawdah sip, ayo waf, jul mandiiii kitaa..hhe”
. ajakan saya kepada mereka berdua yang sudah menutup kepala dengan bantal.
“males ah, lo aja berdua, ngantuk bgt gw, ada-ada aja lo.hhe”
jawab wafa yang sama jawabannya sama panjul. Hmm. Saya dan wawan langsung pergi kesungai dan mandi disana.
Setelah enak mandi dan solat jum.at kami berempat tak sadar hari sudah sore. Mungkin terbawa suasana. Kami siapkan barang dan sudah ditunggu dirumah bapak lurah. sesampainya dirumah pak lurah yang baik hati itu kami disuguhkan makan kembali. Dan ternyata kami diantar kebambangan dimana tepat jam 16.30. baik sekali keluarga disana. Kami pun tak tau harus membalas apa kecuali doa dan ucapan terima kasih.
Sesampainya digunung slamet. bapak dari pak lurah juga ikut mengantar kami kebambangan. Suatu kehormatan besar kepada kami sampai sejauh ini. Terlihat gagah sekali gunung yang ketinggiannya 3.428 mdpl itu. bergetar jiwa raga kami berempat dan sesering kali saya tepuk pundak sahabat saya itu dengan megatakan “pasti bisa”.
Tak ada pendaki lain saat itu kecuali kami berempat. namun tepat jam 21.15 datang rombongan yang kami pun harus tidur dirumah warga yang dilengkapi warung itu. nikmat rasanya.he
Pagi pun tiba. Mentari amatlah indah terlihat dan cuaca benar-benar member izin
kepada kami untuk bersiap memulai pendakian. Kami sarapan terlebih dahulu. Bersiap menyiapkan makan dan langsung ke gapura pendakian.
(eray – wafa syuhada – panjul)
Kami star jam 08.00 wib.
Dengan mengucapkan salam dan membaca bismillah kami pun melanjutkan perjalanan. Karena kami sadar betul perjalanan masih teramat jauh. Perjalanan masih ngacak panjul dipaling depan dan wafa kedua dilanjutkan wawan dan saya terakhir perjalanan yg baru dimulai itu

Spoiler for :
Senja telah tiba. Kemerahannya telah mewarnai alam seisinya. hembusan angin kian berdebaran ditemani debu-debu berterbangan dan menerpa dedaunan yang menari-nari dalam kesunyian.
Rintik hujan sedikit demi sedikit mulai terun seakan menggantikan angin yang tadi turun. Seakan membilas bersih ranting daun yang tadi diselimuti debu berterbangan. Sore mulai berlabu keasalnya. Dan sang gelap pun sekejap demi sekejap hinggap menggantikan suasana dihari itu.
Hari itu tanggal 20 maret 2013. Hari dimana mendebarkan hati kami berempat begitu pun saya. Karena hari itu saya dan teman teman harus mulai mempersiapkan segala yang kami harus bawa esok hari berpergian. Tak lama saya duduk sendirian diwarkop. datang lah teman saya yang bernama wafa atau nama lengkapnya wafa syuhada bersama panjul yang bernama sebenarnya panji. Seperti biasa kami berkumpul ditempat ini. Tak ada pembahasan lain kami berkumpul warkop belakangan ini selain membicarakan rencana yang kami berlima yang sudah rencanakan satu bulan sebelumnya.
Saya(zafar),wafa,panjul,otoy dan wawan.
Spoiler for Diskusi awal :
Angin menerpa kencang. Namun tak sekencang perasaan saya saat wafa mengatakan bahwa temannya yang bernama otoy tak jadi ikut dalam rencana kami esok hari. Memang mendadak sekali berita itu. saya,wafa,wawan dan panjul memang teman dekat rumah namun hanya otoy lah yg bebeda daerah rumahny dari kami berempat.
Sedikit demi sedikit keringat saya mulai keluar dan bergetar rasanya. Rencana kami memang sedikit berbeda dengan rencana biasanya. Kenapa saya amatlah kaget saat mendengarnya. karena otoy lah yang ami percaya membawa dan memberi pengalamannya kepada kami. Dari kami bertiga belum ada yang pernah mendaki gunung.
“Serius waf”??
Tanya saya degan memperjelas berharap itu hanya lelucon belaka.
“Iya eray gak jadi ikut dia”
jawabnya, sambil menjelaskan permasalahnnya.
Saya berharap dia jadi ikut walau jadinya kami hanya ber empat dengan status belum pernah ada yang pernah mendaki. Seiiringnya malam wawan pun datang sepulang kerjanya. Langsung dia menanyakan
“barang udah siap nih, berangkat jam berapa kita”??hhe..
saya tak menjawab pertanyaannya. Namun saya jelaskan masalah yang terjadi lengkap dengan alasannya.
Senyumannya membalas cerita yang saya ugkapkan. “yaelah itu yang buat lo pada panik? Saya tak mengerti apa yang ada dipikiran wawan saat itu.
menyelak pembicaraan panji pun bersuara setelah diam dan habis berpikir
“eh ray,waf sekarang gini dah, lo yakin gak ma diri lo sendiri.?! Kalo gw si yakin aja.”
Saya tetep diam namun wafa menjawabnya “ yakin gw jul, yakin bgt malah.”
Dengan menatap tajam ke kami bertiga wafa menjawab-nya.
“selama kaki masih bisa berdiri dan berpijak dan keyakina masih berpegang teguh. kenapa enggak??” ungkap saya malam itu.
wawan dan wafa membalas dengan senyuman-nya. mendengar kata-kata itu benar-benar membuat saya bangkit dan menghapus segala yang menghalangi rencana kami ber empat.
“oke,, sip dan fix kita besok berangkat jam 15.00 karena kereta yang udah dibeli berangkat jam 20.30 wib. dan gw harap barang dikumpulin semua dirumah gw dan lo semua gw harap kumpul dirumah gw dari siang. Setelah perlengkapan dan logistic siap kita berangkat?? Deal??”.
Tegas saya kepada mereka ber-empat.
“oke deal...”
jawab mereka dengan wajah penuh optimis yang besar. Kami kebali bercengkrama hal hal lain dan tertawa bareng di depan halaman malam itu. saya masih terbakar semangat yang tadi setelah mereka yakin dan saya pun tidak sama sekali merasakan keraguan untuk esok hari.
Spoiler for Persiapan sebelum :
Tanggal 21 maret 2013.
Hari itu pukul 14.00 wib. Kami berempat sudah satu jam yang lalu mempersiapkan bawaan untuk nanti berangkat. Setelah barang rapih dan lengkap saya harus mandi dan teman-teman pun kembali kerumah masing-masing dan akan kembali jam 15.00 dan langsung berkumpul di rumah saya dengan restu kepada orang tua masing-masing.
Sudah setengah jam lewat mereka belum datang juga. Sambil saya keluarkan bawaan yang telah masuk di tiga carier dan satu tas kecil/backpack. Memang ngaret mereka.hhe tak lama mereka dating dengan penampilan cool dan sedikit garang..hhhaa lucu juga si.
Tak mau ambil waktu lama kami berempat pun berangkat dan naik angkot M20 Arah ciganjur pasar minggu. Kami turun di cilandak dan dilanjuti naik P20 yang lagsung kearah pasar senen. Sesampainya di stasiun senen jam sudah tepat 20.00. langsung saya tukerkan tiket dan kami hanya butuh waktu sebentar untuk masuk dn naik kereta yang mengantarkan kami ke purwokerto malam itu.
Kereta progo siap untuk jalan. Kami berempat sudah naik didalam semua. Saya dan panjul duduk bersampingan dan wawan dan wafa duduk bersampingan beda bangku dengan kami berdua. Roda kereta mulai berputar. Gesekan besi mulai berpadu menjadi satu. Tak lama kereta jalan rupanya panjul yang disamping saya mulai tak betah duduk dan pergi kegerbong. Hhe dasar panjul. Ternyata wawan dan wafa sudah stanby di gerbong kereta dan beruntunglah kami gerbong kereta malam itu milik kami.hhe
Spoiler for Di KRL:
Tepat jam 05.10 menit kami sampai di stasiun megah dan bersih serta tertata rapih yaitu stasiun purwokerto.
“Nah lo.. kemana kita??hhe” gurauan saya kepada mereka.
“yawdah sampe dijawa tengah nih, ayo pulang lagi” jawab panjul dan kita berempat pun terbahak ketawa.hhe
Satu jam kita beristitahat di stasiun ini. Dan saat mentari datang menyinari alam seisinya kami pun keluar stasiun. saat itu hari jum.at setelah sepakat ingin naik gunung hari sabtu kami pun ingin bermalam dulu di kaki gunung slamet dengan jalur bambangan kabupaten purbalingga.
Spoiler for ST.Purwokerto:
Namun cerita berbeda. Panjul teringat kalo dia punya saudara di bobotsari tak jauh dari pertigaan serayu. “Wah memang rezeki mah gak kemana” wawan berkata dan wafa menjawab “mantaap”. Langsung tak ambil pusing setelah saudara menunggu distasiun bobotsari kami berempat langsung menuju kesana dengan harapan bisa solat jum.at disana dan beristirahat sejenak.
Hari jum.at memang berkah bagi kami berempat. setelah disambut dengan hangat dan diceritakan segala nya tentang gunung slamet kami sedikit larut dan terharu dalam suasana dan dipersilakan makan dan beristirahat dirumah bapak lurah. Terbukanya kunci rumah yang kosong namun rapih dan dilengkapi kasur-kasur yang tersusun. Berbaring langsung target kami berempat.
tak lama berbaring pun tiba-tiba wawan mengajak untuk mandi disungai yang tak jauh dari rumah kami beristirahat.
Spoiler for Break:
“ray, ayo mandi, jadi gak? Ah ngomong doing nih.hhe”
tantangan wawan kepada saya sambil mengajak yang lain.
“yawdah sip, ayo waf, jul mandiiii kitaa..hhe”
. ajakan saya kepada mereka berdua yang sudah menutup kepala dengan bantal.
“males ah, lo aja berdua, ngantuk bgt gw, ada-ada aja lo.hhe”
jawab wafa yang sama jawabannya sama panjul. Hmm. Saya dan wawan langsung pergi kesungai dan mandi disana.
Setelah enak mandi dan solat jum.at kami berempat tak sadar hari sudah sore. Mungkin terbawa suasana. Kami siapkan barang dan sudah ditunggu dirumah bapak lurah. sesampainya dirumah pak lurah yang baik hati itu kami disuguhkan makan kembali. Dan ternyata kami diantar kebambangan dimana tepat jam 16.30. baik sekali keluarga disana. Kami pun tak tau harus membalas apa kecuali doa dan ucapan terima kasih.
Sesampainya digunung slamet. bapak dari pak lurah juga ikut mengantar kami kebambangan. Suatu kehormatan besar kepada kami sampai sejauh ini. Terlihat gagah sekali gunung yang ketinggiannya 3.428 mdpl itu. bergetar jiwa raga kami berempat dan sesering kali saya tepuk pundak sahabat saya itu dengan megatakan “pasti bisa”.
Tak ada pendaki lain saat itu kecuali kami berempat. namun tepat jam 21.15 datang rombongan yang kami pun harus tidur dirumah warga yang dilengkapi warung itu. nikmat rasanya.he
Pagi pun tiba. Mentari amatlah indah terlihat dan cuaca benar-benar member izin
kepada kami untuk bersiap memulai pendakian. Kami sarapan terlebih dahulu. Bersiap menyiapkan makan dan langsung ke gapura pendakian.
(eray – wafa syuhada – panjul)
Kami star jam 08.00 wib.
Dengan mengucapkan salam dan membaca bismillah kami pun melanjutkan perjalanan. Karena kami sadar betul perjalanan masih teramat jauh. Perjalanan masih ngacak panjul dipaling depan dan wafa kedua dilanjutkan wawan dan saya terakhir perjalanan yg baru dimulai itu
Spoiler for Sblm Naik:
Spoiler for PART 2:
Diubah oleh Radyts 18-05-2013 14:36
0
2.3K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan