Quote:
JAKARTA. Grup Bakrie telah menetapkan niat hengkang dari Bumi Plc. Namun, ada
masalah lagi yang melanda, sebab Grup Bakrie harus menyediakan dana US$ 278 juta
untuk membeli kembali saham (buyback) PT Bumi Resources Tbk (BUMI) milik Bumi
Plc.
Pembayaran buyback harus sudah selesai sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) Bumi Plc pada 21 Februari. Karena alasan tersebut, Grup Bakrie
gencar mencari dana.
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) melalui PT Bakrie Swastika Utama dikabarkan
menjual lahan di Rasuna Epicentrum. Total nilainya Rp 2,5 triliun. Selain itu
ELTY juga telah menjual Bakrie Toll Road (BTR) dan Lido senilai Rp 3 triliun.
Namun Agus J Alwie, Chief Executive Officer Bakrie Swastika membantah, penjualan
aset itu berhubungan dengan buyback saham BUMI. “Tak benar. Kalaupun jadi
dijual, hasilnya untuk pengembangan usaha,” tegas dia, beberapa waktu lalu.
Anak usaha lain, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) telah menjual lahan
sawit seluas 16.000 ha pada anak usaha Sinarmas, Golden Agri Resources Ltd
senilai US$ 178 juta.
UNSP juga ingin menjual perusahaan olekimia Grup Domba Mas US$ 470 juta. Namun,
Andi Setianto, Investor Relation UNSP, belum mau berkomentar soal ini.
Bakrie juga ingin menjual 51% saham di PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Grup
Bakrie menaksir valuasinya US$ 1,2 miliar – US$ 2 miliar, dengan harga minimum
Rp 8 triliun.
Belum cukup, Bakrie juga dikabarkan akan menggadaikan Blok Masela yang digarap
PT Energi Mega Persada, Tbk (ENRG). Kabarnya, nilai transaksi ini US$ 1,2
miliar. “Sampai sekarang belum ada rencana akuisisi aset baru ataupun penjualan
aset,” bantah Herwin Hidayat, Investor Relation ENRG, Jumat (15/2)
Nirwan Dermawan Bakrie, Pemilik Usaha Grup Bakrie menjelaskan, penjualan aset
lebih disebabkan untuk meringankan beban keuangan masing-masing anak usaha.
Sehingga ketika ada goncangan ekonomi, kondisi perusahaan tidak terganggu. “Kami
hanya ingin menjadi slim and fit,” tegas dia.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, Bakrie harus
mengambil langkah ini lantaran butuh dana segar. Namun, ia melihat, aksi mereka
tidak mempengaruhi prospek emiten Grup Bakrie ke depan karena aset yang dijual
kurang berkembang. “Sebenarnya, hal penting yang harus dilakukan adalah bayar
utang,” ujar dia. Cara itu memang paling menguntungkan.
http://koranindonesia.com/2013/02/18.../#.USF391o-uPs
bakrie mau jadi presiden tapi kurang duit buat pelicin