- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ane melaut bareng kuntilanak..
TS
ang10ze
Ane melaut bareng kuntilanak..
Kejadian ini di sekitar 10 mil lepas pantai Sukabumi, Jawa Barat, pada pukul 02.15 WIB dinihari. Biasanya aktifitas ombak relatif tinggi, namun kali ini dia sedang tenang, sehingga tak terlalu mengombang-ambingkan perahu ukuran 9 x 2,5 meter ini. Bersama enam penumpang lainnya di kapal itu, posisi buritan menghadap timur pun menjadi tumpuan.
Konon posisi itu lebih menguntungkan, seperti kata orang tua terdahulu, "Matahari terbit dari timur. Maka seluruh kehidupan, mengikuti nalurinya, biasanya cenderung menuju ke timur."
Posisi pun telah diamankan. Dan tepat di posisi berlawanan alias di belakang punggung, seorang teman mengambil tempat menaruh pantat. Ya, teman memilih duduk di buritan menghadap barat. Di tengah buritan -tepat dibelakang punggung sang teman- menjadi tempat untuk menumpuk ikan yang berhasil dipancing. Angin terdengar seperti orang bersiul. Ternyata waktu menunjukkan pukul 02.45 WIB.
Di sunyinya suasana, ternyata terdengar suara ngorok orang tertidur, tepat dari arah belakang. Tak ayal, pasti dia yang tertidur, siapa lagi? Karena empat awak kapal lainnya -dua orang mengambil posisi di bagian haluan- dan mereka pun terlihat tertidur dengan joran dibiarkan menjulur keluar badan kapal. Lalu dua lainnya, tampak terpaku menatap perairan Laut Selatan nan indah seraya memegangi joran, berharap ada ikan yang menyantap umpannya.
Akhirnya jam menunjukkan pukul 03.00 WIB. Tiba-tiba badan ini terasa terhentak, mendadak rasa terkejut menghinggapi tubuh. Rupanya ada yang melempar ikan ke arah kepala. Tapi aneh, mengapa ikan yang ditimpuk itu tiada kepala? Mungkinkah sang teman di posisi belakang mengalami tidur yang mengigau, lalu dia mengambil ikan dan melempar tepat ke arah kepala ini? Kok rasanya non sense orang tidur bisa seperti itu. Baiklah, tampaknya perlu memalingkan kepala ke arah belakang.
Dan, wow! Baru 90 derajat kepala diputar ke arah belakang, dari sudut mata tampak seperti ada seorang lagi di posisi buritan barat. Eh siapa dia? Bukankah bila ada seorang lagi naik ke kapal, maka kapal akan terasa seperti diberi bobot tambahan alias sedikit bergoyang? Tapi toh selama ini kapal anteng saja. Dengan degupan jantung yang makin cepat, memberanikan diri menoleh 180 derajat ke belakang.
Alamak! Ternyata dia adalah perempuan dengan rambut panjang dan berjubah serba putih duduk disamping sang teman yang sedang ngorok. Dia duduk dengan posisi linier dengan buritan kapal atau 100 persen berlawanan terhadap haluan kapal. Untuk menggambarkan pandangan mata, posisi si perempuan itu tampak menyamping. Tak terbayangkan bila dia mengambil posisi yang sama, yakni menghadap timur buritan sehingga mata ini melihatnya face to face. Tertegunlah mata dan badan ini melihat dia. Mulut pun berucap kalimat relijius. Ucapan demi ucapan terlontar sehingga akhirnya badan ini menjadi rileks. Namun si perempuan tetap saja enggan menghilang dari pandangan.
Ah tapi, bukankah di dunia ini memang ada empat jenis mahluk hidup? Tumbuhan, hewan, manusia, dan jin. Mungkin saja dia adalah jin lautan yang sedang lapar. Ya sudahlah daripada sesuatu yang bisa mengganggu rasa laparnya, bisa-bisa malah dia akan melahap kepala awak kapal. Baiknya kembali ke kegiatan semula, memancing. Badan pun kembali memutarkan posisi, menghadap timur buritan. Pandangan kembali dihadapkan ke riak air nan tenang. Tapi apakah si perempuan akan menimpuk kepala ini dengan ikan lagi? Tiba-tiba terhentaklah tubuh kembali menolehkan posisi ke belakang. Namun si perempuan misterius itu tak lagi ada di situ. Kemana dia? Nyemplung? Ah masa bodoh, mata pun dipejamkan dan berucap dalam hati, "Mudah-mudahan ane nemu duit miliaran hehe.."
Konon posisi itu lebih menguntungkan, seperti kata orang tua terdahulu, "Matahari terbit dari timur. Maka seluruh kehidupan, mengikuti nalurinya, biasanya cenderung menuju ke timur."
Posisi pun telah diamankan. Dan tepat di posisi berlawanan alias di belakang punggung, seorang teman mengambil tempat menaruh pantat. Ya, teman memilih duduk di buritan menghadap barat. Di tengah buritan -tepat dibelakang punggung sang teman- menjadi tempat untuk menumpuk ikan yang berhasil dipancing. Angin terdengar seperti orang bersiul. Ternyata waktu menunjukkan pukul 02.45 WIB.
Di sunyinya suasana, ternyata terdengar suara ngorok orang tertidur, tepat dari arah belakang. Tak ayal, pasti dia yang tertidur, siapa lagi? Karena empat awak kapal lainnya -dua orang mengambil posisi di bagian haluan- dan mereka pun terlihat tertidur dengan joran dibiarkan menjulur keluar badan kapal. Lalu dua lainnya, tampak terpaku menatap perairan Laut Selatan nan indah seraya memegangi joran, berharap ada ikan yang menyantap umpannya.
Akhirnya jam menunjukkan pukul 03.00 WIB. Tiba-tiba badan ini terasa terhentak, mendadak rasa terkejut menghinggapi tubuh. Rupanya ada yang melempar ikan ke arah kepala. Tapi aneh, mengapa ikan yang ditimpuk itu tiada kepala? Mungkinkah sang teman di posisi belakang mengalami tidur yang mengigau, lalu dia mengambil ikan dan melempar tepat ke arah kepala ini? Kok rasanya non sense orang tidur bisa seperti itu. Baiklah, tampaknya perlu memalingkan kepala ke arah belakang.
Dan, wow! Baru 90 derajat kepala diputar ke arah belakang, dari sudut mata tampak seperti ada seorang lagi di posisi buritan barat. Eh siapa dia? Bukankah bila ada seorang lagi naik ke kapal, maka kapal akan terasa seperti diberi bobot tambahan alias sedikit bergoyang? Tapi toh selama ini kapal anteng saja. Dengan degupan jantung yang makin cepat, memberanikan diri menoleh 180 derajat ke belakang.
Alamak! Ternyata dia adalah perempuan dengan rambut panjang dan berjubah serba putih duduk disamping sang teman yang sedang ngorok. Dia duduk dengan posisi linier dengan buritan kapal atau 100 persen berlawanan terhadap haluan kapal. Untuk menggambarkan pandangan mata, posisi si perempuan itu tampak menyamping. Tak terbayangkan bila dia mengambil posisi yang sama, yakni menghadap timur buritan sehingga mata ini melihatnya face to face. Tertegunlah mata dan badan ini melihat dia. Mulut pun berucap kalimat relijius. Ucapan demi ucapan terlontar sehingga akhirnya badan ini menjadi rileks. Namun si perempuan tetap saja enggan menghilang dari pandangan.
Ah tapi, bukankah di dunia ini memang ada empat jenis mahluk hidup? Tumbuhan, hewan, manusia, dan jin. Mungkin saja dia adalah jin lautan yang sedang lapar. Ya sudahlah daripada sesuatu yang bisa mengganggu rasa laparnya, bisa-bisa malah dia akan melahap kepala awak kapal. Baiknya kembali ke kegiatan semula, memancing. Badan pun kembali memutarkan posisi, menghadap timur buritan. Pandangan kembali dihadapkan ke riak air nan tenang. Tapi apakah si perempuan akan menimpuk kepala ini dengan ikan lagi? Tiba-tiba terhentaklah tubuh kembali menolehkan posisi ke belakang. Namun si perempuan misterius itu tak lagi ada di situ. Kemana dia? Nyemplung? Ah masa bodoh, mata pun dipejamkan dan berucap dalam hati, "Mudah-mudahan ane nemu duit miliaran hehe.."
Diubah oleh ang10ze 23-01-2013 06:01
0
7.3K
83
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan