Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

asiaticaAvatar border
TS
asiatica
SEMPU ISLAND yang Menggoda !!
Cerita perjalanan ane waktu lalu, harap maklum masih newbie nih!! emoticon-Traveller emoticon-Traveller

20 Januari 2013. Awal tahun di mulai dengan perjalanan keluarga ke pulau sempu, sebuah perjalanan nekad mengingat cuaca yang sedang gak bersahabat. Hujan deras disertai angin yang kencang gak mengurungkan niat kami ‘tuk camping di alam terbuka. Banyak teman yang mengingatkan bahwa kondisi trek sempu akan jauh lebih licin dan berlumpur. Perlu mempersiapkan mental dan fisik yang lebih baik lagi untuk bisa menaklukkan trek sempu. Meskipun aku sudah pernah ke sana tapi untuk mengingat kembali jalur perjalanan dengan kondisi trek yang sedikit berbeda mungkin belum bisa dibilang berhasil mengademkan hati peserta rombongan yang bisa dibilang was-was dengan cuaca yang dikabarkan di televisi. Kenekadan dan niat untuk kebersamaan dalam perjalanan nanti itu lah yang kami pegang agar perjalanan menjadi lancar. Persiapan peralatan kami lengkapi semaksimal mungkin untuk meminimalkan kondisi yang belum kami ketahui di pulau sempu.

Perjalanan ke pulau sempu ini terbagi menjadi 2 tim rombongan. Tim pertama terdiri 2 orang berangkat dari Jakarta tanggal 19 Januari’13 pukul 14.05 WIB, langsung menuju stasiun Malang kota Lama menggunakan KA Eko Matarmaja harga tiket Rp. 51.000. Tim kedua berangkat dari Surabaya 20 Jan’13 terdiri 4 orang menuju stasiun Malang kota Lama dengan naik KA Penataran pukul 4.45 WIB dengan memperhitungkan waktu tiba yang tidak terpaut jauh dengan kereta tim dari Jakarta. Kereta Api Tim Surabaya tiba bersamaan dengan Tim dari Jakarta di stasiun Malang kota lama pukul 08.00 WIB. Sebelum melanjutkan perjalanan kami beristirahat sebentar untuk mempersiapkan perjalanan ke Sendang biru, Di mulai dengan meeting point untuk menentukan team leadernya, juga rute perjalanan angkutan yang akan dinaiki menuju Sendang biru. sekaligus bertanggung jawab dengan barang masing-masing yang dibawa.

Dari Stasiun Malang Kota Lama menggunakan angkot AG atau AMG jurusan terminal Gadang dengan ongkos Rp. 2.500/orang. Diteruskan naik bis jurusan Dampit tapi turun di pasar turen dengan ongkos Rp. 4.000/org. Nah dari pasar turen ini ada angkot lagi ke arah sendang biru, Angkot ini menunggu penumpang hingga penuh terlebih dahulu baru bisa jalan, klo rombongan lebih dari 6 org bisa langsung berangkat di sini kami membayar Rp. 15.000/org ke sendang biru. Pemandangannya bagus sayang untuk dilewatkan begitu aja mengingat panjangnya perjalanan menuju sendang biru hanya sekedar melepas kebosanan.
Di sendang biru kita akan menemui loket masuk di sini kami membayar tiket Rp. 6.000/org, kemudian mengurus perijinan ke dinas perhutani setempat dan membayar administrasi sebesar Rp. 20.000. Kami ditawarkan untuk menyewa guide/ porter selama perjalanan masuk pulau, dengan pertimbangan 1 orang sepuh, barang bawaan banyak, kondisi track yang sangat berlumpur. Biaya untuk sewa porter 1x jalan Rp. 150.000, sedangkan untuk biaya sewa guide Rp. 100.000/guide. Sepakat mengambil keputusan untuk menyewa porter untuk mengantar dan menjemput kami 2 hari kemudian yaitu tanggal 22 Januari 2013, berarti kami harus membayar Rp. 300.000 karena ditambah dengan penjemputan. Kami juga disarankan untuk mengganti alas kaki dengan sepatu khusus lumpur untuk memudahkan perjalanan di trek berlumpur (bisa dibilang seperti sepatu bola), karena alas kaki apa pun (sandal gunung, sepatu, apa lagi berpikir untuk nyeker) bisa memperlambat perjalanan -kecuali kaki udah kapalan setebal 5 cm, mungkin gak akan ada masalah, hehehe-. Biaya untuk sewa sepatu cuma Rp. 10.000 aja, tapi jangan sampai menyewa di dalam pulau sempu nya karena harga sewa menjadi 25.000/sepatu. Sedikit kaget saat itu, lebih baik buang ego demi kaki agar tetap aman dan perjalanan tetap lancar. Untuk mencapai pulau sempu dari sendang biru kita bisa menyeberang dengan perahu nelayan dengan membayar uang sewa Rp. 100.000/perahu dan sudah termasuk PP. Kita hanya bilang kapan minta dijemput lagi, pastinya jangan lupa untuk mengingat nomer perahu dan mencatat nomer HP nya.
Pertama kali mendarat di teluk semut, kami disambut dengan teriakan “Kalah tuek rek!!”, waduh sapaan yang membuat kami lebih semangat ‘tuk terus menapakan kaki di pulau itu. Di sana kami bertemu dengan para backpackers yang sedang menunggu perahu jemputan, melihat kondisi pakaian mereka sedikit tahu bagaimana kondisi track di dalam. TRABAS…!! Porter berjalan di depan, kami mengikuti di belakangnya, 20m pertama masih fokus dengan porter di depan setelahnya kami sibuk dengan lumpur yang dilewati dan barang bawaan. HASH… Semangat masih terus terpancar karena dukungan dari teman juga penjelajah lain yang kami temui dipersimpangan jalan. Kehilangan jejak dengan porter tidak masalah karena ternyata ada tanda yang sudah ditinggalkan sebagai penuntun jadi kami tidak merasa panik dan khawatir tersesat.

Spoiler for Track Sempu:


Informasi pengalaman yang kami dapat dari beberapa teman perjalanan akan ditempuh selama 2 jam dalam kondisi kering, tapi saat itu kondisi treknya berlumpur dan licin sehingga kami menempuhya selama 5 jam. Untuk kondisi seperti ini disarankan memulai perjalanan sebelum jam 12.00 untuk menghindari gelap saat perjalanan. – ya untuk yang berpengalaman sih gak ada masalah dengan trek, emoticon-Ngakak (S)-

Lelah terasa hilang saat kami mencapai segoro anakan, semua terbayar melihat keindahannya, segarnya air, merdunya suara ombak yang masuk dari karang bolong. Rasa kangen dengan suasana itu yang baru kesampaian hari itu setelah ±7 tahun lalu, kini aku mengajak keluarga melihat keindahannya. Di TKP ternyata sudah ada 3 rombongan, 2 diantaranya sedang mendirikan tenda. Suasana sudah hampir gelap, kami bertiga pun langsung mendirikan tenda tapi ternyata tantangan baru datang, hujan disertai angin kencang datang memporak-porandakan tenda yang baru saja mau dibeber. Alhasil kami menunggu dan berteduh bergabung dengan rombongan yang datang dari Bandung. Setelah badai berhenti kami melanjutkan mendirikan tenda ditengah gelapnya malam yang hanya diterangi cahaya lampu senter sekaligus membuat penampung air hujan. Setelah tenda berdiri rasa lapar melanda, langsung saja kami menyalakan kompor dan membuat makan malam… My lovely food : Mieeeeeeee…

Spoiler for Makan malam:


Hari kedua camping di segoro anakan gak afdol klo gak liat sunrise di tebing yang berhadapan dengan laut lepas, gak tau karena telat atau emang matahari malu menampakan sinarnya ya?hehehe…tapi view nya tetep keren…percikan ombaknya menggoda untuk nyebur dan berenang, resikonya ya gak selamat… Karena tergoda dengan airnya yang segar kami berenang di danau, snorkling melihat karang-karang yang sedang tumbuh, ada ikan-ikan kecil berenang di sekitar karang itu yang kadang kabur saat aku berenang mendekati mereka. Tiba – tiba serangan monyet yang datang dari arah hutan mengagetkan kami, khawatir bahan makanan diambil kami harus siaga di dekat tenda, ato mengamankan barang-barang yang sekiranya mudah dibawa monyet untuk dimasukkan ke dalam tenda.

Mencoba bermain pasir mengisi waktu yang kosong, tiba-tiba badai datang bersama hujan memporak-porandakan tenda, satu sama lain memegang frame tenda agar tidak patah. Kami harus mencari spot camp lain yang lebih aman dari terpaan badai, karena gak mungkin seharian kami harus menjaga dan memegang frame tenda agar tidak roboh. Badai yang tiba-tiba datang dan pergi membuat was-was saat malam datang, api unggun yang kami buat untuk menghangatkan harus berantakan karena badai yang semakin kencang hingga dini hari membuat kami harus bangun dari tidur lelap dan berjaga.Saat itu kami kedatangan teman camp yang baru datang, bayangkan aja di tengah gelapnya malam yang hanya terlihat sorotan lampu senter dan terjangan badai disertai hujan mereka mendirikan tenda. WOW!! emoticon-MatabeloGak kebayang deh trek yang berlumpur bisa mereka taklukan di malam hari dan kuatnya badai pasti sangat sulit untuk beber tenda –tangguh-. emoticon-Takut

Spoiler for Badai:


Sampai pagi menjelang kami baru sadar klo danau sudah dipenuhi dengan para penjelajah dari berbagai kota. Lumayan ada teman baru tapi hari itu hari terakhir kami bisa menikmati indahnya segoro anakan, kami harus packing total karena kami akan dijemput kembali oleh porter yang sudah kami sewa. Perjalanan pulang begitu miris ( emoticon-No Hope… ) air minum yang tersisa hanya 2L dan itu harus terbagi untuk sarapan, dan perjalanan pulang nanti. Supaya pembagian air adil dan masing-masing bisa menjaga kondisi saat perjalanan, kami membaginya dalam botol kecil (ukuran YouSee WanTau Sen-nama harus disamarkan, karena gak dapet sponsor- ). Berat untuk melangkah pergi apalagi perjalanan yang sulit ditambah licin karena malam harinya hujan begitu deras. Meski kondisi trek yang lebih berat tapi karena mental sudah siap dengan kemungkinan terburuk, semua terasa lebih ringan bayangkan saja perjalanan sampai teluk semut cuma ditempuh 3 jam. (APLAUS sodara sodara…!!! – hadeh lebay lagi- emoticon-Cape d...). Sambil menunggu perahu yang menjemput kami, boleh lah kami membersihkan diri di teluk semut, segaaaarrrr…

Sesampainya di sendang biru kita bisa mandi di tempat pemandian umum dan hanya ditarik 2.000 rupiah saja. Sebelum kembali pulang perlu lah mengisi perut yang kelaparan, kita bisa singgah di warung sekitar pantai sambil menunggu angkot pulang ke arah P. Turen, dilanjutkan dengan rute yang sama dengan keberangkatan.

Mau gan cendol nya klo berkenan...
Diubah oleh asiatica 27-02-2013 11:17
0
11.2K
70
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan