Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dimas090Avatar border
TS
dimas090
Sumber Kencono - Dibenci dan Dinanti
Assalamualaikum gan

Semoga aja trit ane ga emoticon-Repost emoticon-Repost

Bulan September nampaknya menjadi bulan sial bagi Bus Sumber Kencono. Tepat satu tahun kemarin, tiga hari berturut-turut, dari Sabtu (11-9-2011) hingga Senin (13-9-2011), terjadi tiga kecelakaan yang melibatkan Bus Sumber Kencono. Sabtu, di Ngawi, bus maut ini menewaskan satu orang warga, yang kemudian berbuntut pembakaran atas tiga bus Sumber Kencono. Hari Minggu, Sumber Kencono menyambar seorang pengendara di Madiun dan Senin menabrak satu keluarga yang sedang mengendarai sepeda motor.
Satu tahun kemudian, Senin 12 September 2011 kemarin Bus Sumber Kencono kembali bikin berita. Bus super cepat itu ‘adu kambing’ dengan minibus travel Elf. Kejadian ini membuat nama Bus Sumber Kencono (SK) semakin moncer. Cap sebagai bus maut semakin melekat dengan SK. Seorang teman bahkan berkelakar bahwa SK bukan lah bus tapi rollercoaster. Menumpang Bus SK kita memang seakan berada di wahana Rollercoaster yang banyak di taman hiburan. Terombang-ambing dan badan akan bergoyang ke kanan dan ke kiri adalah fenomena biasa jika menumpang Bus SK. Apalagi jika kita naik setelah lewat jam 10 malam. Bus akan semakin deras melaju.
Bus yang melayani trayek Surabaya-Madiun-Solo-Yogya dan Surabaya-Madiun-Solo-Semarang ini memang punya sejarah panjang sebagai Perusahaan Otobus (PO). Awal beroperasi pada 1981, Sumber Kencono (dulu Sumber Kentjono) hanya bermodal 5 armada, jauh dibawah Bus Flores yang merajai trayek Suroboyonan kala itu. Namun tragedi di Solo pada 1981 mengubah segalanya. Bus Flores yang mengangkut siswa SMP Wijana Jombang yang akan study tour tertabrak kereta api tak jauh dari Stasiun Purwosari, depan pabrik es Sari Petojo Solo. Flores menerobos lintasan rel yang tak berpalang tersebut, tak ayal sebagian besar siswa SMP itu tewas.
Tragedi ini membuat marah masyarakat, Bus Flores pun dijatuhi sanksi tidak boleh lagi melayani trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) oleh DLLAJR Pusat. Alhasil Bus Flores hanya boleh melayani hingga wilayah Mantingan, daerah paling barat Provinsi Jawa Timur. Penumpang pun turun drastis, sebab banyak penumpang yang akan menuju Solo atau Yogya harus dioper ke bus lain. Pada saat itu lah nama Bus Sumber Kencono semakin berkibar, penumpang banyak beralih menumpang SK dari pada harus dioper di Mantingan.
Semenjak saat itu, SK semakin berjaya, walaupun kemudian hadir Bus Mira dan Eka yang merupakan turunan langsung dari Bus Flores. Fendi Haryanto pemilik Bus Flores, menutup Bus Flores setelah sebelumnya beralih trayek Surabaya-Ponorogo. Ia memilih untuk mengembangkan Bus Eka dan Bus Mira yang diambil dari nama kedua anaknya.
Walaupun disaingi Eka dan Mira, SK tetap menjadi pilihan pertama para penumpang. Selain cepat, armadanya yang banyak juga menjadi alasan utama. Bus SK berangkat tiap interval 20 menit selama 24 jam nonstop. Maka tidak jarang sesama Bus SK pun saling menyalip. Tidak perlu menunggu lama dan laju bus yang cepat memang membuat Sumber Kencono tetap dicintai.
Tetapi jumlah armada yang mencapai 250 bus yang berarti ada 500 trayek PP Surabaya-Yogya selama 24 jam inilah yang disinyalir mengapa Bus Sumber Kencono sering menjadi sorotan setiap kali mengalami kecelakaan. Bandingkan dengan Bus Eka dan Mira yang paling-paling cuma 100-150 armada, Bus SK memang menjadi raja jalanan di trayek Surabaya-Yogya. Selain itu, manajemen SK yang menerapkan ‘sistem garasi’ dengan karakter supir bus tunggal (membawa 1 bus untuk 1 rit pulang-pergi), maka pengemudi dituntut mencapai tujuan lebih cepat, agar bisa istirahat lebih lama di terminal atau garasi.
Banyaknya armada dan sistem garasi ini dituding menjadi penyebab utama semakin menggilanya kecelakaan Bus Sumber Kencono. Walaupun terkadang bukan disebabkan Bus Sumber Kencono. Pada tragedi di jalus by pass Mojokerto, Senin silam, supir travel diduga menjadi penyebab utama sebab pindah lajur ke arah yang berlawanan. Namun hukum jalan raya menyebut kendaraan yang lebih besar cenderung selalu disalahkan.
Bus Sumber Kencono pun sebenarnya tidak terlalu bermasalah, sebab menurut salah satu rekan di Dinas Perhubungan Jawa Timur, hasil audit terhadap Bus Sumber Kencono menyebutkan Prasarana baik, Bis masih baru dan sangat layak jalan, Manajemen Baik, Maintainance Kendaraan juga baik.
Untuk mengurangi jumlah kecelakaan ini sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, memasang separator atau pembatas jalan yang jelas di setiap jalur atau tikungan maut. Hal ini akan membuat supir lebih waspada dan terhindar dari ‘nyelonong’ ke lajur lain. Kedua, memasang alat atau petugas untuk memantau kecepatan kendaraan di lintasan tertentu. Hal ini untuk mengurangi kendaraan yang ugal-ugalan di jalanan. Ketiga, meningkatkan kualitas SDM pengemudi. Misal dengan memberi pemahaman tentang keselamatan diri dan penumpang. Tidak hanya sekedar mengejar setoran atau adu cepat mencapai garasi.
Belakangan, PO. Sumber Kencono mengganti nama armada barunya menjadi “Sumber Selamat” dan tergabung di PO. Sumber Selamat. Semoga Sumber Selamat ini benar-benar selamat dan Sumber Kencono tidak benar-benar menjadi sumber bencono seperti yang selama ini didengungkan.





Semoga bermanfaat

ditungguemoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)

jangan ngasih emoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L)
0
8K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan