Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

denyblackAvatar border
TS
denyblack
[B]Eko PatrioHabiskan Uang Rp375 Juta[/B]
Eko Patrio: Pemilu 2009 Saya Habiskan Uang Rp375 Juta

Artis juga harus punya integritas, moral, kata Eko Patrio emoticon-Najis (S)

Eko Hendro Purnomo atau Eko 'Patrio' menegaskan bahwa dia tidak menggunakan popularitasnya sebagai artis dalam kampanye untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Sebab, kata politisi Partai Amanat Nasional ini, popularitas itu hanya 10 persen dari modal yang dibutuhkan seorang artis untuk menang.

Saat ini, kata dia, masyarakat sudah semakin cerdas dalam menentukan pilihannya. Sehingga, para caleg artis tidak akan terpilih jika hanya bermodal popularitas.

"Yang paling penting, pemetaan daerah pemilihan. Artinya, di dapilnya butuh apa sih. Kalau ada dialog komunikasi, serap aspirasinya. Itu sudah 50 persen modal," kata Eko, Senin 29 April 2013.

Sehingga, ujar dia, meski artis, caleg itu juga harus punya integritas dan kapabilitas. "Kalau bicara integritas, moral, perilaku," katanya.

Menurut dia, menjadi seorang caleg artis justru memiliki beban tersendiri. Sebab, masyarakat tidak lagi melihat popularitas. "Kami modal sosial tapi cuma 10 persen, tak pengaruh banget. Kalau cuma andalkan popularitas tidak terpilih. Ingat 2009, artis yang maju tapi tidak terpilih, karena niatnya masih minta dilayani, kalau sekarang harus turun sampai ke pasar-pasar," ujar dia.

Eko menceritakan, pada saat Pemilu 2009 lalu, dia hanya menghabiskan dana sebesar Rp375 juta untuk kampanye. Tetapi, untuk 2014 mendatang, ujar Eko, kemungkinan dananya akan lebih murah. "Saya sudah punya modal jaringan lima tahun, banyak program pemerintah yang saya komunikasikan," kata dia. emoticon-Bingung (S)

Eko mengakui, memang ada beberapa partai politik yang hanya memanfaatkan artis sebagai vote getter. Tapi di PAN , kata Eko, artis yang masuk harus melewati proses kaderisasi.

"Ada tes psikologi, tes narkoba, ada lembaga pengkaderan, workshop. Sebenarnya di PAN yang artisnya 5-10 persen ditolak," ujar dia.

Berbeda dengan zaman Orde Baru, Eko mengatakan, pada zaman itu, artis memang benar-benar digunakan sebagai vote getter. "Saat Orba, artis benar-benar jadi vote getter ditaruh di nomor-nomor gede. Sekarang pasar bebas, mau nomor urut berapa pun juga. Yang berkehendak berkeinginan artis bisa dipilih. Masyarakat sekarang sudah pintar. Mana artis abal-abal, mana yang cuma manekin saja," kata dia.
sumber :: vivanews.co.id

dia jadi NARSIS emoticon-Ngakak emoticon-Ngakak emoticon-Ngakak

emoticon-Najis (S) emoticon-Najis (S) emoticon-Najis (S)
0
2.1K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan