- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Persembahan Untuk Papa(hasil karya ane berdasarkan cerita nyata NAMA DI SAMARKAN)
TS
OkkiIndrawan
Persembahan Untuk Papa(hasil karya ane berdasarkan cerita nyata NAMA DI SAMARKAN)
Spoiler for begini ceritanya:
Namaku Orel, aku hidup dalam keluarga sederhana, tetapi aku bahagia mempunyai mereka, aku beruntung bisa mengenal mama, papa, dan adik perempuanku Christy. Usia kami hanya selisih satu tahun, jadi aku dan Christy sudah seperti sahabat. Banyak pelajaran yang aku dapatkan dari keluargaku, mereka bahkan mengajarkanku hal-hal yang tidak akan pernah aku dapatkan dimanapun aku berada. Selama ini papa memang tidak pernah bekerja dengan orang lain, ia bekerja membantu kakak perempuannya mengurus sebuah gedung olahraga billiard. Setelah masa kontrak dengan pemilik gedung sudah habis, terpaksa papa sudah tidak diperkerjakan lagi. Papa adalah anak ketiga dari lima bersaudara, empat laki-laki dan satu perempuan, adiknya laki-laki yang paling bungsu sudah meninggal dunia, jadi sekarang mereka tinggal empat bersaudara. Saudara-saudara papa tergolong kalangan mampu atau menengah keatas, berbeda halnya dengan papa yang terkadang masih mengandalkan mereka. Sebenarnya papa mempunyai pekerjaan sampingan yaitu sebagai tukang servis alat-alat elektronik, tetapi papa baru bisa mendapatkan uang, kalau ada orang yang ingin memakai jasa servisnya. Saat itu kami benar-benar mengalami masa yang cukup sulit. Suatu hari ada hal yang sangat menyedihkan, ketika papa mengantarkan Christy pergi ke Gereja dengan sepeda motornya. Ketika sampai di depan gereja, setelah Christy turun dari motor, “De..........(panggilan papa dan mama untuk Christy) Papa laper, papa boleh minta uang gak buat beli makanan?” tanya papa. Dengan mata yang hampir berkaca-kaca, Christy menjawab “Yah pa, Christy cuma punya uang untuk persembahan di Gereja, sisanya cuma tinggal ini.” (sambil mengeluarkan uang koin lima ratus rupiah). “Yasudah gak apa-apa de, itu kan masih bisa buat beli telor, nanti papa beli telor aja. Makasih ya, de.” jawab papa menghibur Christy. Setelah menyerahkan uang koinnya, Christy segera berlari meninggalkan papa, karena ia tidak kuat untuk menahan tangisnya. Aku berharap bisa segera lulus sekolah, sehingga bisa bekerja dan mendapat uang untuk membantu kehidupan keluargaku. Aku tidak tahan menyaksikan keluargaku menderita. Banyak kejadian yang membuat airmata ini sulit untuk dibendung, pernah suatu ketika waktu Christy berulang tahun, papa menghampiri kamar Christy lalu mengetuk pintunya. Ketika pintu dibuka dan Christy keluar dari kamar, lalu papa mengulurkan tangannya, dan dengan mata yang hampir menitikan airmata, “Selamet ulang tahun ya, de. Maafin papa, papa gak bisa kasih apa-apa.” ucap papa sambil mengusap airmatanya yang hampir jatuh. Christy tidak bisa menahan air matanya, ia sampai kesulitan untuk mengeluarkan kata-kata. Sambil menjabat tangan papa, ia berkata “Iya gak apa-apa koq pa, doa juga sudah cukup. Makasih papa.” setelah itu Christy melanjutkan tangis di dalam kamarnya. Bagaimanapun sulitnya kehidupan kami, tetapi aku yakin bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kami sedikitpun. Berkat penyertaan-Nya, hari demi hari tetap dapat kami lalui. Beberapa tahun kemudian aku lulus dari SLTA, dan kemudian mendapatkan pekerjaan. Tidak lama setahun setelah itu, Christy juga lulus dan bekerja. Kami berdua melanjutan pendidikan di Universitas, mengambil kuliah malam khusus kelas karyawan, sehingga kami dapat kuliah sambil bekerja, kami merasa kehidupan keluarga kami mulai cukup membaik. Tetapi keadaan berkata lain, saat itu di pagi hari tiba-tiba saja papa berteriak minta tolong dari dalam kamarnya, kami semua segera bergegas menghampirinya. Dan hal yang sangat mengejutkan adalah kami mendapati papa dengan mulutnya yang tertarik ke samping, selain itu kaki papa juga tidak bisa berjalan seperti biasanya, papa berjalan seperti orang pincang, tangan kanannya juga lemas, tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan kesulitan berbicara yang terbata-bata, “Tolong papa! Papa kenapa ini? Tolong.” kata papa sambil menitikan airmata. Sepertinya papa mengalami gejala stroke ringan. Kami semua juga ikut menangis, karena terkejut dan belum tahu harus berbuat apa. Kami berusaha menopang papa untuk duduk terlebih dahulu, lalu mama memberi papa minum teh manis untuk sedikit menenangkan papa. Sambil mencoba mengajak papa berkomunikasi tentang apa yang dirasakannya, kami mencoba memikirkan apa yang akan kami lakukan. Berkat saran dari beberapa tetangga, akhirnya pada hari itu juga, mama langsung membawa papa naik ojek, pergi ke tempat tusuk jarum yang paling dekat dari rumah. Pengobatan alternatif seperti itu harus dilakukan secara rutin, lagi-lagi biaya menjadi penghambat dalam mengobati papa. Pada saat itu, uang apapun yang tersisa kami pakai untuk menolong papa terlebih dahulu, dan kami berniat memeriksakan keadaan papa ke Rumah Sakit. Tetapi Tuhan memang tidak pernah menutup mata!. Saat itu atasan di tempat Christy bekerja adalah orang yang sangat baik hati, dari awal ia memang sudah menawarkan pinjaman uang untuk pengobatan papa. Selain itu tanpa diduga, teman-temanku di kantor juga mengumpulkan uang untuk pengobatan papa, "Rel, terima ini ya untuk membantu biaya pengobatan papa kamu." bisik salah seorang temanku sambil menyerahkan amplop berisi uang. Aku diam terpaku, batinku berkecamuk. Aku memang agak sensitif dalam hal menerima pemberian dari orang lain, karena dulu ketika ada suatu kelompok yang memberikan bingkisan kepada keluarga kami, aku mendengar bahwa bingkisan itu diberikan hanya untuk orang miskin!. Aku menyuruh mama mengembalikan bingkisan itu, tetapi mama dan keluargaku berusaha menenangkan aku untuk tidak bersikap seperti itu. Alhasil bingkisan itu tidak jadi dikembalikan, tetapi aku berjanji untuk tidak memakannya sedikitpun. Saat itu aku masih duduk di Sekolah Dasar, tetapi aku mempunyai pendirian yang kuat, dan aku ingin membela harga diri keluargaku. Kami bukanlah orang miskin, bagiku selama kita masih mau dan bisa memberi (tidak selalu dalam bentuk materi), kita bukanlah orang miskin!. "Rel, ayo ambil ini!" sahut temanku, menyadarkan ingatanku. "Enggak ci, maaf aku nggak bisa terima." aku menolak. "Ambil aja rel, jangan pikir gimana-gimana ya, terima ini untuk papa kamu bukan untuk kamu." bujuk temanku. Setelah terus menolak, akhirnya aku berusaha berdamai dengan diriku sendiri, aku menerima uang itu untuk kebaikan papa. Dengan mata yang berkaca-kaca, aku mengucapkan terima kasih kepada teman-temanku. Syukur kepada Tuhan, uang yang ada sudah cukup untuk membawa papa ke Rumah Sakit. Singkatnya dari hasil rontgen, dokter menyatakan bahwa terjadi penyumbatan pada saraf otak papa sebanyak 14 titik, dan ia mengatakan bahwa sebenarnya serangan ini sudah berlangsung cukup lama, dan sekarang adalah puncaknya. Awalnya kami belum bisa menerima kenyataan ini, semua terasa berat bagi kami, apalagi papa. Kesulitan papa untuk berjalan membuatnya terkadang mengompol saat berjalan, ia juga sering terjatuh ketika mencoba berjalan, karena tumpuan pada kakinya sudah tidak memiliki keseimbangan. Kesulitan papa dalam berbicara juga membuatnya lebih sensitif, sehingga lebih mudah marah. Melihat keadaan papa seperti itu, kami berusaha memberitahu keluarga papa, yang mungkin bisa menambah semangat untuk papa. Tetapi apa yang terjadi? Tidak ada seorangpun keluarganya yang menjenguk papa!. Memang ada beberapa dari keluarga papa yang mengirimkan uang, karena mereka adalah orang kaya, mungkin mereka pikir uang mereka yang tidak seberapa jumlahnya itu, dapat membeli segalanya. Padahal bukan itu yang kami harapkan, kami tahu bahwa jauh di dalam lubuk hati papa, ia sangat merindukan kehadiran keluarganya. Semakin hari pikiran papa semakin seperti anak kecil, setiap kali mau makan atau mandi harus dibujuk terlebih dahulu, bahkan terkadang sampai berdebat, karena papa cenderung lebih mudah marah dibandingkan sebelumnya. “Pa, mandi dulu yuk biar bersih, kan nanti gak malu kalo ketemu tante Lili. Papa mau kan ketemu tante Lili?” Itu kata-kata yang kadang kami ucapkan untuk membujuk papa. Kami sangat sedih setiap kali mengatakan itu, seolah-olah kami membohongi papa yang terus mengharapkan kehadiran keluarganya. Tetapi setiap kali kami mengatakan hal itu, papa langsung luluh, dengan perlahan ia mengangguk-anggukan kepala, dan menuruti apa yang kami perintahkan. Tante Lili adalah kakak perempuan papa dan papa sangat menyayanginya, karena dia yang paling sering membantu keluarga kami, walaupun terkadang ia sering memarahi keluarga kami, khususnya papa karena terlalu mengandalkannya. Seperti menantikan hujan di musim kemarau, itulah bagaimana papa mengharapkan kehadiran keluarganya. Waktu terus berlalu, perlahan ingatan papa mulai tidak bekerja dengan baik. Menyedihkan adalah ketika papa tidak ingat lagi tanggal lahir kami. “Pa, hayooo papa inget gak hari ini hari apa?” Christy mengingatkan. Tetapi papa hanya senyum dan menggelengkan kepala. “Orel kan hari ini ulang tahun, ayo dong papa ucapin.” lanjut Christy. Lalu papa menghampiriku sambil mengulurkan tangan, “Rel, selamet ulang tahun ya.” papa mengucapkan itu dengan lidahnya yang sudah sulit untuk bicara. Hatiku benar-benar sedih melihat semua itu, “Iya, makasih papa. Doain aku ya, pa. Papa cepet sembuh, ya!.” aku menjawab sambil memegang tangan orangtua itu dan menahan tangis. Christy memang anak yang baik, ia juga lebih dekat dengan papa dibandingkan aku. Pernah sewaktu papa sulit diberitahu, Christy memarahi papa. Setelah itu ia langsung menangis kencang dan meminta maaf kepada papa. “Pa, maafin aku ya. Aku gak berniat marahin papa, ini demi kebaikan papa.” ucap Christy sambil terisak-isak. “Papa gak apa-apa, sudah jangan nangis lagi. Gak boleh cengeng!” jawab papa sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Tanggal 27 Januari adalah hari ulang tahun papa, aku dan Christy berniat membuat acara kecil-kecilan di rumah. Setelah pulang kerja, kami pergi ke sebuah mall untuk membeli kue ulang tahun papa. Kami membeli kue di salah satu toko terbaik, mungkin ini adalah kue paling enak yang pernah kami beli, karena kami ingin mempersembahkan yang istimewa untuk papa.
lanjut d bwah
Diubah oleh OkkiIndrawan 14-12-2012 20:12
0
1.7K
Kutip
9
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan