NegosiatorAvatar border
TS
Negosiator
Jokowi cuma nyumbang 20 juta. Nur Mahmudi 3 M. Keliatan dah mana yg lebih oye
Nur Mahmudi Janjikan Jembatan Pengganti yang Reyot
Penulis : Noory Okthariza | Rabu, 12 Desember 2012 | 12:56 WIB


DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengunjungi lokasi di sekitar jembatan reyot yang menghubungkan Kampung Bambon, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan dan Pasir Gunung Selatan, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Namun, Nur Mahmudi tidak mengunjungi langsung ke jembatan reyot.

Ia memilih melihat lokasi pembangunan tiang pancang jembatan. Jika memungkinkan, jembatan akan dibangun secara permanen dengan dana sepenuhnya ditanggung Pemerintah Kota Depok.

Setelah menerima paparan Kepala Dinas Bina Marga dan SDA Kota Depok Encok Kuryasa, Wali Kota mengatakan jembatan akan dibangun selebar 2,4 meter.

"Jembatan nantinya bisa dilewati sepeda motor. Perkiraan biaya sekitar Rp 3 miliar," kata Nur Mahmudi di lokasi sekitar jembatan reyot, Rabu (12/12/2012).

Nur Mahmudi mengatakan, setelah dirinya mendapat informasi lengkap dari warga, jembatan akan dibangun di lokasi berbeda, sekitar 20 meter dari lokasi jembatan awal. Hal ini karena akses jalan keluar untuk jembatan lama tidak memungkinkan karena tertutup oleh bangunan permanen milik warga.

"Jembatan itu sebenarnya milik pribadi. Kalau dibangun di lokasi yang sama akan sulit, aksesnya juga susah. Lebih baik dibangun baru yang dekat dengan jalan," kata Nur Mahmudi.

Setelah berkunjung ke Pasir Gunung Selatan, Nur Mahmudi juga menyempatkan diri mengunjungi lokasi tiang pancang jembatan yang berada di Kampung Bambon, Srengseng Sawah. Ketika ditanya apakah Pemerintah Kota Depok akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, ia menyatakan izin pembangunan diperlukan karena jembatan tersebut menghubungkan dua wilayah beda provinsi.

"Untuk penganggaran sebaiknya diambil oleh Depok supaya bisa lebih cepat. Tahun 2013 mulai dibangun. Nanti kita akan koordinasikan lagi dengan Pemprov DKI," tukas politisi PKS ini.

Jembatan reyot yang menghubungkan Srengseng Sawah dan Pasir Gunung Selatan, Kelapa Dua ini dibangun secara pribadi oleh Husin, warga Depok yang tinggal tidak jauh dari jembatan. Pembangunan dibangun tahun 1982 dan banyak dimanfaatkan oleh anak-anak sekolah yang tinggal di Depok.

Selama ini, pembangunan dan perawatan jembatan juga dilakukan secara pribadi oleh keluarga Husin. Pemkot Depok berniat membangun fasilitas jembatan yang diperuntukkan untuk publik, bukan menjadi milik pribadi.



Editor :Ana Shofiana Syatiri

sumber

======

Memang Walikota yg satu ini top luar biasa. Setelah mengingatkan rakyatnya untuk makan pakai tangan kanan, kini dia menjadi teladan lagi. Mau bikin jembatan 3 M. Jokowi cuma kasih 20 juta, Nur Mahmudi jelas 150X lebih OK ketimbang Jokowi.

Ayo kita dukung Nur Mahmudi jadi Sekjen PBB, jabatan RI 1 terlalu kecil buat orang brilian seperti dia. Atau kalau ada jabatan asisten Tuhan, itu jauh lebih cocok lagi.


Spoiler for Tips memilih nasi bungkus:



update komen:

Terima kasih atas segala komennya. Maaf baru bisa online

Pak Nur rencana mau bikin jembatan baru dekat ditu yg bisa dilewatin motor. Terlepas brp anggarannya dan kapan mau direalisasikan, yg jauh lebih penting apakah sdh dilakukan AMDAL nya?

Bikin jembatan itu bukan cuma pembangunan fisik doang, kebayang gimana dampak sosial bagi warga sekitar. Apakah masyarakat sdh diajak bicara dan ditanya apa mau mereka? Jangan sampai mereka butuhnya cuma kalkulator, tapi dikasih laptop tercanggih. Akan terjadi gegar teknologi lah.

Kalau mereke cuma butuh jembatan orang unt anak sekolah dan masyarakat sekitar saja, apa memang perlu dikasih jembatan buat motor? Kebayang gak pak, kalau jembatan motor itu jadi, maka kehidupan masyarakat sekitar akan berubah drastis.

Kampung yg biasanya "sepi" dari orang luar, kalau ada jembatan motor, maka pasti akan jadi jalan tembus alternatif orang luar yg mau potong kompas. Jalan² kampung yg tadinya relatif sepi, anak² bisa santai main di jalan, tiba² jadi banyak motor lalu lalang, 24 jam sehari. Kampung yg tadinya relatif aman krn hampir tdk ada orang luar yg masuk, akan berubah menjadi lebih rawan.

Di lingkungan yg tadinya hanya ditinggali warga sekitar, mulai akan dibangun rumah kontrakan yg dihuni para pendatang sbg konsekuensi logis dari terbukanya akses jalan. Mungkin secara ekonomi akan meningkat, tapi apakah sepadan dgn dampak sosial yg hrs ditanggng masyarakat sekitar?

Coba dikaji dulu deh Pak Nur.
Tetap cemungudh pake tangan kanan ya pak, jati diri bangsa jadi taruhannya lho emoticon-Big Grin
Jangan lupa pak, kalau naiki motor harus pakai voorider dan lewat lajur tengah ya. biar aman pak.
Diubah oleh Negosiator 12-12-2012 16:53
0
21.5K
283
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan