Peristiwa Bojongkokosanmerupakan awal dari serangan-serangan yang disusun oleh TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Letkol Eddie Soekardi dalam menghadang konvoi-konvoi yang dibawa tentara sekutu Inggris-Belanda ketika melewati jalur Ciawi-Sukabumi-Cianjur.

Pertempuran tersebut terjadi pada tanggal 9 Desember 1945 sampai dengan 12 Desember 1945. Awalnya konvoi-konvoi sekutu tersebut membawa bahan makanan dan kebutuhan lainnya untuk tawanan para penjajah yang berada di Bandung. Namun TKR mulai menyadari bahwa yang dibawa konvoi tersebut tidak hanya bahan makanan melainkan persenjataan yang digunakan sekutu untuk memperkuat pertahanannya di Bandung.

Saat itu dikabarkan akan ada 2 tank yang akan melewati Bojongkokosan, namun selang beberapa waktu kemudian dikabarkan kembali ternyata yang datang tidak hanya 2 buah tank melainkan konvoi yang dikawal oleh 1 batalyon serdadu sekutu, tank-tank sherman, sejumlah kendaraan berlapis baja dan barisan truk-truk yang diselang-seling oleh kendaraan brencarrier.
Mengetahui hal itu, Letkol Eddy Sukardi memerintahkan para pejuang untuk menyerang konvoi-konvoi tersebut di Bojongkokosan ketika tank-tank yang memimpin konvoi terkena rintangan dan ranjau darat yang dibuat para pejuang sebelumnya. Sekutu Inggris pun membalas serangan para pejuang Sukabumi dengan kekuatan persenjataan yang lebih canggih.

Setelah 2 jam pertempuran, pejuang Sukabumi di daerah Bojongkokosan kehabisan amunisi dan untungnya berhasil mundur karena turunnya hujan dan kabut di daerah tersebut. Namun penghadangan dan penyerangan konvoi masih dilakukan di sepanjang jalan setelah Bojongkokosan seperti Cibadak, Cikukulu hingga terakhir di kota Sukabumi.

Konvoi sekutu tersebut akhirnya sampai di Bandung pada tanggal 12 Desember 1945 dengan keadaan babak belur. Mengetahui hal tersebut, Inggris merasa terancam dan panik, Sebagai rasa balas dendam, pada tanggal 10 Desember 1945 Inggris melancarkan serangan bom ke Cibadak melalui udara oleh pasukan udara Kerajaan Inggris, Royal Air Force (RAF). Serangan udara ini meyebabkan beberapa desa di daerah Cibadak luluh lantak, bahkan tercatat sebagai serangan udara terdahsyat dalam peperangan di Jawa (Doulton, 1951:284 The Fighting Cock).

Meskipun terkena serangan udara yang dahsyat, pejuang Sukabumi tidak menyerah dan melancarkan penyerangan dan penghadangan terhadap konvoi sekutu yang terjadi kembali pada 10 Maret 1946 sampai 14 Maret 1946.

Sayangnya meskipun sudah dibangun Situs Museum Palagan Bojongkokosan sejak tahun 1992, peristiwa ini tidak begitu dikenal masyarakat luas terutama masyarakat di luar Sukabumi. Padahal peristiwa ini memengaruhi peristiwa-peristiwa lain di Indonesia seperti peristiwa Bandung Lautan Api pada tanggal 24 Maret 1946.

===================================
nah ini nih gan monumen peringatannya
tepatnya strategis di pinggir jalan banget gan
di Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi



btw, di belakang monumen ini ada museumnya juga gan, isinya diorama yang menceritakan peristiwa Bojongkokosan, udah ane post di bawah ya gan.
Kalo agan bosen, disana bisa maen outbond juga gan

terima kasih sudah menyimak