- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{Ical Bokek} Bakrie Lego Saham Visi Media Demi Dana Buyback Aset2nya dr BUMI Plc


TS
soipon
{Ical Bokek} Bakrie Lego Saham Visi Media Demi Dana Buyback Aset2nya dr BUMI Plc
Bakrie Lego Saham Visi Media demi Bumi
Jumat, 08 Februari 2013 | 20:58
Jakarta - Grup usaha Bakrie dikabarkan akan menjual mayoritas sahamnya di PT Visi Media Asia (VIVA) dalam usahanya untuk mengumpulkan dana untuk membeli kembali aset-asetnya dari Bumi Plc, demikian lapor Reuters, Jumat (8/2).
Langkah itu diambil Bakrie untuk mempertahankan permatanya usahanya, PT Bumi Resources, eksportir batu bara terbesar di Asia.
"Ini adalah keputusan yang berat bagi Bakrie, tetapi mereka adalah pebisnis yang rasional dan ini adalah satu dari banyak cara untuk mengumpulkan uang," kata salah satu sumber yang mengaku terlibat langsung dalam rencana penjualan itu.
Bakrie kabarnya menawarkan 51 persen sahamnya di Visi Media, yang dikendalikannya melalui CMA Indonesia, ungkap sumber yang lain. Proses itu sendiri sudah berlangsung selama dua bulan terakhir. Beberapa penawar yang sudah menyatakan ketertarikannya adalah MNC Group dan PT Elang Mahkota Teknologi, induk usaha SCTV.
CEO Visi Media, Erick Tohir kepada Reuters mengatakan bahwa dia tidak mengetahui rencana tersebut. Adapun perwakilan keluarga Bakrie dan MNC Group belum bisa dimintai komentarnya.
Sementara itu menurut sumber Reuters, MNC Group yang dimiliki oleh konglomerat Hary Tanoesoedibjo tampaknya menjadi pihak yang paling serius untuk mendapatkan Visi Media. Ia juga menambahkan bahwa pembeli saham Visi Media akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan.
Bakrie menghargai sahamnya di Visi Media sekitar 1,2 miliar dolar hingga 2 miliar dolar, meski kapitalisasi pasarnya hanya 845 juta dolar, demikian jelas sumber tersebut.
Sumber-sumber itu menolak mengungkap nama mereka karena rincian rencana penjualan tersebut belum diumumkan ke publik. Visi Media mempunyai dua saluran televisi swasta, TVOne dan ANTV, dan sebuah media online, Vivanews.com.
Bakrie mendirikan Bumi bersama Nat Rothschild pada 2010. Benih-benih perceraian, Bakrie dan Rotschild di Bumi Plc sudah terlihat sejak tahun 2011, atau satu tahun sejak mereka memutuskan tukar guling saham di 2010.
Di 2011, pria yang akrab disapa Nat ini meminta pembersihan dalam manajemen keuangan BUMI menyusul keinginan percepatan pembayaran utang. Namun kenginan Nathaniel membersihkan manajemen BUMI tidak cukup kuat melawan kelompok Bakrie.
Justru perselisihan tersebut berujung dengan didepaknya Nathaniel dari kursi co-chairman Bumi Plc dan menjadi direktur independen.
Sebelumnya pada Oktober 2012, Beritasatu.com memberitakan bahwa Grup Bakrie menyiapkan total dana US$ 1,2 miliar (Rp 11,4 triliun), untuk membeli kembali (buyback) sebanyak 18,9 persen saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan 84,7 persen saham PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) dari Bumi Plc.
Dalam proposal yang disampaikan ke Bumi Plc, Grup Bakrie mengajukan penawaran tunai sebesar US$ 278 juta (Rp 2,6 triliun), untuk buyback 18,9 persen saham Bumi Resources. Sedangkan untuk 84,7 persen saham Berau, Grup Bakrie siap menggelontorkan dana US$ 937 juta (Rp 8,9 triliun).
Nilai penawaran itu di atas harga pasar Bumi Resources dan Berau di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan mengacu pada harga saham per 10 Oktober 2012, nilai 18,9 persen saham Bumi Resources dan 84,7 persen saham Berau, mencapai Rp 7 triliun.
Rinciannya, harga saham Bumi sebesar Rp 2,6 triliun, sedangkan saham Berau Rp 4,4 triliun.
Selain membeli tunai saham-saham tersebut, Grup Bakrie melalui PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan Long Haul Holdings Ltd akan menukar 23,8 persen saham Bumi Plc dengan 10,3 persen saham Bumi Resources dari Bumi Plc.
Dengan demikian, Grup Bakrie bisa menguasai secara langsung 29,2 persen saham Bumi Resources yang selama ini dimiliki Bumi Plc. Saham-saham itu diperoleh melalui pertukaran saham sebesar 10,3 persen dan buyback 18,9 persen saham.
Di samping itu, Grup Bakrie juga bisa mengambil alih 84,7 persen saham Berau dari Bumi Plc. Grup Bakrie menargetkan buyback saham Bumi Resources selesai sebelum 25 Desember 2012. Sedangkan pembelian saham Berau dilakukan dalam enam bulan berikutnya.
Langkah tersebut terpaksa ditempuh Grup Bakrie supaya bisa hengkang dari Bumi Plc, perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek London.
Source
Friday, February 08, 2013 18:28 WIB
Negosiasi Penjualan Unit Media Bakrie Terus Berlangsung: Sumber
Ipotnews - Keluarga Bakrie dikabarkan tengah dalam negosiasi untuk menjual saham mayoritasnya di unit media PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), untuk mendanai rencana pembelian kembali (buy back) aset batubara dari Bumi Plc, perusahaan yang listing di Bursa London.
Rencana penjualan Visi Media Asia [VIVA 560 30 (+5,7%)] tersebut diungkapkan tiga sumber yang tak bersedia disebutkan namanya, Jumat (8/2), seperti diberitakan Reuters.
Seperti diberitakan, menyusul perseteruannya dengan investor Inggris, Nathaniel Rothschild, di Bumi Plc, Bakrie telah mengajukan proposal untuk keluar dari perusahaan yang didirikan bersama Rothschild tersebut, dengan menarik kembali saham Bumi Plc di PT Bumi Resources Tbk [BUMI 650 -10 (-1,5%)].
Menurut para sumber, proses penawaran VIVA telah dilakukan sejak dua bulan lalu kepada penawar lokal, termasuk MNC Group, CT Group, dan PT Elang Mahkota Teknologi.
Namun, CEO Visi Media, Erick Tohir, kepada Reuters mengaku tak mengetahui rencana itu.
Source
Hary Tanoe Mengincar Media Milik Bakrie
Sabtu, 9 Februari 2013 09:12 WIB
JAKARTA, tribunkaltim.co.id - Grup MNC berambisi menguasai jaringan televisi di Indonesia. Perusahaan yang dikendalikan konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini disebut-sebut berniat mengakuisisi perusahaan media milik kelompok usaha Bakrie. Selama ini, bisnis media Grup Bakrie dikelola PT Visi Media Asia Tbk.
Sumber KONTAN di Grup MNC menyebutkan, Hary Tanoe belum lama ini menyatakan ingin mengambilalih Visi Media Asia, emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham VIVA.
Visi Media adalah pemilik stasiun televisi tvOne, ANTV serta portal VIVAnews. Di lingkaran Grup Bakrie, Visi Media adalah perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan laba signifikan.
Tapi rencana MNC menawar VIVA tidak sendirian. Ada beberapa perusahaan media yang juga mengincar VIVA. Salah satunya PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, pemilik stasiun televisi SCTV dan Indosiar. Namun, Komisaris Elang, Fofo Sariaatmadja, belum bisa dikonfirmasi soal kabar itu.
Hubungan bisnis Grup MNC dan Grup Bakrie belakangan ini memang cukup intensif. Di akhir tahun lalu, Hary Tanoe sepakat mengakuisisi bisnis jalan tol yang dikelola PT Bakrieland Development Tbk. Ini adalah emiten anak usaha Grup Bakrie.
Hingga tadi malam (8/2), Hary Tanoe belum bisa dimintai konfirmasinya terkait rencana Grup MNC mengakuisisi VIVA.
Yang pasti, sinyal Grup MNC mengincar bisnis media datang dari salah satu sayap bisnisnya, yakni PT Global Mediacom Tbk. Perusahaan ini telah menyiapkan dana berkisar Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun.
Direktur Global Mediacom, David Audy, mengatakan dana sebesar itu disiapkan untuk membeli media. "Itu dana kas internal kami khusus untuk ekspansi media. Yang kami lirik saat ini adalah media online," ujar dia kepada KONTAN, Kamis (7/2).
Global Mediacom membuka opsi pendanaan eksternal seperti pinjaman bank. "Untuk rights issue belum ada rencana," jelas David.
Manajemen Global Mediacom juga belum mau bilang identitas perusahaan yang mereka incaran. Namun dia tak menampik bahwa MNC tengah melihat peluang mengambilalih VIVA. "Saya belum bisa mengatakannya. Tetapi kalau harganya masuk akal, ya, kami berminat," ujar dia.
Neil Tobing, Corporate Secretary VIVA menyebutkan, jikapun VIVA dijual, harganya sangat tinggi. "Nilai kapitalisasi pasar kita cukup besar," tutur dia. Per Jumat (8/2), nilai kapitalisasi pasar VIVA di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 8,67 triliun.
Grup Bakrie masih bungkam soal kabar rencana penjualan VIVA. Juru bicara keluarga Bakrie, Lalu Mara Satria Wangsa, menyatakan dia belum pernah mendengar kabar tersebut. "Saya belum pernah mendengar MNC maupun SCTV ingin membeli Visi Media. Setahu saya Visi Media juga tidak dilego karena kondisinya baik-baik saja," ungkap dia.
Ekspansi Grup MNC di bisnis media memang cukup agresif. Belum lama ini, Global Mediacom mendirikan dua anak usaha patungan di bidang online communication dan online entertainment products. Di dua anak usaha patungan itu, Global Mediacom menggandeng PT Infokom Elektrindo dan Tencent. Nama terakhir adalah perusahaan penyedia jasa internet dan mobile and telecommunication asal China.
Source
Semuanya tutup mulut, tinggal menunggu konferensi pers seperti pembelian 5 ruas tol Bakrie oleh Hary Tanoe.

Jumat, 08 Februari 2013 | 20:58
Jakarta - Grup usaha Bakrie dikabarkan akan menjual mayoritas sahamnya di PT Visi Media Asia (VIVA) dalam usahanya untuk mengumpulkan dana untuk membeli kembali aset-asetnya dari Bumi Plc, demikian lapor Reuters, Jumat (8/2).
Langkah itu diambil Bakrie untuk mempertahankan permatanya usahanya, PT Bumi Resources, eksportir batu bara terbesar di Asia.
"Ini adalah keputusan yang berat bagi Bakrie, tetapi mereka adalah pebisnis yang rasional dan ini adalah satu dari banyak cara untuk mengumpulkan uang," kata salah satu sumber yang mengaku terlibat langsung dalam rencana penjualan itu.
Bakrie kabarnya menawarkan 51 persen sahamnya di Visi Media, yang dikendalikannya melalui CMA Indonesia, ungkap sumber yang lain. Proses itu sendiri sudah berlangsung selama dua bulan terakhir. Beberapa penawar yang sudah menyatakan ketertarikannya adalah MNC Group dan PT Elang Mahkota Teknologi, induk usaha SCTV.
CEO Visi Media, Erick Tohir kepada Reuters mengatakan bahwa dia tidak mengetahui rencana tersebut. Adapun perwakilan keluarga Bakrie dan MNC Group belum bisa dimintai komentarnya.
Sementara itu menurut sumber Reuters, MNC Group yang dimiliki oleh konglomerat Hary Tanoesoedibjo tampaknya menjadi pihak yang paling serius untuk mendapatkan Visi Media. Ia juga menambahkan bahwa pembeli saham Visi Media akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan.
Bakrie menghargai sahamnya di Visi Media sekitar 1,2 miliar dolar hingga 2 miliar dolar, meski kapitalisasi pasarnya hanya 845 juta dolar, demikian jelas sumber tersebut.
Sumber-sumber itu menolak mengungkap nama mereka karena rincian rencana penjualan tersebut belum diumumkan ke publik. Visi Media mempunyai dua saluran televisi swasta, TVOne dan ANTV, dan sebuah media online, Vivanews.com.
Bakrie mendirikan Bumi bersama Nat Rothschild pada 2010. Benih-benih perceraian, Bakrie dan Rotschild di Bumi Plc sudah terlihat sejak tahun 2011, atau satu tahun sejak mereka memutuskan tukar guling saham di 2010.
Di 2011, pria yang akrab disapa Nat ini meminta pembersihan dalam manajemen keuangan BUMI menyusul keinginan percepatan pembayaran utang. Namun kenginan Nathaniel membersihkan manajemen BUMI tidak cukup kuat melawan kelompok Bakrie.
Justru perselisihan tersebut berujung dengan didepaknya Nathaniel dari kursi co-chairman Bumi Plc dan menjadi direktur independen.
Sebelumnya pada Oktober 2012, Beritasatu.com memberitakan bahwa Grup Bakrie menyiapkan total dana US$ 1,2 miliar (Rp 11,4 triliun), untuk membeli kembali (buyback) sebanyak 18,9 persen saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan 84,7 persen saham PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) dari Bumi Plc.
Dalam proposal yang disampaikan ke Bumi Plc, Grup Bakrie mengajukan penawaran tunai sebesar US$ 278 juta (Rp 2,6 triliun), untuk buyback 18,9 persen saham Bumi Resources. Sedangkan untuk 84,7 persen saham Berau, Grup Bakrie siap menggelontorkan dana US$ 937 juta (Rp 8,9 triliun).
Nilai penawaran itu di atas harga pasar Bumi Resources dan Berau di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan mengacu pada harga saham per 10 Oktober 2012, nilai 18,9 persen saham Bumi Resources dan 84,7 persen saham Berau, mencapai Rp 7 triliun.
Rinciannya, harga saham Bumi sebesar Rp 2,6 triliun, sedangkan saham Berau Rp 4,4 triliun.
Selain membeli tunai saham-saham tersebut, Grup Bakrie melalui PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan Long Haul Holdings Ltd akan menukar 23,8 persen saham Bumi Plc dengan 10,3 persen saham Bumi Resources dari Bumi Plc.
Dengan demikian, Grup Bakrie bisa menguasai secara langsung 29,2 persen saham Bumi Resources yang selama ini dimiliki Bumi Plc. Saham-saham itu diperoleh melalui pertukaran saham sebesar 10,3 persen dan buyback 18,9 persen saham.
Di samping itu, Grup Bakrie juga bisa mengambil alih 84,7 persen saham Berau dari Bumi Plc. Grup Bakrie menargetkan buyback saham Bumi Resources selesai sebelum 25 Desember 2012. Sedangkan pembelian saham Berau dilakukan dalam enam bulan berikutnya.
Langkah tersebut terpaksa ditempuh Grup Bakrie supaya bisa hengkang dari Bumi Plc, perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek London.
Source
Friday, February 08, 2013 18:28 WIB
Negosiasi Penjualan Unit Media Bakrie Terus Berlangsung: Sumber
Ipotnews - Keluarga Bakrie dikabarkan tengah dalam negosiasi untuk menjual saham mayoritasnya di unit media PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), untuk mendanai rencana pembelian kembali (buy back) aset batubara dari Bumi Plc, perusahaan yang listing di Bursa London.
Rencana penjualan Visi Media Asia [VIVA 560 30 (+5,7%)] tersebut diungkapkan tiga sumber yang tak bersedia disebutkan namanya, Jumat (8/2), seperti diberitakan Reuters.
Seperti diberitakan, menyusul perseteruannya dengan investor Inggris, Nathaniel Rothschild, di Bumi Plc, Bakrie telah mengajukan proposal untuk keluar dari perusahaan yang didirikan bersama Rothschild tersebut, dengan menarik kembali saham Bumi Plc di PT Bumi Resources Tbk [BUMI 650 -10 (-1,5%)].
Menurut para sumber, proses penawaran VIVA telah dilakukan sejak dua bulan lalu kepada penawar lokal, termasuk MNC Group, CT Group, dan PT Elang Mahkota Teknologi.
Namun, CEO Visi Media, Erick Tohir, kepada Reuters mengaku tak mengetahui rencana itu.
Source
Hary Tanoe Mengincar Media Milik Bakrie
Sabtu, 9 Februari 2013 09:12 WIB
JAKARTA, tribunkaltim.co.id - Grup MNC berambisi menguasai jaringan televisi di Indonesia. Perusahaan yang dikendalikan konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini disebut-sebut berniat mengakuisisi perusahaan media milik kelompok usaha Bakrie. Selama ini, bisnis media Grup Bakrie dikelola PT Visi Media Asia Tbk.
Sumber KONTAN di Grup MNC menyebutkan, Hary Tanoe belum lama ini menyatakan ingin mengambilalih Visi Media Asia, emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham VIVA.
Visi Media adalah pemilik stasiun televisi tvOne, ANTV serta portal VIVAnews. Di lingkaran Grup Bakrie, Visi Media adalah perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan laba signifikan.
Tapi rencana MNC menawar VIVA tidak sendirian. Ada beberapa perusahaan media yang juga mengincar VIVA. Salah satunya PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, pemilik stasiun televisi SCTV dan Indosiar. Namun, Komisaris Elang, Fofo Sariaatmadja, belum bisa dikonfirmasi soal kabar itu.
Hubungan bisnis Grup MNC dan Grup Bakrie belakangan ini memang cukup intensif. Di akhir tahun lalu, Hary Tanoe sepakat mengakuisisi bisnis jalan tol yang dikelola PT Bakrieland Development Tbk. Ini adalah emiten anak usaha Grup Bakrie.
Hingga tadi malam (8/2), Hary Tanoe belum bisa dimintai konfirmasinya terkait rencana Grup MNC mengakuisisi VIVA.
Yang pasti, sinyal Grup MNC mengincar bisnis media datang dari salah satu sayap bisnisnya, yakni PT Global Mediacom Tbk. Perusahaan ini telah menyiapkan dana berkisar Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun.
Direktur Global Mediacom, David Audy, mengatakan dana sebesar itu disiapkan untuk membeli media. "Itu dana kas internal kami khusus untuk ekspansi media. Yang kami lirik saat ini adalah media online," ujar dia kepada KONTAN, Kamis (7/2).
Global Mediacom membuka opsi pendanaan eksternal seperti pinjaman bank. "Untuk rights issue belum ada rencana," jelas David.
Manajemen Global Mediacom juga belum mau bilang identitas perusahaan yang mereka incaran. Namun dia tak menampik bahwa MNC tengah melihat peluang mengambilalih VIVA. "Saya belum bisa mengatakannya. Tetapi kalau harganya masuk akal, ya, kami berminat," ujar dia.
Neil Tobing, Corporate Secretary VIVA menyebutkan, jikapun VIVA dijual, harganya sangat tinggi. "Nilai kapitalisasi pasar kita cukup besar," tutur dia. Per Jumat (8/2), nilai kapitalisasi pasar VIVA di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 8,67 triliun.
Grup Bakrie masih bungkam soal kabar rencana penjualan VIVA. Juru bicara keluarga Bakrie, Lalu Mara Satria Wangsa, menyatakan dia belum pernah mendengar kabar tersebut. "Saya belum pernah mendengar MNC maupun SCTV ingin membeli Visi Media. Setahu saya Visi Media juga tidak dilego karena kondisinya baik-baik saja," ungkap dia.
Ekspansi Grup MNC di bisnis media memang cukup agresif. Belum lama ini, Global Mediacom mendirikan dua anak usaha patungan di bidang online communication dan online entertainment products. Di dua anak usaha patungan itu, Global Mediacom menggandeng PT Infokom Elektrindo dan Tencent. Nama terakhir adalah perusahaan penyedia jasa internet dan mobile and telecommunication asal China.
Source
Semuanya tutup mulut, tinggal menunggu konferensi pers seperti pembelian 5 ruas tol Bakrie oleh Hary Tanoe.

0
2.5K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan