sariflubisAvatar border
TS
sariflubis
Belajar Dari Sejarah Panjang Keluarga Bakrie
Beberapa dekade lalu masyarakat Indonesia akan mengkonotasikan kata “bakrie” dengan sosok guru bernama Oemar Bakrie yang ada dalam lagu Iwan Fals. Tapi saat ini, rasanya sebagian besar orang akan langsung terbayang nama lain yakni ‘Aburizal Bakrie’.

Berkat segala macam pemberitaan yang mengelilinginya, nama Bakrie kini memang melekat kuat dengan sosok pengusaha yang berambisi menjadi presiden di 2014 nanti ini. Namun sebenarnya nama Bakrie bukan hanya dibesarkan oleh sosok Ical saja. Bakrie Brothers (Grup Bakrie) sudah memiliki sejarah panjang, yang bahkan lebih tua dari usia negara republik Indonesia.



Bakrie & Brothers General Merchant and Commision Agent (Bakrie Brothers) adalah sebuah CV yang didirikan oleh Achmad Bakrie(ayah Aburizal Bakrie) pada tahun 1940, di Telukbetung. Pada saat itu perusahaan tersebut berbisnis karet, lada, dan kopi. Nama perusahaan ini memang sengaja dibuat kebarat-baratan karena sejak awal Bakrie Brothers mempunyai visi mengincar pasar internasional. Pada akhirnya beberapa kelompok petani merasa lebih nyaman bekerjasama dengan Bakrie Brothers karena pemiliknya yang orang pribumi. Pada saat itu memang anak usaha VoC seolah mendominasi pasar, sehingga para petani mau tidak mau menuruti harga yang telah ditetapkan oleh pihak asing.

Bakrie Brothers sempat berubah nama menjadi Jasuma Shokai pada saat penjajahan Jepang guna menghindari konflik yang bisa berujung pada bubarnya perusahaan tersebut. Padahal alasannya hanya hal sepele: Jepang mau perusahaan itu seolah milik negeri Sakura agar nama Jepang terkesan sudah mendominasi dunia, termasuk di sektor bisnis rempah. Namun begitu Jepang berhasil diusir, perusahaan ini kembali menggunakan nama aslinya.

Tahun 1952, ekspansi perusahaan dikembangkan. Tidak hanya perdagangan antar daerah, tetapi sudah merambah ke Mancanegara. Kerjasama eksport pertama dimulai ke negara tetangga: Singapura. 5 tahun kemudian usaha kelompok Bakrie tidak hanya bermain di sektor perdagangan dan perkebunan, tapi juga merambah ke sektor industri manufaktur. Gebrakan pertama dengan membeli sebuah pabrik kawat dan kemudian memperluas bisnisnya dengan mendirikan pabrik pipa baja, pabrik cor logam, dan pabrik karet mentah. Dan saat ini sektor industri manufaktur berkibar pesat.


Achmad Bakrie (Sumber gambar: vivanews.com)


Berkembangnya bisnis dan usaha Bakrie Brothers memberi sumbangsih bagi masyarakat Indonesia. Seperti kita ketahui industri manufaktur tentu membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Hal tersebut sejalan dengan wasiat yang ditinggalkan oleh Achmad Bakrie yang meninggal pada usia 71 tahun (1988): “Setiap Rupiah yang dihasilkan oleh Bakrie harus dapat bermanfaat bagi banyak orang (Indonesia).“

Pada akhirnya nama Bakrie menjadi semakin terangkat setelah diteruskan oleh Aburizal Bakrie. Pebisnis yang bergabung dengan partai Golkar ini memang berhasil dikenal publik, terutama sejak disebut sebagai sosok yang bertanggungjawab atas bencana lemburan lumpur panas di Sidoarjo. Namun nasihat dari orangtuanya membuat Ical enggan melarikan diri dari tanggungjawab (seperti pemilik saham Lapindo Brantas lainnya yang langsung menjual saham mereka), padahal dengan mudah perusahaan tersebut dibangkrutkan.

Quote:


Ya, Bakrie Brothers bukan hanya sekali-dua kali mengalami kegagalan. Para pemerhati berita bisnis pasti tahu bahwa keluarga Bakrie selalu berhasil membuat bisnisnya bangkit kembali. Hal ini menunjukkan kekuatan keluarga Bakrie yang hingga kini selalu menjaga tradisi makan bersama seluruh anggota keluarga di satu meja. Sebuah tradisi sederhana yang jarang ditemui di keluarga besar lainnya.

Mungkin juga kekuatan untuk bangkit berkali-kali itu muncul dari wasiat “Setiap Rupiah yang dihasilkan oleh Bakrie harus dapat bermanfaat bagi banyak orang (Indonesia).“ Sebuah pesan yang diterjemahkan lebih lanjut lagi oleh Bakrie dan membuatnya selalu ngotot untuk mencegah jatuhnya aset nasional ke tangan asing. Sikap ini beberapa kali menuai masalah, yang terakhir adalah [URL="http://finance.detik..com/read/2012/10/16/111317/2063630/6/ribut-dengan-grup-bakrie-rothschild-mundur-dari-direksi-bumi-plc"]konfliknya dengan salah satu anggota dari keluarga Yahudi terkaya di dunia: Nat Rothschild[/URL]. Tapi tidak sekalipun semangat nasionalisme ini mengendur.

Terlepas dari segala kontrofersi yang menyertainya, saya suka dengan cara Grup Bakrie memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat Indonesia. Pesan dari Achmad Bakrie tersebut layak diikuti oleh pengusaha Indonesia lainnya karena setiap individu memiliki ide dan caranya sendiri untuk membuat negeri ini menjadi lebih baik. Tapi selayaknya kita bertanya kepada diri sendiri sebelum merasa mampu merubah negara ini menuju kebaikan: apa yang sudah kita berikan bagi negara ini? Atau jangan-jangan malah “boro-boro menguntungkan negara, memikirkan nasib warga pribumi saja tidak!”
0
5.1K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan