Medan, Puluhan massa dari Front Pembela Islam (FPI) berdemonstrasi didepan Vihara Borubudur, Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat (3/5) sore. Para demonstran yang mengenakan pakaian serba putih ini mengecam perlakuan diskriminatif terhadap etnis Rohingya di Myanmar.

Mereka juga membawa spanduk bertuliskan kecaman dan permintaan atas tindakan keji yang menimpa umat muslim di Myanmar. Dalam orasinya massa meminta Pemerintah Indonesia lebih tegas dalam menghadapi permasalahan Rohingya melalui Kementerian Luar Negeri. Karena Undang-uUndang Dasar Indonesia sangat tidak mendukung adanya tindakan diskriminasi.

Aksi massa FPI, diterima oleh perwakilan dari Vihara Borubudur, dimana mereka juga mengecam tindakan penganiyaan itu dan mereka juga menyatakan bahwa pembantaian itu sudah bentuk genosida.

Lebih lanjut, menanggapi aksi yang menekan Vihara, salah seorang pemerhati masalah sosial mempertanyakan logika yang menjadikan rumah ibadah di Indonesia sebagai sasaran atas ketidakpuasan urusan luar negeri sebuah pemerintahan.

Di beberapa situs ekstrim yang dibiarkan oleh pemerintah Indonesia padahal telah menodai Agama Buddha, muncul hujatan yang tidak pantas terhadap seorang Bhikshu dengan menyajikan gambar-gambar Bhikkhu Myanmar seakan-akan para Bhikkhu yang bertanggung jawab terhadap konflik tersebut.

Perlu diketahui, bahwa ajaran Buddha sama sekali menentang kekerasan dalam bentuk apapun. Seorang Bhikkhu Buddha adalah seorang pertapa yang dalam usahanya mencapai akhlak sempurna dan menyatu dengan Ketuhanan Abadi, wajib melatih diri menjalankan 227 peraturan (moralitas) Bhikkhu sebagai pedoman mengamati dan mencabut kekotoran hati, dari yang tergolong ringan sampai berat. Dan seorang umat Buddha biasa dalam sehari-hari menjalakan 5 peraturan (moralitas) dimana salah satunya adalah melatih diri TIDAK membunuh makhluk hidup dengan sengaja.

Jadi, menurut Beliau, melampiaskan ke Umat Buddha baik yang di Indonesia maupun yang di Myanmar adalah salah setelah memahami esensi ajaran Buddha itu sendiri. Tindakan represif pemerintah Junta Militer Myanmar sama sekali tidak ada kaitannya dengan umat dan ajaran Buddha.

Original Posted By ponj►





SUMBER

Peran pemerintah dibutuhkan untuk menjamin yang seperti itu tidak terjadi sesuka hati. Jadi, KECUALI agama Buddha mengajarkan kekerasan, Mohon JANGAN mengkaitkan umat Buddha yang berpedoman ajaran Buddha yang tanpa kekerasan dengan kekerasan junta militer Myanmar.

Silakan membaca 227 peraturan (moralitas) seorang Bhikkhu secara lengkap, baru memahami apa itu seorang pertapa Buddha.

http://www.samaggi-phala.or.id/naska...la-patimokkha/

Original Posted By xenocross►"Truly Allah guides not one who transgresses and lies." (40:28)

Agan-agan yang terhormat, ane bikin trit ini bukan bertujuan SARA atau sebagainya.
Gua cuma sedih aja banyak informasi menyesatkan yg beredar dan ditelan mentah-mentah.

Kejadian di Myanmar memang benar ada, ada kerusuhan antara suku Rohingnya dan suku Rakhine. Korban ada di kedua belah pihak. Yang Mati ada dari dua pihak. Yang terusir ada dari kedua pihak.

YANG SALAH ada dari kedua pihak juga.
Suku Rohingnya adalah imigran gelap, mereka tidak mau asimilasi dan malah mengumpulkan senjata mau memberontak pada Myanmar

Myanmar dan suku Rakhine mendiskriminasi Rohingnya, tidak memberi solusi selama puluhan tahun, memelihara bibit konflik yg sekarang akhirnya meletus.

Tapi media, seolah-olah mengatakan korban hanya di pihak Rohingnya, yang diperkuat oleh foto-foto berdarah dan kejam.
Setelah diselidiki ternyata sebagian besar foto-foto ini HOAX alias PALSU.
Silahkan dilihat sendiri










Saya tidak menyangkal disana ada pembantaian, tetapi kalau mau cari dukungan atau bantuan bukan begini caranya. Bukan dengan mengambil foto kejadian lain lalu ditag "ROHINGNYA". Menyebar kebencian seperti ini tidak dibenarkan oleh Agama apapuin.

Tersebar ajakan untuk "sweeping" kafir Buddha di Indonesia. Propaganda menyuarakan permusuhan kepada umat Buddha seakan-akan mereka adalah musuh umat Muslim, disebarkan pihak-pihak tak bertanggungjawab dengan menggunakan foto-foto seperti di atas. Padahal foto-foto tersebut PALSU!
Sungguh memprihatinkan.

Kesimpulan

Sebelum menerima sebuah berita maka sebaiknya kita harus melakukan pengecekan terhadap berita tersebut, apakah benar adanya atau tidak, apalagi jika kabar tersebut hanya dari mulut ke mulut atau situs jejaring sosial yang disampaikan secara berantai. Berikut beberapa tips yang bisa digunakan untuk mengetahui mana berita yang dapat dipercaya dan mana yang tidak


Read more: http://www.detikmaya.com/2012/07/pem...#ixzz22AkFWWg5

http://grevada.com/islam/apa-yang-se...jadi-di-burma/
http://farazahmed.com/muslims-killin...ties-1010.aspx

mau liat kronologi lengkap ada disini
http://wirajhana-eka.blogspot.com/20...ersaudara.html