emikbalAvatar border
TS
emikbal
Menuju Puncak Rangkaian Pegunungan Iyang, Argopuro
Perjalanan berawal dari sebuah thread ajakan yang dibuat oleh Bang Djal & Bang Akiwa yang berencana untuk tamasya ke gunung Argopuro, melihat ajakan ke gunung Argopuro saya langsung tertarik untuk turut serta menikmati keindahan gunung yg terletak di bagian timur pulau Jawa ini. Tanpa basa-basi langsung saya hubungi Bang Djal dan menyatakan jika saya tertarik untuk turut serta.
Selasa pagi tanggal 30 Oktober 2012 tepatnya pukul 06:30 saya bertolak dari tempat kos menuju Terminal Bungurasih Surabaya untuk bertemu dengan Bang Akiwa yang sepakat bertemu pukul 07:00. Pagi itu jalanan cukup padat dan akhirnya tiba di Terminal pukul 07:10 dan langsung menuju ruang tunggu untuk menunggu kedatangan Bang Akiwa, menunggu dengan membaca koran pagi adalah pilihan yang tepat karena benar saja Bang Akiwa baru tiba sekitar pukul 08:30 atau sekitar satu setengah jam saya menunggu.

Setelah bertemu Bang Akiwa, langsung saja kami mencari bus tujuan Probolinggo karena memang sudah sepakat untuk bertemu Bang Djal disana, perjalanan menuju Probolinggo cukup lancar dengan waktu tempuh sekitar 2 jam kami tiba di Terminal Probolinggo. Baru sebentar menunggu, Bang Djal sudah datang dan tanpa buang waktu kami langsung naik bus tujuan Banyuwangi untuk menuju Besuki karena memang kami akan melewati jalur pendakian dari Desa Baderan. Sekitar pukul 13:00 kami tiba di Alun-Alun Besuki dan langsung mencari warung makan untuk makan siang sembari bertanya-tanya masalah angkutan untuk menuju Desa Baderan, karena jarangnya angkutan umum disana akhirnya kami menggunakan ojek. Berangkat dari Alun-Alun sekitar pukul 13:30 dengan tujuan Pos Pendakian Baderan, jalan menuju Desa Baderan adalah jalan aspal dengan kondisi masih cukup baik hanya beberapa kali saja melewati jalan rusak, cuaca hari itu sangat panas dengan kondisi landscape yang gersang dan berwarna kuning. Sekitar 40 menit perjalanan cukup membuat pantat pegal akhirnya kami sampai di Pos Pendakian Baderan dengan kondisi Pos sepi tak berpenghuni, melihat keadaan ini kami menuju warung dan memesan kopi untuk menghilangkan pegal sejenak. Melihat keluar langit sudah berubah menjadi gelap dan tak lama hujan turun walau hanya gerimis membuat kami bimbang akan langsung berangkat sore itu atau menunggu esok hari.

Tak begitu lama hujan pun reda dan kami memutuskan untuk berangkat sore itu tanpa izin terlebih dulu ke penjaga Pos Pendakian, sebelumnya kami menyempatkan ke warung untuk membeli tambahan logistik. Start berangkat pukul 15:21 melewati perkebunan penduduk dengan keadaan jalan tanah bersusun batu dan landscape lembah-lembah besar di depan mata serta jurang di sisi kanan, jalur masih bersahabat dengan tanjakan yang landai. Hari mulai gelap dan pada pukul 17:24 kami sepakat untuk camp di lahan yg cukup luas berdekatan dengan gubuk warga, setelah tenda berdiri kami bergantian untuk sholat setelah itu masak untuk makan malam, Bang Djal yang memang belum istirahat sejak kemarin terkena flu dan langsung tidur setelah makan malam. Kegiatan malam ini hanya duduk-duduk di luar tenda sambil memandangi sekitar sampai pukul 21:00 baru masuk tenda untuk tidur.
Spoiler for Terang Bulan:

Spoiler for Supermoon:

Spoiler for Matahari Terbit:

Rabu, 31 Oktober pukul 05:00 kami semua sudah terbangun untuk sholat dan membuat sarapan sambil melipat tenda dan mengisi penuh 2 botol air 1,5 liter untuk bekal minum di perjalanan, di Argopuro jalur Baderan memang tidak perlu khawatir masalah air karena memang beberapa pos merupakan jalur sungai. Pukul 06:10 kami sudah siap untuk berangkat dan memulai perjalanan yang sesungguhnya, jalur masih di dominasi dengan kebun penduduk mengitari bukit-bukit dan sampai pada suatu kesempatan menemukan jalan lurus yang terlihat seolah memotong bukit dan Bang Djal ber-asumsi akan mempersingkat jarak jika memotong namun tidak seberapa jauh berjalan ada ibu-ibu berteriak kalau jalan yang kami lewati salah, akhirnya kami kembali ke persimpangan awal dan mengikuti jalur yang benar sampai akhirnya jalur sudah mengecil dan mulai masuk ke dalam hutan, di perjalanan banyak bertemu penduduk sekitar yang bertujuan menuju Cikasur dan ada pula yang menuju Puncak. Pukul 09:05 kami tiba di Pos Mata Air, disini cukup luas untuk mendirikan beberapa tenda dan mata air turun ke bawah dengan jarak yang tidak jauh.
Spoiler for Pos Mata Air:

Spoiler for Pos Mata Air:

Setelah istirahat sejenak dan mengisi air kami melanjutkan perjalanan, jalur masih sangat bersahabat karena tanjakan masih landai dan masih banyak jalan datar. Dikejauhan terdengar sayup-sayup suara motor yang lama kelamaan makin dekat suaranya dan ternyata banyak penduduk sekitar yang menggunakan motor untuk ke Cikasur, saat berpapasan dengan pengendara motor dan bertanya-tanya ternyata bisa juga ke Cikasur dengan jasa ojek, mendengar itu jadi malas rasanya.
Pukul 11:00 walaupun di tengah jalur kami sepakat untuk makan siang dengan lontong yang sudah dibuat semalam dan sarden, 50 menit kami menghabiskan waktu istirahat makan siang dan kembali melanjutkan perjalanan sampai pada jalur menurun cukup curam dengan view padang rumput yang berwarna perpaduan antara hijau dan hitam akibat dari kebakaran hutan, kami pun ber-asumsi bahwa Cikasur sudah sedikit lagi namun ternyata masih cukup jauh dari situ sampai akhirnya tiba di padang rumput luas lagi untuk kedua kalinya yang saya kira ini Cikasur ternyata masih bukan sampai akhirnya berpapasan dengan penduduk berkendara motor yang hendak pulang membawa burung Merak berkata tinggal 30 menit lagi sampai di Cikasur.
Spoiler for Padang Rumput:

Spoiler for Padang Rumput:

Barulah setelah melewati padang rumput kedua terlihatlah Pos Cikasur dari kejauhan dengan padang rumputnya yang sangat luas. Sambil berhenti menikmati pemandangan ada 2 pengendara motor trail yang melintas untuk survey lokasi hanya sebentar melihat-lihat mereka langsung kembali ke Baderan, hal tersebut merupakan suatu yang lucu karena mereka dengan mudahnya bolak-balik sedangkan kami bertiga sudah berjalan kaki berjam-jam untuk menuju Cikasur.
Untuk menuju Pos Cikasur kita harus melewati celah menurun memotong sungai dengan air yang sangat jernih dan dipenuhi dengan selada air di tepiannya, namun kami memutuskan untuk camp di sekitar tepian sungai agar dekat dengan air, jam menunjukkan pukul 15:40 saat itu dan langsung mendirikan tenda setelah itu memasak untuk makan malam, sambil memasak Bang Akiwa mencari selada air untuk dijadikan tambahan makanan. Menu nasi, telur kornet, tumis selada air dan mie kuah sukses menggantikan energi yang keluar untuk menuju Cikasur. Saat mulai gelap dingin mulai menusuk kami pun membuat api unggun dan setelah itu duduk-duduk menikmati indahnya langit malam dengan bulan purnama yang terang sambil mengambil gambar sampai pada pukul 20:41 kami semua sudah terlelap.
Spoiler for Cikasur:


0
19.5K
100
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan