Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lampuhiasAvatar border
TS
lampuhias
Ternyata Makin Gemuk Makin Bahagia dan Panjang Umur
Jakarta, Kelebihan berat badan atau obesitas telah lama diketahui mampu mengakibatkan gangguan kesehatan lain seperti diabetes hingga penyakit kardiovaskular seperti stroke. Namun baru-baru ini sebuah studi baru mengungkapkan bahwa alih-alih terkena dampak negatif dari kelebihan berat badan, orang gemuk justru bisa panjang umur karena otak mereka memperoleh lebih banyak asupan makanan ketika stres.

Dengan kata lain peneliti Profesor Achim Peters mengemukakan bahwa orang yang kelebihan berat badan lebih mampu menghadapi tekanan atau stres dari kehidupan modern karena metabolisme mereka lebih mampu menanggulanginya.

Peters yang berasal dari Luebeck University, Jerman dan penulis buku Overweight Myths - Why Fat People Live Longer ini telah mempelajari kaitan antara otak dan hal-hal yang berkaitan dengan berat badan selama tiga dekade. Menurutnya, hanyalah mitos semata jika orang gemuk dikatakan lebih cepat mati ketimbang orang kurus.

"Saat menghadapi situasi yang tak tentu dan menyebabkan stres, orang-orang cenderung bereaksi dengan dua cara yang berbeda. Ada yang memilih makan dan menjadi gemuk tapi ada juga yang menolak makan lalu menjadi kurus. Tapi yang jatuh sakit pastilah yang kurus dan ketika dibandingkan dengan yang kurus, yang gemuk jadi jauh lebih sehat," terang Peters.

Memilih menjadi kurus sebenarnya bukanlah masalah besar, tapi orang yang mengalami penurunan berat badan ketika sedang stres itulah yang berada di batas ambang bahaya.

"Kita harus lebih mengkhawatirkan orang kurus yang stres daripada orang gemuk yang stres. Lagipula mereka seringkali tidak dianggap punya masalah kesehatan karena kurus, tapi nyatanya merekalah yang mati paling cepat," tandas Peters.

Dalam studi ini, Peters dan rekan-rekannya mempelajari 'racun stres' yang diakibatkan oleh faktor-faktor di luar kontrol individu seperti kemiskinan, bullying, pelecehan, perceraian, minder atau rendah diri dan masalah di tempat kerja.

Dari situ diketahui individu yang mengalami penambahan berat badan saat menghadapi situasi-situasi tersebut dapat memperoleh nutrisi lebih bagi otak mereka.

"Pasalnya ketika otak tak mendapatkan nutrisi dari sumber eksternal, otak bisa memperolehnya dari dalam yaitu dari otot hingga organ padahal hal itu tentu saja berbahaya. Itulah mengapa orang kurus yang stres adalah orang yang dianggap paling tidak sehat," terang Peters seperti dilansir Daily Mail, Senin (4/3/2013).

Namun menurut Peters, akar permasalahan yang sebenarnya adalah 'ketidakseimbangan sosial'. Orang-orang gemuk mendapatkan tekanan secara psikologis dan cenderung dikucilkan. Bahkan sejumlah studi membuktikan bahwa orang gemuk berpendapatan kecil, lebih sering dipecat dan menjadi korban bullying.

"Kendati begitu, jika Anda perhatikan dengan teliti, di bawah kondisi stres seperti itu orang gemuk justru tak tampak stres karena mereka telah menemukan solusinya. Selain itu mereka jadi lebih toleran pada stres sehingga mood-nya lebih seimbang. Tapi ada harga yang harus dibayar dari ini yaitu banyak makan," pungkasnya.
0
1.1K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan