Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Melalui Sekretaris Jenderal Halim Mahfudz, PSSI menyatakan tak gentar terhadap ancaman sanksi FIFA. Halim menegaskan, PSSI akan tetap mematuhi statuta PSSI daripada melaksanakan keputusan Joint Committe atau MoU.
Dalam pertemuan antara PSSI, KPSI, dan Menpora, Rabu (5/12/2012) kemarin, PSSI dan KPSI bersepakat berusaha semaksimal mungkin agar Indonesia tidak disanksi FIFA dan menyelesaikan masalah berdasarkan MoU antara PSSI dan KPSI, yakni merevisi statuta, pengembalian empat exco yang dipecat, penyatuan liga, dan kongres. Namun, menurut Halim, tidak ada kesepakatan dalam pertemuan kemarin.
"Memang saat bertemu Menpora membahas poin-poin MoU. Namun, kami menilai jika melaksanakan poin-poin tersebut, kita akan melanggar statuta yang ada," jelas Halim, di kantor PSSI, Jakareta, Kamis (6/12/2012).
Halim menjelaskan, poin-poin MoU yang dinilai melanggar statuta adalah peserta kongres yang harus mengacu pemilih dalam KLB Solo 2011.
"Sesuai statuta, peserta kongres adalah peserta kompetisi tahun berjalan. Jadi kami mengundang peserta kongres di Palangkaraya sebelumnya. Jadi kita tetap menggelar kongres di Palangkaraya pada 10 Desember nanti," bebernya.
"Di dalam statuta, tidak dikenal juga MoU dan JC. Karena itu, kami akan tetap taat statuta. Lebih baik kami dikenai sanksi daripada melanggar statuta," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Halim menyayangkan sikap pemerintah terhadap pihak KPSI. "Seharusnya pemerintah berpedaman pada UU no.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 26. Yang isinya adalah setiap penyelenggara kegiatan olah raga wajib mendapatkan rekomendasi dari federasi induk. Jika tidak, maka dikenakan sanksi kriminal dan denda sebesar Rp 1 miliar," paparny.
SUMBER
Dah keliatan belangnya ni PSSI..
Mereka tidak mengusung Kejujuran, Keadilan, dan Mempertaruhkan Masa depan Persepakbolaan Indonesia. demi Jabatan dan Kelompok mereka sendiri. Parah bener..
Mereka hanya berlindung dari Statuta baru yang mereka buat baru2 ini..
Dalam bidang apapun di dunia ini, kalau ada dua kelompok berbeda pendapat, hanya ada dua pilihan: Mau menang sendiri, saling menghancurkan, semua rugi. Atau mau sama-sama menang, semua untung, maka kedamaian akan diraih.
PSSI DA dan KPSI harus mau menyelesaikan dengan cara win-win solution, tak ada yang kalah, semua menang. Caranya? Back to square one kata orang Inggeris.
Mulai start dari awal terbentuknya PSSI DA, yakni kongres Solo. Anggap tak ada PSSI DA maupun KPSI, adakan kongres baru dengan peserta kongres Solo. Bentuk pengurus baru PSSI, itulah jalan aman, daftarkan yang baru pada FIFA.
Masih nggak mau? Selamat hancur-hancuran kalau begitu.
BUBAAAARR JALANNN!