kurierinAvatar border
TS
kurierin
Kisah Pak Yusuf dan Sholimah Anak Angkatnya yang Menderita Keterbelakangan Mental
“Saya sudah tidak punya keinginan untuk memiliki apapun di dunia ini Mas. Saya hanya ingin menjalani sisa akhir hidup saya ini, meskipun itu harus saya jalani dengan cara seperti ini. Yang penting setiap hari bisa makan, itu sudah cukup”

Demikian tanggapan yang kami dengar dari Pak Yusuf ketika kami temui semalam di kompleks kampus UGM Yogyakarta.



Berawal dari kisah yang diceritakan seorang sahabat kaskuser kami “MilanMilanMilan” di thread : “Percakapan Ane Dengan Seorang Pemulung di Jogja.. Bikin Nangis Kisahnya.. (NYATA)” kami tuliskan kembali sedikit kisah tentang Pak Yusuf yang telah kami konfirmasikan ulang dan update mengenai data dan informasi di dalamnya.

“Seandainya Mas dan teman-teman ini memang ingin membantu saya, daripada uangnya digunakan untuk mengobatkan kaki saya ini di rumah sakit, lebih baik uang tersebut digunakan buat mengobati Sholimah anak angkat saya ini, kasihan dia, saya ingin agar dia ingat darimana dia berasal, dimana keluarganya, dan akan saya antar dia pulang Mas. Jika itu bisa terwujud, maka saya akan sangat-sangat lega. Platina di kaki saya ini sudah tidak berpengaruh apa-apa lagi, saya malah takut kalo dioperasi. Dulu saya terlantar 3 bulan lamanya di Bethesda karena patah tulang ini. Saya kecelakaan ketika jadi kernet 31 tahun yang lalu, sopir dan boss tidak mau bertanggung-jawab, sehingga yang nganter ke rumah-sakit yaa polisi Mas. Ini kaki sudah gak papa kok, beneran… Meskipun pincang saya pernah jalan mulung dari Jogja ke Semarang, pulangnya lewat Boyolali, Kertosuro lalu balik ke Jogja lagi. Saya kuat dan sehat, jadi saya malah takut kalo harus dioperasi, saya kan udah tua Mas”

Pak Yusuf Ariyanto, seorang Bapak berusia 65 tahun lahir di Kebumen, adalah seorang dhuafa atau lebih tepatnya disebut sebagai seorang fakir yang tidak memiliki tempat tinggal dan harta kepemilikan. Tidur beralaskan trotoar, beratapkan langit dengan lampu taman sebagai lampu tidurnya adalah fasilitas yang biasa dinikmati sehari-hari. Berprofesi sebagai seorang pemulung botol plastik minuman kemasan yang mencari penghidupan di jalanan kota Jogja sejak tahun 1982. Penghasilannya antara 5.000 – 10.000 rupiah per hari. Pernah sekali waktu hanya menghasilkan 2.000 rupiah untuk setengah kilo plastik botol yang berhasil dikumpulkannya (sekitar 100 cup plastik minuman kemasan) yang dibelanjakan untuk membeli 8 biji getuk dan dimakan sehari.

“Saya sudah biasa makan sekali sehari kok Mas, gak perlu 3 kali seperti orang-orang itu, dan saya tetap sehat dan kuat. Terpal dan kasur pun saya tidak perlu, mboten mboten mboten perlu… hujan angin sekalipun, saya tetap bisa tidur kok Mas”.

Sekilas perhatian kami tertuju pada seorang wanita yang duduk disampingnya, yang selalu sibuk dengan aktifitasnya sendiri dan tidak memperhatikan keberadaan kami, namun selalu ada setiap waktu kami menemui Pak Yusuf.

“Namanya Sholimah Mas. Waktu itu tahun 2007, saya sedang keliling mulung di terminal Jombor. Saya melihat ada seorang anak yang sedang menangis di ujung jalan. Saya beri dia makan. Ketika nasinya habis, lha kok dia ngikutin saya terus. Yaa sampai sekarang 5 tahun ini… sekalian aja saya angkat jadi anak Mas” sambil tertawa kecil Pak Yusuf menceritakan.

Memberi makan dan menghidupi Mbak Sholimah bukanlah perkara yang mudah. Pak Yusuf hidup dengan keterbatasan dan serba kekurangan. Namun siapa lagi yang akan peduli, yang mau memperlakukannya selayaknya anaknya sendiri.

“Maaf Mas, jangan tersinggung kalo dia sibuk dengan dirinya sendiri. Sholimah itu agak ‘kurang’. Tapi dia nggak gila parah Mas, gak pernah ngamuk-ngamuk meski sedang lapar sekalipun. Itulah mengapa saya yakin Sholimah bisa sembuh. Kalo pas bisa diajak ngomong yaa ngobrol biasa, namun diujung-ujung pembicaraannya nanti dia akan mblenderkemana-mana, hahaa..” (sejenak terlintas di benak saya tentang figur Mas Tony Blank Saparatos yang beken di youtube beberapa waktu yang lalu, selalu nyambung diawal pembicaraan, dan bikin ngakak di akhir cerita).

“Dia sudah bukan anak kecil lagi, dari pembawaannya aja seperti anak-anak. Sebetulnya usianya sudah 24 atau 25 tahun Mas. Dua tahun yang lalu Sholimah saya antar ke desa yang katanya itu tempat dia berasal. Ke Doplang Cilacap, ketika ketemu desanya, ternyata disana gak ada warga yang mengakui atau mengenali Sholimah. Ya udah, saya bawa pulang ke Jogja lagi”

Dikisahkan pula pernah sekali waktu Pak Yusuf membawa Mbak Sholimah ke panti, namun apa yang diperoleh tidaklah cukup. Minum dijatah 1 gelas per sekali makan, yang berarti hanya 3 gelas air minum per hari. Meskipun saat ini tidak ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk membantu pekerjaannya selain mengikuti kemanapun dia melangkah, Pak Yusuf tetap berkeyakinan bahwa Sholimah adalah anak angkatnya, yang dalam bahasa kami hal tersebut merupakan langkah kepedulian yang dia lakukan kepada sesama. Dalam keadaan kekurangan sekalipun, masih ada ruang kosong yang Pak Yusuf sediakan untuk berbagi.

Menangis hati kami melihat keprihatinan hidup yang dia jalani. Malu diri kami melihat dibalik kesederhanaan hidupnya, masih ada hati untuk berbagi dengan sesama. Keadaan inilah yang mendorong hati, tangan dan kaki kami untuk bergerak, berbuat sesuatu yang baik untuk Pak Yusuf. Kami sangat yakin pasti ada benih dan tabungan kebaikan yang pernah ia tanam, sehingga Pak Yusuf bisa bertemu dengan sahabat kaskuser kami, yang berani menulis dan mengangkat kisah ini.

Berikut ini kami tuliskan data dari KTP dan KK yang ditunjukkan kepada kami. KTP masih dalam kondisi 70% bagus dan terbaca. Expired pada tanggal 10 Oktober 2008. Sedangkan KK (Kartu Keluarga) sudah 90% rusak, dan samar-samar masih terbaca hanya ada 1 nama tertera di dalamnya, yaitu nama Yusuf Ariyanto. KTP dan KK ini disimpan dan dilipat gulungan kecil yang dibungkus dengan plastik hitam dan karet gelang, kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik minuman kemasan besar dan ditutup rapat, dibawa di tas karung besar yang selalu ada di sampingnya.



No KTP : 101057 / 003123
Nama : Yusuf Ariyanto
Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen 10 Okt 1957
Alamat : Gang Mangga 05 RT7 RW6 Wonokriyo Gombong

Meskipun sudah tidak ada lagi rumah dan keluarga di alamat yang tertera pada KTPnya, kami yakin bahwa KTP kadaluarsa dan KK lusuh inilah yang akan dijadikan modal jika ada razia Pol PP. Sudah 4 kali Pak Yusuf diangkut oleh petugas.

“Yang pertama saya didata dan harus menginap semalam di penampungan Karanganyar Mergangsan. Yang kedua kali tertangkap menginapnya 3 malam. Yang ketiga jadi seminggu harus menginap. Dan yang keempat, waktu itu saya ditangkap ketika tidur di Jalan Mangkubumi (selatan Tugu Jogja), jam 9 malam saya dibuang (diturunkan) di daerah Piyungan. Yaa saya balik lagi Mas, jalan kaki, sampai di tempat semula jam 7 pagi”



Ada beberapa hal yang kami tawarkan ke Pak Yusuf. Dan hampir semuanya dijawab dengan jawaban singkat “Mboten mboten mbotenMas….”. Sampai kepada pilihan tentang pengobatan Sholimah agar bisa mengingat kembali tentang asal usulnya dan jika memungkinkan, bisa kembali berkumpul dengan keluarganya, disetujuinya. Pengobatan dan pengadaan warung atau tempat usahapun dijawab dengan kalimat “Mboten mboten mboten…” Namun ada wacana yang kami sampaikan malam tadi ke Pak Yusuf, “Seandainya saja suatu saat nanti Bapak sudah lega karena Mbak Sholimah sudah sembuh dan bisa kita antar pulang, saya ada suatu pesan yang perlu saya sampaikan (dan kami sudah melakukan lobby sebelumnya). Bapak bercerita di awal sudah tidak memiliki banyak keinginan lagi, kecuali hanya ingin menjalani sisa akhir hidup Bapak. Maukah Bapak menerima penawaran untuk menjadi petugas penjaga, termasuk bersih-bersih dan merawat sebuah tempat ibadah? Sekalian Bapak mengisi waktu untuk beribadah, Bapak juga bisa bekerja disana, dan ini tidak meminta-minta Pak?” Kali ini Pak Yusuf tidak menjawab dengan kalimat mboten-nya.

Pendampingan yang akan kami lakukan ini kami yakin akan diberi banyak kemudahan dalam menjalaninya. Semuanya berawal dari niat yang tulus dan tanpa pamrih. Dan kami juga yakin, pasti akan ada banyak pembelajaran tentang hidup yang bisa kita dapatkan dari mengenal Bapak ini.

Pak Yusuf memiliki kesabaran dan tanggung jawab yang luar biasa, sekalipun harus menghadapi ujian hidup yang datang bertubi-tubi. Beliau tidak pernah mengeluh dengan keadaan. Nrimo meskipun ditinggal istri dan anaknya, tidak menyerah meski harus berjalan mencari sesuap nasi setiap hari dengan kakinya yang cacat. Tidak takut atau bimbang meski nanti malam tidak tahu harus tidur dimana dan bisa makan apa, dan bagaimana jika hujan datang. Pantang meminta-minta karena dia merasa masih cukup kuat mencari makan dengan cara menjadi pemulung. Niat baik dan keinginan ini semata-mata adalah bantuan kami yang tulus untuk kemudahan hidup Pak Yusuf. Apapun itu nanti bentuknya, sekiranya itu baik dan dikehendaki oleh beliau, semampu kami, kami ingin membantu. Kami dan sahabat-sahabat kaskuser kami siap mendampingi dan menyalurkan amanat yang diberikan kepada Pak Yusuf, seluruhnya tanpa potongan biaya sedikitpun.

Demikian kisah kami tentang Kisah Pak Yusuf dan anak angkatnya Sholimah. Kepada segenap donatur yang ingin ikut berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk membantu Pak Yusuf dan Sholimah, silahkan klik disini. Sedangkan untuk open public view rekapan penggalangan dana ini, dapat dilihat disini. Terima kasih.
Diubah oleh kurierin 22-11-2012 20:09
0
28.6K
406
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan