http://www.bisnis.com/articles/jusuf...gera-harga-bbm
JAKARTA--Kebijakan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dipandang sebagai kebijakan fiskal yang paling penting untuk diambil pemerintah saat ini.

Jusuf Kalla, Mantan Wakil Presiden Kabinet Indonesia Bersatu I, mengatakan kenaikan BBM menjadi masalah krusial karena beban subsidi yang semakin berat di tengah perlambatan penerimaan negara.

"Maka terjadilah masalah di APBN, [penyelesaian] APBN itu sangat sederhana, tak ada cara lain, naikkan BBM," katanya dalam acara Sarasehan Ekonomi: Menyusun Ulang Pembangunan Ekonomi Indonesia 2012, Rabu (12/12).

Menurutnya, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menerapkan subsidi energi sebesar 20%. Dengan tingginya beban subsidi dan beban belanja rutin seperti belanja pegawai, jelasnya, kemampuan pemerintah menjadi sangat lemah dalam mengelola APBN.

Kalla mengungkapkan resistensi yang acapkali timbul terkait dengan penaikan harga BBM bersubsidi disebabkan karena ketidakmampuan pemerintah dalam memberi pengertian kepada publik.

"Kegagalan itu hanya masalah cara menjelaskan. [Pemerintah menjelaskan] kenaikan BBM perlu, kalau tidak fiskal kita bolong. Rakyat tidak akan mengerti apa itu fiskal bolong," ujarnya.

Keberanian pemimpin negara, tutur Kalla, sangat diperlukan dalam pengmabilan keputusan karena setiap keputusan memiliki risikonya sendiri.

"Ekonomi adalah pilihan. Tidak bisa menangkan semua pihak. Tidak mau subsidi, tetapi tidak mau inflasi. Inflasi itu bukan harus jadi takut dilaksanakan [penaikan harga BBM bersubsidi]," pungkasnya. (c26/Bsi)


-------------------------------------

Setuju sama eyang...
tapi DPR mana satuju???
dinaikin RP500/liter sebenarnya sudah mengurangi beban APBN bisa untuk perbaikan jalan, jalan tol, jalan diperbatasan dan pedalaman.
Rakyat gak perlu kena palakan pajak macam-macam...