Hewan Hidupi Manusia
Penulis : Winarto Herusansono | Minggu, 17 Maret 2013 | 10:49 WIB
Atraksi topeng monyet saat hari bebas kendarabn bermotor di salah satu jalan di Semarang, Minggu (17/3/2013).
SEMARANG, KOMPAS.com - Pepatah hewan menghidupi manusia, ternyata benar-benar ada di ajang Car Free Day di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (17/3/2013) pagi. Seekor monyet yang terlatih, dengan jeratan rantai besi di pinggang sejak pukul 06.00 WIB diajak ngamen oleh pemiliknya di kawasan Car Free Day, Jalan Pahlawan, sekitar bundaran di Semarang.
Monyet yang diberi nama Jaka 100 Persen itu, melakukan sejumlah atraksi di hadapan puluhan pengunjung pada acara hari bebas kendaraan bermotor. Mereka yang asyik menonton atraksi monyet itu tak hanya anak-anak, melainkan juga para remaja, serta orangtua.
Diiringi musik dari ala kadarnya, monyet itu sanggup memainkan sejumlah alat mainan seperti kuda kayu, pakai topeng kayu, naik sepeda kayu, naik mobil kayu serta naik mobil balap. Tentu saja, gerakan monyet melakukan kegiatan permainan itu tidak lepas dibantu si pemiliknya. Misalnya, ketika naik kuda kayu, si pemilik selalu menarik tali rantai supaya kudanya bisa bergoyang-goyang.
Dari kegiatan atraksi sekitar dua jam itu, si monyet telah menarik simpati pengunjung sehingga mau merogoh kocek menyumbang uang. Hasilnya, cukup lumayan bisa sekitar Rp 75.000 hingga Rp 120.000 sekali atraksi di lokasi tertentu.
"Tarikan tali rantai mestinya jangan keras-keras, supaya monyet tidak kaget, terluka, atau kesakitan barangkali. Seperti pas naik motor, untuk memutar saja, rantai itu ditarik keras supaya monyet mau balik ke pemilik," ujar Naufal, salah satu pengunjung, seperti juga sejumlah pengunjung lain yang merasa kasihan terhadap monyet itu.
Beberapa pengunjung menilai, ini adalah bukti dunia bisa terbalik yakni hewan telah menghidupi manusia. Atraksi monyet atau dikenal topeng monyet, seperti halnya pertunjukkan lumba-lumba, sabung ayam, balapan anjing, karapan sapi, dan adu jangkrik serta jual beli satwa ilegal, memberi penghasilan pada manusia.
Editor :Agus Mulyadi
http://regional.kompas.com/read/2013...Hidupi.Manusia