- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Iran ancaman terbesar Yahudi
TS
Ekspresi2nd
Iran ancaman terbesar Yahudi
Quote:
Lembaga lobi Yahudi paling kuat di Amerika AIPAC menggelar konferensi yang ke delapan dan untuk pertama kalinya tahun ini pertemuan tidak dihadiri dua orang penting dan berpengaruh yakni presiden Amerika Serikat maupun perdana menteri Israel. Ini kembali memicu selentingan memang ada masalah pribadi antara Barack Hussein Obama dan Benjamin Netanyahu
Sudah dua tahun terakhir pula AIPAC tidak membicarakan konflik dengan Palestina tapi lebih menitik berat pada hubungan kedua negara yakni Amerika dan Israel agar lebih kuat mengingat setahun terakhir Obama dan Netanyahu makin berjarak.
Selain itu lobi menekankan ke Negara Adidaya agar memberi lampu hijau dan mendukung keputusan Zionis menggempur Iran soal program nuklir yang saban hari makin mendekati kesiapan penuh. Pendekatan juga ditambah agar Amerika tidak menjalin kemesraan dengan pihak lain selain pada Negeri Bintang Daud, seperti dilansir surat kabar Haaretz (4/3).
Hal lain juga dibicarakan yakni konflik di dua negara tetangga Israel, Mesir dan Suriah. Tak habis-habisnya negara dua itu dihantam masalah dalam negeri yang imbasnya berpengaruh pada Zionis.
Pembahasan Iran mendapat waktu paling banyak di konferensi itu dan Negeri Mullah yang dituding memiliki senjata pemusnah massal benar-benar sempurna menakuti Israel. Mati-matian mereka menghamba pada Amerika untuk memperoleh dukungan pasti sebab Negara Adidaya itu tak kunjung menjawab dan hanya memerintahkan embargo ekonomi. Keadaan ini diperparah dengan diresmikannya Chuck Hagel sebagai menteri pertahanan yang terkenal bersebarangan dengan Zionis dan berindikasi anti-semit.
Dalam pertemuan itu, Obama diwakili oleh Joe Biden sementara Netanyahu mengirimkan Ehud Barak lantaran masih berkutat merapikan parlemen pasca terpilihnya dia kembali menjadi perdana menteri di awal tahun ini.
Meski terus menggiring kongres ke arah program nuklir Iran, ada beberapa sesi pula membicarakan soal Palestina namun hanya numpang lewat. Intinya nada skeptis terucap dari sejumlah besar anggota pertemuan untuk upaya perdamaian dengan negara tetangga mereka itu.
AIPAC juga akan menghadang upaya Palestina untuk menjadi negara berdaulat dan membangun wilayah mereka menjadi maju. Dukungan menggempur Palestina mungkin bukan lagi dari militer melainkan dengan cara-cara lebih pelan, termasuk pembangunan permukiman Yahudi di distri E1 yang banyak mendapat kecaman dari sejagat. Bagi Israel tidak ada tempat untuk Palestina selamanya.
Sudah dua tahun terakhir pula AIPAC tidak membicarakan konflik dengan Palestina tapi lebih menitik berat pada hubungan kedua negara yakni Amerika dan Israel agar lebih kuat mengingat setahun terakhir Obama dan Netanyahu makin berjarak.
Selain itu lobi menekankan ke Negara Adidaya agar memberi lampu hijau dan mendukung keputusan Zionis menggempur Iran soal program nuklir yang saban hari makin mendekati kesiapan penuh. Pendekatan juga ditambah agar Amerika tidak menjalin kemesraan dengan pihak lain selain pada Negeri Bintang Daud, seperti dilansir surat kabar Haaretz (4/3).
Hal lain juga dibicarakan yakni konflik di dua negara tetangga Israel, Mesir dan Suriah. Tak habis-habisnya negara dua itu dihantam masalah dalam negeri yang imbasnya berpengaruh pada Zionis.
Pembahasan Iran mendapat waktu paling banyak di konferensi itu dan Negeri Mullah yang dituding memiliki senjata pemusnah massal benar-benar sempurna menakuti Israel. Mati-matian mereka menghamba pada Amerika untuk memperoleh dukungan pasti sebab Negara Adidaya itu tak kunjung menjawab dan hanya memerintahkan embargo ekonomi. Keadaan ini diperparah dengan diresmikannya Chuck Hagel sebagai menteri pertahanan yang terkenal bersebarangan dengan Zionis dan berindikasi anti-semit.
Dalam pertemuan itu, Obama diwakili oleh Joe Biden sementara Netanyahu mengirimkan Ehud Barak lantaran masih berkutat merapikan parlemen pasca terpilihnya dia kembali menjadi perdana menteri di awal tahun ini.
Meski terus menggiring kongres ke arah program nuklir Iran, ada beberapa sesi pula membicarakan soal Palestina namun hanya numpang lewat. Intinya nada skeptis terucap dari sejumlah besar anggota pertemuan untuk upaya perdamaian dengan negara tetangga mereka itu.
AIPAC juga akan menghadang upaya Palestina untuk menjadi negara berdaulat dan membangun wilayah mereka menjadi maju. Dukungan menggempur Palestina mungkin bukan lagi dari militer melainkan dengan cara-cara lebih pelan, termasuk pembangunan permukiman Yahudi di distri E1 yang banyak mendapat kecaman dari sejagat. Bagi Israel tidak ada tempat untuk Palestina selamanya.
Sumber : http://www.merdeka.com/dunia/iran-an...ar-yahudi.html
iran lagi iran lagi
Quote:
Dalam perhelatan Lembaga Lobi Yahudi paling berpengaruh di Amerika Serikat AIPAC harusnya mempunyai jadwal untuk mendengarkan pemimpin pemerintahan dari Negara Adidaya Presiden Barack Hussein Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Namun apa lacur, jurang keduanya nampak terlihat lebar sebab mereka absen tahun ini.
Obama menunjuk Wakil Presiden Joe Biden untuk menggantikannya, seperti dilansir surat kabar Haaretz (4/3). Kedatangan Biden disambut dengan datar dan dingin. Para anggota kongres bahkan tidak ada yang memberi tepuk tangan saat Biden memberikan salam pembuka agar pertemuan berjalan sukses. Namun kebekuan pecah juga saat dia membacakan pesan dari Obama mengatakan, Amerika akan selalu bersama Israel dan Ibu Kota Washington D.C sebagai tempat penyelenggaraan bergema selama lima menit lebih.
Namun tak berlangsung lama anggota kongres bertepuk tangan wajah mereka berubah berkerut lantaran Amerika tetap pada pendirian untuk tidak menyerang Iran. "Kami tidak ingin berperang dengan Iran. Kami lebih mementingkan upaya diplomasi. Tuhan sendiri melarang berbuat kerusakan. Lebih baik memperlihatkan pada dunia kebaikan apa yang kita lakukan," ujar Biden mengutip pernyataan Gedung Putih.
Ini bukan lantaran Obama pengecut seperti tudingan Netanyahu di tahun lalu. "Kami bangsa yang besar dan bangsa besar tidak mudah untuk ditakut-takuti," kata Biden. Meski demikian Amerika tetap sepakat Iran merupakan negara berbahaya. Bukan saja sebab program nuklir namun juga dukungannya pada terorisme yang tersebar sejagat.
Pernyataan Obama ini langsung dibalas dengan sengit oleh Bibi, panggilan akrab Netanyahu. Dalam video siaran langsung dari tempat kerjanya di Israel Bibi mengatakan sangat menghargai upaya Obama selama ini untuk menekan Iran, namun ternyata ucapan dan sanksi tidak membuat Negeri Mullah itu berhenti memperkaya program uraniumnya. "Kata-kata dan sanksi harus didukung oleh militer yang kredibel untuk menghentikan Iran mengembangkan program nuklirnya," ujar Netanyahu.
Dia terus melobi presiden Amerika itu agar mau mendukung angkatan bersenjata Bintang Daud agar menyerang Iran secepatnya. "Bersama Presiden Obama kita akan membuat perdamaian dan membuka matanya keajaiban Israel," Netanyahu berapi-api.
Ini hari terakhir kongres AIPAC dan setelahnya lobi-lobi bakal kembali dilancarkan pihak Israel agar Amerika mau menggempur Iran paling lama pertengahan tahun ini.
Sumber : http://www.merdeka.com/dunia/demi-pe...rang-iran.html
Diubah oleh Ekspresi2nd 05-03-2013 04:08
0
1.5K
Kutip
9
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan