Smartphone ini menggunakan teknologi Bentuk Paduan Memori, didasarkan pada konsep bahwa logam ingat bentuk aslinya - yaitu, mereka memperluas dan kontrak ke bentuk aslinya setelah digunakan, menurut Times of India.

Layar ponsel memiliki grid pin, yang bergerak naik dan turun sesuai kebutuhan, dan grid memiliki layar Braille, di mana pin datang untuk mewakili karakter atau huruf. Layar itu sendiri adalah mampu mengangkat dan menekan isi untuk membentuk pola dalam Braille.



Sungguh menarik bagaimana pada tanggal, tidak ada produsen utama lainnya telah berusaha untuk membuat smartphone untuk orang buta, atau bahkan smartphone untuk menantang atau dinonaktifkan. Mungkinkah itu karena ada kurangnya permintaan, atau akan iklan dan pemasaran menjadi ketegangan bagi perusahaan yang terlibat? Jika perusahaan seperti Samsung dapat merancang, mengembangkan, dan menerapkan teknologi bergulir mata untuk perangkat mobile mereka, kenapa mereka tidak mencoba Braille teknologi konversi sendiri?

Terlepas dari itu, saya pribadi merasa setelah prototipe, yang saat ini sedang dikembangkan bersama dengan The Indian Institute of Technology Delhi (IIT Delhi), tersebut selesai dan terakhir, akan ada pada kenyataannya sedikit dari permintaan untuk smartphone ini.

Potensi pasarnya terbatas, karena tidak ada perangkat lain yang serupa saat ini. Selanjutnya, dengan menargetkan niche ini kelompok konsumen yang sejauh ini telah diabaikan, itu hanya cara lain untuk menjembatani kesenjangan antara teknologi dan masyarakat.

SUMBER