Jakarta - Mantan Panglima Daerah Militer (Pangdam) IV Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso di Mabes akhirnya muncul di depan publik setelah pernyataannya soal keterlibatan oknum Kopassus di wilayah kekuasaannya dalam peristiwa LP Cebongan terbantahkan. Dia kemudian dimutasi dan kini menjabat staf ahli KSAD di Jakarta.

Berikut petikan wawancara wartawan dengan Hardiono yang menjabat sebagai Pangdam Diponegoro selama 9 bulan. Wawancara dilakukan di sela-sela acara tanam pohon Presiden SBY di kompleks TNI AD, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2013):

Apa kabar, Pak?
Baik.

Aktivitasnya apa, Pak?
Nyanyi, olahraga, lari

Sejak kapan aktif di Mabes TNI AD?
Kemarin.

Sertijab kemarin gimana, Pak?
Biasa

Penggantinya siapa, Pak?
Pak Mayjen Sunindyo

Jabatan Pangdam baru berapa bulan?
Saya jabatan itu sebentar-sebentar lho, tujuh bulan, delapan bulan, sekarang agak lamaan nih sembilan bulan.

Hal biasa ya Pak dimutasi?
Biasa dong

Bagaimana peristiwa kemarin (Cebongan)?
Tanggung jawab, tanggung jawab, tanggung jawab.

Kemarin ada kesalahan koordinasi atau gimana, Pak?
Tanggung jawab, oke.

Waktu Bapak bilang Kopasus tak terlibat itu informasinya memang A1, Pak?
Iya dong (A1), pokoknya semua yang terjadi tanggung jawab.

Kemarin sertijab, ada evaluasi dari KSAD?
Ada dong, pasti ada.

Evaluasi apa yang disampaikan?
Harus bertanggung jawab. Karena saya sudah laporan, Pak ini semua tanggung jawab saya.

Berarti bukan disuruh ya, Pak?
Bukan dong, tentara harus bertanggung jawab, Angkatan Darat.

Tugas pertama Bapak sekarang?
Ya bantu-bantu Pak KSAD.

Apa posisi barunya, Pak?
Belum tahu

Bidangnya apa gitu Pak, bocorannya?
Belum tahu, terserah Pak KSAD mau kasih jabatan apa.

Enggak ada jabatan gimana nih, Pak?
Santai dong, saya suka main musik, saya suka airmodelling pesawat terbang

Komnas HAM melihat ada kejanggalan terhadap hasil investigasi TNI AD, ada komentar?
Komnas HAM dari dulu begitu, nih gua 2,5 tahun masalah Timtim diperiksa Komnas HAM, dia mah selalu begitu. Jangan didengar. Dia selalu nuduh terus. Jelek saja semua di mata mereka. Gua sudah 2,5 tahun nih diperiksa Komnas HAM.

Jadi nggak ada kejanggalan?
Nggak ada. Semua normatif, alami semuanya.

Menurut Bapak, Bapak kecolongan atau tidak?
Enggak ada kecolongan.

Bapak kan jenderal, tiba-tiba anak buah begitu?
Oh nggak dong, saya sayang betul anggota, sayang betul. Gua harus mati buat prajuritnya.

Kalau nama Bapak disebut di peradilan militer bagaimana?
Tenang aja, tanggung jawab, berani berucap, berani bertanggung jawab. Yang jelas itu prajurit mati untuk pemimpin, pemimpin mati untuk prajurit.

[url]http://m.detik..com/news/read/2013/04/09/143837/2215521/158/eks-pangdam-diponegoro-mayjen-hardiono-saroso-gua-harus-mati-buat-prajurit[/url]

[i]Komnas HAM dari dulu begitu, nih gua 2,5 tahun masalah Timtim diperiksa Komnas HAM, dia mah selalu begitu. Jangan didengar. Dia selalu nuduh terus. Jelek saja semua di mata mereka. Gua sudah 2,5 tahun nih diperiksa Komnas HAM.
......
ham pak,,ham....ktnya klo prajurit yg mati gpp,,,



Salut buat pemimpin satu ini. teladan buat gue. Berani pasang badan demi korps dan anak buah. Jarang yang seperti ini di Indonesia.