- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Serba - Serbi JAV (Japan Adults Video) PART 6
TS
Third.Reich
Serba - Serbi JAV (Japan Adults Video) PART 6
Ohayou, konichiwa, konbanwa agan2 semuanya, super kaskuser dan juga para JAV Lover . Apa kabar nih gan..? Sehat gan ? Sudah makan..? Well, setelah sekian lama part 5 dirilis akhirnya ane bisa ngerilis juga Part 6 nya . Masih di seputar panggung AV Jepun, beserta lika liku dan kontroversinya . Alright then, nggak usah panjang lebar x tinggi lagi..let’s check this out, Welcome to Rokuban Part.
Sebelumnya ane mau sedikit opening aja nih,
Kalau di Part 5 sebelumnya ada Komik yang merupakan salah satu penyebab lengsernya era AV Western di Asia khususnya Indonesia, sebenernya ada lagi penyebab yg tampak hidden dikala itu… diantaranya :
1. KEDEKATAN BUDAYA
Ehm..,Sadar ngga sadar, bahwa sekarang masyarakat senang menikmati film AV bahkan kualitas rendah semacam 3gp,(beberapa tahun silam) bukan lagi seperti dulu, harus yang seperti film barat dengan setting glamour, kualitas film sangat baik . Why is that ? mudah saja, karena ADANYA KEDEKATAN BUDAYA. Film-film AV barat terasa ada distance yg jauh sedangkan film-film asia bahkan lokal (3gp), terasa lebih dekat. Kira2 knapa ya..? yah, ada alasan teknis dan psikis sih. diantaranya :
- Dalam film panas Barat, wanitanya cenderung agresif dan dominan secara seksual. Mereka juga sangat menikmati seksual /aktif secara seksual, ini nampak dalam desahan mereka yang cenderung menikmat,contohnya : (”Oh Yes / Fuck Me Please”,Oh My God dll). , iya nggak..?
Nah, Sedangkan dalam kenyataan sehari-harinya masyarakat Asia, bentuk perilaku seksual mereka umumnya masih dalam koridor budaya Patriarki gan.
Wanita adalah “korban” dalam artian secara seksual gan , sedangkan pihak laki-laki sebagai penguasanya .Selain itu Wanita tampil sebagai pihak yang masih lugu (perawan), lemah, canggung, malu/pasif/nrimo. Desahannyapun adalah desahan kesakitan layaknya gadis masih perawan. Ini sesuai dengan adat timur yang menjunjung tinggi nilai keperawanan. Isn’t it ??
Di JAV, wanitanya cenderung nampak innocent, lemah dan seolah masih gadis/perawan . Berbeda dengan wanita bule dalam film-film panas, yang seolah-olah wanitanya sudah expert dalam aktivitas seksual dan cenderung “gahar”/dominan/aktif.
Contohnya dalam film-film AV dari Jepang, wanitanya cenderung MALU-MALU , KURANG AKTIF dan MENJERIT KESAKITAN saat melakukan hubungan intim. Jelaslah bahwa mereka hadir lebih real/dekat dengan keadaan wanita Asia yang cenderung masih malu-malu secara aktifitas seksual dan bahkan merasa sakit saat melakukan hubungan intim , tidak se-dominan/se-agresif wanita-wanita barat yang cenderung nampak perkasa&sangat menikmati aktifitas ini.
Ditambah lagi dengan budaya asia yang bersifat patriarki, maka dalam film-film panas Asia, figur pria lebih mendominasi sedangkan figur wanitanya nampak lemah, malu/ innocent gan. Ini membuatnya terasa lebih dekat dengan masyarakat kita secara budaya dibandingkan dalam film-film panas dari barat. Bahkan sang tokoh film porno Asia semacam Miyabi saja, coba liat deh kalau bermain film AV, masih terlihat unsur rasa malu dan kesakitannya... yak an? , yang fans Ozawa pasti cengar cengir sendiri deh
Nah kemudian, hal ini diperkuat lagi dengan film-film lokal berformat 3gp yang pelakunya adalah masyarakat lokal sendiri . Disini, nilai ketimurannya sebagai wanita masih nampak dalam cara mereka melakukan hubungan intim mereka, karena umumnya pelakunya adalah pelajar/pasangan muda mudi yang baru mencoba-coba melakukan hubungan intim di luar koridor pernikahan (sebuah dampak negatif dari kemajuan jaman)..
Maka semakin terasa “lebih real” / lebih dekatlah film2 JAV ini dengan budaya penikmatnya, yaitu dalam hal ini masyarakat Indonesia sendiri. Akibatnya, film-film ini semakin disukai meski hadir dalam format kualitas yang rendah sekalipun.. , tapi saat ini udah nggak ada yg namanya 3gp ya , udah Punah kena seleksi alam gan .
- Teknis filmnya : Dalam penyajian visualnya, film AV barat cenderung glamour dan elegan sehingga ada kesan bahwa mereka seolah sedang bermain dengan “seorang model / superstar” . Lain halnya dalam film asia gan, penyajian visualnya lebih pada pendekatan sehari-hari bahkan dalam film-film 3gp, malah lebih parah lagi , available light / lampu seadanya dan cenderung remang-remang…
Mengapa demikian,? Penyajian visual semacam ini lebih dekat ke keseharian sang penikmat, dimana menggunakan pencahayaan seadanya sehingga tokoh wanita nampak seperti wanita biasa..normal,apa adanya... Apalagi dalam film-film 3gp/lokal yang dibuat dengan HP , tokoh yang bermain adalah wanita local, bahkan temen sekolah pacar dll.. . Semakin kuatlah rasa kedekatan ini dan bisa jadi, inilah yang menjadi daya tarik bagi penikmatnya untuk beralih dari keglamoran film panas barat menuju kesederhanaan film asia .
So What’s The Point..??
Film-film AV Asia masih didasari budaya Asia yang masih menaruh posisi pria sebagai pihak yang dominan dan wanita adalah pihak yang lemah, plus ini semua dibalut dalam rangkaian kesederhanaan.
Kita semua tahu, wanita-wanita Asia bukanlah wanita macam bak model/superstar yang berbodi bahenol nerkom, glamor dan make up tebal ala wanita-wanita bule itu, mereka adalah wanita sehari-hari yang sederhana, pemalu, badan cenderung kurus/langsing, lemah.iya kaaan
Itulah wanita-wanita yang dilihat oleh para penikmat dalam keseharian mereka, sehingga ketika pilihan model wanita seperti ini muncul dalam film-film AV asia bahkan lokal, maka jelaslah para penikmat film-film AV dalam masyarakat kita segera beralih kesana.
Tapi meski demikian, pihak barat pun nggak mau kalah gan , mereka sekarang juga mulai menyajikan film-film AV dengan pendekatan keseharian, bahkan candid kamera/avaible lighting. Seperti yang terdapat dalam seri2 Naughty America, BangBus, Brazzers, dll.
Tapi satu hal yang tak dapat mereka kalahkan yaitu keeksotisme-an Asia dan prilaku seksual wanita Asia dalam melakukan hubungan seksual yang berbeda jauh dengan mereka (barat). , nice !
2. KEMUDAHAN AKSES/DOWNLOAD
Faktor lain adalah munculnya teknologi Inetrnet, dalam hal ini adalah kemudahan akses/download, kita tahu, film-film AV barat cenderung berkualitas bagus, berukuran besar dan berbayar, sedangkan film asia/lokal, mudah diakses, gratis dan bisa di-download ke hp/komputer pribadi dengan ukuran yang relative kecil... , yang doyan Pahe pasti cengar cengir deh
Di satu sisi,Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, dimana teknologi Internet dan kemampuannya belumlah merata dan canggih, terbatasnya kemampuan akses internet dan mendownload serta biaya, membawa mereka pada pilihan untuk mendapatkan film-film AV berukuran kecil, gratis dan berkualitas rendah, inilah yang banyak disediakan oleh film-film AV Asia.
Masih banyak faktor lainnya, belum lagi dengan munculnya film AV-3D .
Lantas kesimpulannya ? ok, bisa kita ambil kesimpulan :
“Bahwa film sebagai media penyampaian pesan, mudah sekali dimanfaatkan untuk mengeksploitasi sebuah hal, khususnya yang berdekatan dengan budaya sang penikmat”.
Secara negatif, ane nggak sepenuhnya mendukung keberadaan film-film AV ini secara Real Time di negara kita, bisa kacau nanti gan , namun secara apresiasi dan opini pribadi, patutlah para pembuat film di negara kita melihat langkah2 yang dibuat oleh pembuat film-film panas JAV ini sekaligus bolehlah kita kasi , dan pada mereka, bahwasanya mereka tidak membuat film-film AV yang mengikuti pakem budaya barat.
Mereka cenderung menampilkan film AV dengan pendekatan pada budaya Asia yang sesuai kultur Asia meski dengan pengemasan yang demikian sederhana…nggak usah kayak sinetron2 indo jaman sekarang…yang kerap dibintangi ABG2 yang isinya glamor mulu …tau sendiri lah gan..
Ok well, segitu aja warming up nya deh
Lanjut dibawah deh ya..
Spoiler for welcome:
Sebelumnya ane mau sedikit opening aja nih,
Spoiler for Pendahuluan:
Kalau di Part 5 sebelumnya ada Komik yang merupakan salah satu penyebab lengsernya era AV Western di Asia khususnya Indonesia, sebenernya ada lagi penyebab yg tampak hidden dikala itu… diantaranya :
1. KEDEKATAN BUDAYA
Ehm..,Sadar ngga sadar, bahwa sekarang masyarakat senang menikmati film AV bahkan kualitas rendah semacam 3gp,(beberapa tahun silam) bukan lagi seperti dulu, harus yang seperti film barat dengan setting glamour, kualitas film sangat baik . Why is that ? mudah saja, karena ADANYA KEDEKATAN BUDAYA. Film-film AV barat terasa ada distance yg jauh sedangkan film-film asia bahkan lokal (3gp), terasa lebih dekat. Kira2 knapa ya..? yah, ada alasan teknis dan psikis sih. diantaranya :
- Dalam film panas Barat, wanitanya cenderung agresif dan dominan secara seksual. Mereka juga sangat menikmati seksual /aktif secara seksual, ini nampak dalam desahan mereka yang cenderung menikmat,contohnya : (”Oh Yes / Fuck Me Please”,Oh My God dll). , iya nggak..?
Nah, Sedangkan dalam kenyataan sehari-harinya masyarakat Asia, bentuk perilaku seksual mereka umumnya masih dalam koridor budaya Patriarki gan.
Wanita adalah “korban” dalam artian secara seksual gan , sedangkan pihak laki-laki sebagai penguasanya .Selain itu Wanita tampil sebagai pihak yang masih lugu (perawan), lemah, canggung, malu/pasif/nrimo. Desahannyapun adalah desahan kesakitan layaknya gadis masih perawan. Ini sesuai dengan adat timur yang menjunjung tinggi nilai keperawanan. Isn’t it ??
Spoiler for awas:
Di JAV, wanitanya cenderung nampak innocent, lemah dan seolah masih gadis/perawan . Berbeda dengan wanita bule dalam film-film panas, yang seolah-olah wanitanya sudah expert dalam aktivitas seksual dan cenderung “gahar”/dominan/aktif.
Spoiler for awas:
Contohnya dalam film-film AV dari Jepang, wanitanya cenderung MALU-MALU , KURANG AKTIF dan MENJERIT KESAKITAN saat melakukan hubungan intim. Jelaslah bahwa mereka hadir lebih real/dekat dengan keadaan wanita Asia yang cenderung masih malu-malu secara aktifitas seksual dan bahkan merasa sakit saat melakukan hubungan intim , tidak se-dominan/se-agresif wanita-wanita barat yang cenderung nampak perkasa&sangat menikmati aktifitas ini.
Spoiler for awas:
Ditambah lagi dengan budaya asia yang bersifat patriarki, maka dalam film-film panas Asia, figur pria lebih mendominasi sedangkan figur wanitanya nampak lemah, malu/ innocent gan. Ini membuatnya terasa lebih dekat dengan masyarakat kita secara budaya dibandingkan dalam film-film panas dari barat. Bahkan sang tokoh film porno Asia semacam Miyabi saja, coba liat deh kalau bermain film AV, masih terlihat unsur rasa malu dan kesakitannya... yak an? , yang fans Ozawa pasti cengar cengir sendiri deh
Spoiler for av:
Nah kemudian, hal ini diperkuat lagi dengan film-film lokal berformat 3gp yang pelakunya adalah masyarakat lokal sendiri . Disini, nilai ketimurannya sebagai wanita masih nampak dalam cara mereka melakukan hubungan intim mereka, karena umumnya pelakunya adalah pelajar/pasangan muda mudi yang baru mencoba-coba melakukan hubungan intim di luar koridor pernikahan (sebuah dampak negatif dari kemajuan jaman)..
Maka semakin terasa “lebih real” / lebih dekatlah film2 JAV ini dengan budaya penikmatnya, yaitu dalam hal ini masyarakat Indonesia sendiri. Akibatnya, film-film ini semakin disukai meski hadir dalam format kualitas yang rendah sekalipun.. , tapi saat ini udah nggak ada yg namanya 3gp ya , udah Punah kena seleksi alam gan .
- Teknis filmnya : Dalam penyajian visualnya, film AV barat cenderung glamour dan elegan sehingga ada kesan bahwa mereka seolah sedang bermain dengan “seorang model / superstar” . Lain halnya dalam film asia gan, penyajian visualnya lebih pada pendekatan sehari-hari bahkan dalam film-film 3gp, malah lebih parah lagi , available light / lampu seadanya dan cenderung remang-remang…
Mengapa demikian,? Penyajian visual semacam ini lebih dekat ke keseharian sang penikmat, dimana menggunakan pencahayaan seadanya sehingga tokoh wanita nampak seperti wanita biasa..normal,apa adanya... Apalagi dalam film-film 3gp/lokal yang dibuat dengan HP , tokoh yang bermain adalah wanita local, bahkan temen sekolah pacar dll.. . Semakin kuatlah rasa kedekatan ini dan bisa jadi, inilah yang menjadi daya tarik bagi penikmatnya untuk beralih dari keglamoran film panas barat menuju kesederhanaan film asia .
So What’s The Point..??
Film-film AV Asia masih didasari budaya Asia yang masih menaruh posisi pria sebagai pihak yang dominan dan wanita adalah pihak yang lemah, plus ini semua dibalut dalam rangkaian kesederhanaan.
Kita semua tahu, wanita-wanita Asia bukanlah wanita macam bak model/superstar yang berbodi bahenol nerkom, glamor dan make up tebal ala wanita-wanita bule itu, mereka adalah wanita sehari-hari yang sederhana, pemalu, badan cenderung kurus/langsing, lemah.iya kaaan
Spoiler for av:
Itulah wanita-wanita yang dilihat oleh para penikmat dalam keseharian mereka, sehingga ketika pilihan model wanita seperti ini muncul dalam film-film AV asia bahkan lokal, maka jelaslah para penikmat film-film AV dalam masyarakat kita segera beralih kesana.
Tapi meski demikian, pihak barat pun nggak mau kalah gan , mereka sekarang juga mulai menyajikan film-film AV dengan pendekatan keseharian, bahkan candid kamera/avaible lighting. Seperti yang terdapat dalam seri2 Naughty America, BangBus, Brazzers, dll.
Tapi satu hal yang tak dapat mereka kalahkan yaitu keeksotisme-an Asia dan prilaku seksual wanita Asia dalam melakukan hubungan seksual yang berbeda jauh dengan mereka (barat). , nice !
Spoiler for av:
2. KEMUDAHAN AKSES/DOWNLOAD
Faktor lain adalah munculnya teknologi Inetrnet, dalam hal ini adalah kemudahan akses/download, kita tahu, film-film AV barat cenderung berkualitas bagus, berukuran besar dan berbayar, sedangkan film asia/lokal, mudah diakses, gratis dan bisa di-download ke hp/komputer pribadi dengan ukuran yang relative kecil... , yang doyan Pahe pasti cengar cengir deh
Di satu sisi,Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, dimana teknologi Internet dan kemampuannya belumlah merata dan canggih, terbatasnya kemampuan akses internet dan mendownload serta biaya, membawa mereka pada pilihan untuk mendapatkan film-film AV berukuran kecil, gratis dan berkualitas rendah, inilah yang banyak disediakan oleh film-film AV Asia.
Masih banyak faktor lainnya, belum lagi dengan munculnya film AV-3D .
Lantas kesimpulannya ? ok, bisa kita ambil kesimpulan :
“Bahwa film sebagai media penyampaian pesan, mudah sekali dimanfaatkan untuk mengeksploitasi sebuah hal, khususnya yang berdekatan dengan budaya sang penikmat”.
Secara negatif, ane nggak sepenuhnya mendukung keberadaan film-film AV ini secara Real Time di negara kita, bisa kacau nanti gan , namun secara apresiasi dan opini pribadi, patutlah para pembuat film di negara kita melihat langkah2 yang dibuat oleh pembuat film-film panas JAV ini sekaligus bolehlah kita kasi , dan pada mereka, bahwasanya mereka tidak membuat film-film AV yang mengikuti pakem budaya barat.
Mereka cenderung menampilkan film AV dengan pendekatan pada budaya Asia yang sesuai kultur Asia meski dengan pengemasan yang demikian sederhana…nggak usah kayak sinetron2 indo jaman sekarang…yang kerap dibintangi ABG2 yang isinya glamor mulu …tau sendiri lah gan..
Ok well, segitu aja warming up nya deh
Lanjut dibawah deh ya..
zeevy.zulfikar memberi reputasi
2
471K
Kutip
2.2K
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan