Pada suatu siang, seorang penjual buku (tukang buku), penjual koran (tukang koran), dan seorang kurir (tukang antar surat) berbincang-bincang di bawah pohon tepi jalan Juanda (jalan utama di DKI) tempat mereka berjualan. Si tukang buku setiap hari berjualan buku bekas.

Sementara itu si tukang koran, tiap hari membaca koran sambil menunggu pembeli datang. Sedangkan si kurir, tiap hari menerima order mengantar surat, barang, atau apasaja sesuai pesanan beberapa CV logistik/ semacam usaha ekspedisi pelanggannya. Mereka semua adalah “hiasan” tepi jalan Ibu Kota.

Tukang koran tiba-tiba nyeletuk, “Rakyat Jakarta selalu menantikan koran saya, mereka benar-benar membutuhkan saya. Tanpa koran, tak ada reformasi” katanya congkak.

“Jangan kau kira menjual buku itu gampang, saya harus membaca semua buku ini sebelum bisa mempromosikan dan menjualnya” sahut si tukang buku ketus sambil terus menyampuli buku.

“Pekerjaan kalian semua itu tidak penting, tanpa buku dan koran pun negara ini tetap eksis kok…” kata si kurir culas. “Tahukah kalian, saya mengantar surat ke Istana Negara dan Kantor Gubernur? si kurir puas menepuk dada.

Tiba-tiba seseorang mencengkeram kuat lengan si tukang buku, menyela obrolan. “Kita ngobrol dikantor!” seorang petugas Satpol PP DKI menyeret tukang buku naik ke mobil patroli tanpa basa-basi. Melihat masih ada kesempatan, si kurir langsung melompat ke atas motornya tp keburu dicabut kuncinya oleh petugas sebelum mesin menyala. Mengiba dan memohon tak menyurutkan niat petugas, kurir tak berkutik.

Posisi tukang koran memang paling strategis, dua bangku tempat duduk dipasang depan kiosnya & dipayungi pohon rindang. Komandan Satpol PP duduk di situ mengambil koran dan membacanya, tukang koran terdiam gemetaran hingga terduduk nyaris pingsan. Menunggu beberapa saat, ia memberanikan diri bertanya, “Pak, kenapa saya tidak ditangkap?” tanya tukang koran bergetar ketakutan.

“Bersabarlah, saya belum baca koran hari ini. Mulai besok saya mau membaca koran di kantor!” bentak sang Komandan. Tukang koran pun langsung pingsan.

www.perpustakaan.depkeu.go.id

Note: Humor ini tidak bermaksud menghina atau merendahkan profesi/ pekerjaan tertentu. Penulis yakin bahwa setiap profesi/ pekerjaan memiliki kontribusi strategis menjalankan satu peran tanpa harus merendahkan profesi/ pekerjaan yang lain.


Gb. Perpustakaan Nasional China