Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bannybackbonesAvatar border
TS
bannybackbones
[CERPE] KUMIS DIHARAMKAN PRESIDEN
2 HARI YANG LALU
Seperti hari-hari sebelumnya, setelah mengakhiri aktifitas, aku dan teman-teman ku mendinginkan otak dengan menghabiskan waktu duduk-duduk di warung Mbokdhe Yah, dengan cuma ditemani segelas kopi susu dan beberapa potong pisang goreng kami bisa mengahbiskan waktu berjam-jam di situ. Warung itu terletak kurang lebih 100-an meter dari kampus fakultas teknik tempat aku belajar. Selain karena suasananya yang nyaman, ada kost putri tepat di depan warung itu Sehingga aku bisa memanjakan mata dengan menyaksikan cewek-cewek ber-hotpant dan ber-tanktop ria setiap aku ngadem di warung itu. Maklumlah di kelasku mahasiswinya cuma dua orang, dan itu pun belum bisa dipanggil cewek tulen karena dandanannya gak jauh beda dari kita-kita yang seorang cowok. Tapi hari ini aku melihat ada hal yang menarik nya hampir sama dengan melihat paha cewek. Ada headline koran nasional yang menulis KUMIS AKAN DIHARAMKAN PRESIDEN.

HARI ITU
Ayah sudah mulai berdandan menggenakan setelan beskap. Sepintas mirip dengn penampakan sunan Kalijaga yang kutahu dari gambar-gambar poster yang sering dijual di makam-makam wali. Sementara para bapak-bapak yang lain sedang menulis huruf besar-besar di atas kertas manila A2 dengan berbagai tulisan yang mengecam keputusan presiden yang akan mengeluarkan keppres terkait larangan memelihara kumis. Ada yang menuliskan “TANPA BRENGOS*1 AKU BUKAN LELAKI”, ada juga TANPA KUMIS AKU DIPANGGIL MISS”, ada pula yang lebih serius seperti, GAK ADAKAH URUSAN LAIN LEBIH PENTING DARIPADA KUMIS?, dan beragam kalimat-kalimat lain yang kiranya mampu menarik perhatian masyarakat dan siapa tahu bisa merubah niat presiden buat menurunkan keppres tersebut. Dan aku sendiri sibuk dengan facebook untuk mengajak janjian kelompok lain yang punya niat sama buat berdemo di depan istana negara.

2 HARI YANG LALU
“Terpilihnya presidan Umar al-Banny, membawa dampak perubahan besar buat negara ini. Kesejahteraan masyarakat semakin merata, pendidikan semakin maju, tingkat kesehatan masyarakat meningkat, dan nilai kriminalitas juga semakin menurun. Tapi baru-baru ini, tersiar kabar bahwa presiden akan mengeluarkan keputusan yang sedikit unik dan kontroversial. Beliau akan membuat keppres tentang larangan menumbuhkan dan merawat kumis. Karena pria berkumis identik dengan orang Yahudi*2...” bacaku keras-keras di depan ayahku.
“Tidak ini tidak bisa dibiarkan, kumis melambangkan kewibawaan buat para lelaki...!” sontak ayahku memotong bacaanku sembari bangkit dari duduknya.
Aku tidak melanjutkan membaca harian pagi yang kubeli sesaat setelah ngadem di warung Mbokdhe Yah tadi, karena tertarik dengan headline besar berjudul KUMIS AKAN DIHARAMKAN PRESIDEN. Presiden kita yang baru terpilih 3 tahun ini, memang dikenal dengan sikapnya yang berani menentang Amerika dan Israel. Tahun pertama saja beliau berhasil mengusir restoran franchise milik amerika dan menggantinya dengan restoran franchise milik bangsa sendiri yang rasanya tidak kalah jauh dengan restoran cepat saji milik negeri Paman Sam itu. Tapi, untuk keputusannya yang satu ini, menurutku pribadi terlalu mengada-ada. Sunan Kalijaga saja juga memelihara kumis, hal itu cukup bisa memberi bukti kalau orang islam pun boleh memelihara kumis.
“Besok kita harus ke ibukota, kita akan demo di depan istana...! akan ku kerahkan seluruh warga kampung, kalau perlu kita ajak saudara-saudara kita sekalian.” ayah bilang begitu sembari ngeloyor pergi, entah mau kemana.
Ayahku seorang kepala dusun yang sudah dua periode ini menjabat. Sifatnya yang berani dan ditunjang postur tubuh yang tinggi besar dan wajah yang bersahaja dengan kumis menghias di atas bibirnya, menjadikan dia tampak berwibawa sehingga mudah dipercaya masyarakat untuk menjadi pemimpin kampungku.
Mata ku beralih ke ibu ku, berharap beliau mampu mendinginkan emosi ayah saat sudah kembali nanti dan memberikan masukan yang lebih bijak. Tapi setelah tahu aku menatapnya dengan pandangan penuh harap, dia justru berpaling dan melangkah menuju dapur. Sepertinya dia juga tidak setuju dengan keputusan presiden kali ini, dan tidak ada jalan lain selain berdemo di depan istana.
“Mas Adi... Mas Adi...”
“Ya...” agak tergopoh-gopoh aku mendengar teriakan beberapa orang dari luar rumah.
“Ya Pak, ada apa?” tanyaku pada enam orang bapak-bapak yang keenam-enamnya masih menggenakan seragam kebesaran mereka sebagai petani lengkap dengan capilnya pula.
“Mau daftar buat besok berangkat ke ibukota...” kata salah seorang bapak yang kumisnya sudah mulai beruban.
“Waduh, saya belum mengerti Pak. Ada apa? Kenapa ke ibukota?” kata ku pura-pura lugu.
“Pak Kamituwo*3 tadi bilang katanya besok mau demo ke istana negara semua transportasi dan konsumsi akan ditanggung sama beliau” sambung bapak yang lain yang kelihatan lebih muda dan juga berkumis tipis.
“Wah wah sebentar tak ambil buku dulu.”
“Gila bener ayahku baru keluar beberapa menit sudah bisa memprovokasi orang buat nurutin perintahnya.” Batinku seraya beranjak masuk lagi ke dalam rumah.
Tak sampai lima menit aku sudah meneteng buku folio besar dan sebuah ballpoin untuk aku mendata nama-nama yang akan ikut ke ibukota. Tapi begitu aku sampia di depan rumah, sudah ada sekitar 21-an pria berkumpul di depan rumahku untuk berbuat hal yang sama dengan ke enam bapak-bapak tadi.

Diubah oleh bannybackbones 08-01-2013 15:13
0
1.3K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan