- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Siklus Banjir 5 tahunan, mitos atau fakta?
TS
sakura1603
Siklus Banjir 5 tahunan, mitos atau fakta?
Quote:
Banjir Masih Genangi Depan RSAL Mintohardjo
JAKARTA, KOMPAS.com- Hujan deras yang mengguyur Ibu Kota sejak kemarin, Selasa (15/1/2013) telah membuat genangan setinggi lutut orang dewasa pada ruas jalan di depan Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Banjir yang menggenangi jalan Bendungan Hilir Raya ini sudah terjadi sejak hujan deras mengguyur Jakarta sore kemarin.
"Kemarin habis magrib jam 19.00 WIB udah banjir. Kalau kemarin sudah sampeai di atas perut di jalan ini. Sekarang sudah surut sekitar setengah meter," ujar Suparti, salah seorang warga, Rabu (16/1/2013).
Akibatnya, daerah yang berdekatan dengan Sungai Krukut ini tidak bisa dilintasi pengguna jalan. Hanya beberapa dari mereka yang memberanikan diri melewati genangan tersebut.
Tak ayal, tidak sedikit kendaraan, khususnya roda dua, yang harus didorong karena mati mesin saat melintasi genangan tersebut. "Dari pagi sudah banyak yang mogok. Mereka nekat, sudah tahu banjir, masih aja maksain," ujar wanita berusia 46 tahun ini.
Kendaraan yang melaju dari arah Pejompongan menuju pasar Bendungan Hilir atau sebaliknya, terpaksa harus memutar kendaraan mereka melewati kompleks danau, tak jauh dari Rumah Sakit.
Daerah Bendungan Hilir ini memang sudah menjadi langganan banjir bila hujan deras turun. Bahkan pada banjir tahun 2007 lalu, air mencapai dada orang dewasa dan masuk ke dalam Rumah Sakit.
"Ini sih belum seberapa. 2007 kemarin di depan rumah sakit banjirnya sedada, udah gitu ada arusnya lagi," papar Suparti.
Editor :Tri Wahono
JAKARTA, KOMPAS.com- Hujan deras yang mengguyur Ibu Kota sejak kemarin, Selasa (15/1/2013) telah membuat genangan setinggi lutut orang dewasa pada ruas jalan di depan Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Banjir yang menggenangi jalan Bendungan Hilir Raya ini sudah terjadi sejak hujan deras mengguyur Jakarta sore kemarin.
"Kemarin habis magrib jam 19.00 WIB udah banjir. Kalau kemarin sudah sampeai di atas perut di jalan ini. Sekarang sudah surut sekitar setengah meter," ujar Suparti, salah seorang warga, Rabu (16/1/2013).
Akibatnya, daerah yang berdekatan dengan Sungai Krukut ini tidak bisa dilintasi pengguna jalan. Hanya beberapa dari mereka yang memberanikan diri melewati genangan tersebut.
Tak ayal, tidak sedikit kendaraan, khususnya roda dua, yang harus didorong karena mati mesin saat melintasi genangan tersebut. "Dari pagi sudah banyak yang mogok. Mereka nekat, sudah tahu banjir, masih aja maksain," ujar wanita berusia 46 tahun ini.
Kendaraan yang melaju dari arah Pejompongan menuju pasar Bendungan Hilir atau sebaliknya, terpaksa harus memutar kendaraan mereka melewati kompleks danau, tak jauh dari Rumah Sakit.
Daerah Bendungan Hilir ini memang sudah menjadi langganan banjir bila hujan deras turun. Bahkan pada banjir tahun 2007 lalu, air mencapai dada orang dewasa dan masuk ke dalam Rumah Sakit.
"Ini sih belum seberapa. 2007 kemarin di depan rumah sakit banjirnya sedada, udah gitu ada arusnya lagi," papar Suparti.
Editor :Tri Wahono
Quote:
Banjir 2,5 Meter, Warga Cililitan Kecil Padati Posko Darurat
JAKARTA, KOMPAS.com- Sebanyak 215 warga RT 03 RW 07, Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur, memadati posko pengungsian darurat di Jalan Dewi Sartika, Cililitan, Jakarta Timur. Warga mengungsi akibat rumah mereka kebanjiran dan air menggenang setinggi 2.5 meter.
Fauzan (23) kordinator lapangan evakuasi banjir mengatakan, posko yang dibangun di belakang kantor Honda ini merupakan posko darurat untuk menampung warga RW 07. "Posko di sini kita bangun jam 22.00 tadi malam, posko ini baru seadanya karena di sini masih minim bantuan. Warga yang mengungsi di sini warga RW 07," kata Fauzan kepada Kompas.com, Rabu (16/1/2013).
Fauzan menuturkan, sejak malam warga RT 03 RW 07 sudah mengungsi, meski sebagian warga yang memiliki rumah bertingkat masih bertahan di kediaman mereka.
TB Rudi Supriyatna, Ketua RT 03 RW 07 mengatakan, jumlah warganya yang mengungsi sebanyak 215 kepala keluarga. Menurutnya posko darurat juga menampung warga 14 RT dari 16 RT yang terkena banjir, karena hanya RT 05 dan RT 10 yang wilayahnya tidak terkena banjir.
"Di sini yang gak kena banjir cuma dua RT aja, sisanya kena banjir semua. Sampai saat ini kita sudah evakuasi warga dari semalam, tapi ada beberapa warga yang milih bertahan di rumahnya. Air masuk pukul 21.00 awalnya cuma 1 meter, pas jam 21.00 air kiriman udah dateng, jadi banjir 2,5 meter," kata Rudi.
Rudi menuturkan, pihaknya masih menunggu bantuan makanan dan obat-obatan karena saat ini hanya ada 700 potong roti dari sebuah LSM dan beberapa dus aqua, sedangkan makanan seperti nasi belum didapatkan.
Editor: A. Wisnubrata
JAKARTA, KOMPAS.com- Sebanyak 215 warga RT 03 RW 07, Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur, memadati posko pengungsian darurat di Jalan Dewi Sartika, Cililitan, Jakarta Timur. Warga mengungsi akibat rumah mereka kebanjiran dan air menggenang setinggi 2.5 meter.
Fauzan (23) kordinator lapangan evakuasi banjir mengatakan, posko yang dibangun di belakang kantor Honda ini merupakan posko darurat untuk menampung warga RW 07. "Posko di sini kita bangun jam 22.00 tadi malam, posko ini baru seadanya karena di sini masih minim bantuan. Warga yang mengungsi di sini warga RW 07," kata Fauzan kepada Kompas.com, Rabu (16/1/2013).
Fauzan menuturkan, sejak malam warga RT 03 RW 07 sudah mengungsi, meski sebagian warga yang memiliki rumah bertingkat masih bertahan di kediaman mereka.
TB Rudi Supriyatna, Ketua RT 03 RW 07 mengatakan, jumlah warganya yang mengungsi sebanyak 215 kepala keluarga. Menurutnya posko darurat juga menampung warga 14 RT dari 16 RT yang terkena banjir, karena hanya RT 05 dan RT 10 yang wilayahnya tidak terkena banjir.
"Di sini yang gak kena banjir cuma dua RT aja, sisanya kena banjir semua. Sampai saat ini kita sudah evakuasi warga dari semalam, tapi ada beberapa warga yang milih bertahan di rumahnya. Air masuk pukul 21.00 awalnya cuma 1 meter, pas jam 21.00 air kiriman udah dateng, jadi banjir 2,5 meter," kata Rudi.
Rudi menuturkan, pihaknya masih menunggu bantuan makanan dan obat-obatan karena saat ini hanya ada 700 potong roti dari sebuah LSM dan beberapa dus aqua, sedangkan makanan seperti nasi belum didapatkan.
Editor: A. Wisnubrata
Quote:
0
29.5K
Kutip
637
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan