pisssexmaniacAvatar border
TS
pisssexmaniac
Ulah Pemuda Arab "Lambhorgini" Di Hotel SBY Menginap


London. Money talks. Di Inggris yang kapitalis, uang “bicara” lebih kuat dibanding lidah. Begitulah yang terjadi di hotel Grosvenor, London, tempat presiden SBY menginap.

Ketika itu, Selasa, 30 Oktober, sekitar pukul 18.00 WIB, hampir seluruh staf KBRI London sudah bersiap di hotel Grosvenor, menanti kedatangan SBY. Presiden dan rombongan memang dijadwalkan tiba di hotel itu sekitar pukul 19.00.

Presiden rencananya akan menginap semalam di hotel yang berlokasi di jantung kota London itu, lalu keesokan harinya memulai kunjungan resmi kenegaraan selama tiga hari di Inggris.

Selama kunjungan itu presiden dijadwalkan untuk bertemu Ratu Inggris di Istana Buckingham, berbicara di parlemen Inggris, bertemu Pangeran Charles, lalu berpidato di hadapan para siswa Royal College for Defence Studies, London (lembaga yang mirip Lemhanas di tanah air). Presiden rencananya juga akan menerima gelar kstaria kehormatan Grand Cross of The Order of the Bath dari Ratu Inggris.

Lazimnya menyambut kedatangan tamu VVIP, sejak sore, situasi keamanan di sekitar hotel Grosvenor makin diperketat. Di dekat hotel terparkir sebuah mobil bertuliskan “London Metropolitan Police”. Empat polisi berseragam juga terlihat berjaga di depan gerbang hotel.

Memasuki halaman hotel, situasi penjagaan lebih terasa. Selain dari paspampres yang sudah bersiap, juga terlihat empat pria bule memakai jas yang mondar-mandir. Tubuh mereka tegap dan menggunakan alat komunikasi di telinga.

Seorang staf KBRI London membisiki Gatra kalau para pria bule bertubuh tegap itu adalah anggota Scotland Yard dan dinas intelijen M1-6. Merekalah yang akan bertanggung jawab atas keamanan presiden selama berada di Inggris.

Tapi, bagaimana dengan tamu hotel yang lain? Apakah mereka disuruh pergi karena SBY dan rombongan menginap di sana?

Tentu saja tidak. Hotel Grosvenor adalah hotel swasta. Mereka berbisnis. Presiden SBY dipersilakan menginap dan akan mendapat pengawalan sepantasnya, tapi hotel Grosvenor juga masih melayani tamu lainnya seperti biasa.

Meski tamu hotel terkadang harus mengalah. Seorang pasangan suami-istri yang tadinya hendak mencegat taksi di depan hotel terpaksa batal karena taksi dilarang masuk. Mereka pun harus berjalan melewati halaman hotel dan mencegat taksi di pintu gerbang, di antar oleh doorman yang berulang kali meminta maaf karena ketidaknyamanan itu.

Tapi ada juga yang belagu. Salah satunya adalah pemilik mobil mewah Lambhorgini dengan plat nomor 4501.

Menjelang pukul 19.00, ada info kalau rombongan presiden akan tiba di hotel sekitar 20 menit lagi. Petugas paspampres dan Scotland Yard pun bersiap.

Tapi mendadak, saat suasana penjagaan terasa makin serius, tiba-tiba brrrnggg... brrrnggg.. brrrrnggg... terdengar bunyi deru mobil yang digas kencang. Otomatis semua perhatian petugas keamanan pun tertuju ke arah suara itu.

Sebuah mobil Lambhorgini putih ternyata sudah berada di depan gerbang hotel dan hendak masuk ke dalam. Entah pertimbangan apa yang membuat polisi Metropolitan London (serta petugas hotel Grosvenor) hingga membolehkan si Lamborghini itu masuk. Sepertinya pemilik mobil bersangkutan adalah tamu penting di hotel tersebut.

Yang jelas, begitu mobil Lambhorgini ini masuk ke halaman, deru suaranya yang kencang tidak juga memelan. Si pengemudi bahkan terlihat santai saja dan berhenti di dekat karpet merah yang disiapkan petugas hotel untuk SBY.

Setelah si pengemudi keluar, beberapa staf KBRI yang berjaga dekat pintu pun berdecak kesal dengan tingkahnya yang menderukan mobil keras-keras di halaman hotel. Apalagi pegemudi Lambhorgini ini adalah seorang pemuda yang baru terlihat berusia 20-an tahun, memakai kaus T-shirt dan celana jeans agak sobek. Wajahnya bertampang Arab.


Si pemuda Arab itu dengan ringan melambai ke arah petugas valet yang tergopoh-gopoh mengambil kunci mobil yang disodorokan, lalu masuk dan membawa mobil mewah itu keluar halaman hotel. Ia cuma melihat sekilas ke arah kerumunan staf KBRI dan petugas keamanan di depannya lalu dengan santai melenggang ke dalam hotel.

“Money talks,” kata seorang staf KBRI yang berdiri di dekat Gatra dekat pintu hotel sambil menatap kesal ke arah pemuda Arab itu. Walau gaya berpakaiannya “miskin”, pemuda itu jelas orang kaya.

Staf KBRI itu lalu bercerita kepada Gatra kalau perilaku para orang-orang kaya Arab yang belagu di London sudah bukan rahasia lagi. Banyak orang kesal dengan perilaku mereka, tapi juga tak bisa berbuat apa-apa karena mereka datang ke London sambil membawa uang banyak untuk dihabiskan.

Uang itulah yang ikut menggairahkan perekonomian kota London, hingga meski perilaku mereka kadang mengesalkan, mereka tetap diterima.

Gatra lalu mengambil tabloid Daily Mail –semacam Warta Kota di Jakarta-- edisi pekan lalu dan mendapati kalau perilaku para orang-orang Arab kaya itu pun dibahas panjang.

Di salah satu berita berjudul “Arab Plutocracy descends to London to party and spend”, disebutkan bagaimana banyak bisnis yang khusus menarget para orang kaya jadi booming di London karena kedatangan orang kaya Arab itu.

Bisnis properti misalnya. Di saat Inggris mulai merasakan krisis euro, sebagian perusahaan properti di London justru membangun kondominium dengan harga sampai 9 juta poundsterling (setara Rp 139 milyar) untuk tempat tinggal orang-orang Arab kaya itu. Dan kondominium semahal itu tetap laris manis.

Harrods, pertokoan termahal di kawasan London, kini sudah tidak asing lagi dengan pengunjung wanita bercadar atau mengenakan abaya (kain hitam yang sering dipakai di Arab Saudi). Sebuah toko tas di Harrods, menurut Daily Mail, bahkan memberikan layanan '”jemput bola” kepada para milyuner Arab itu. Bila mereka datang, para milyuner Arab itu cukup menelpon dan para staf toko akan membawa beberapa tas keluaran terbaru ke apartemen mewah mereka untuk dipilih.

Mobil-mobil mewah para milyuner Arab itu juga dibahas. Rupanya saking kayanya, mobil-mobil mewah itu tidak dibeli di London, melainkan diangkut dari negara mereka masing-masing.

Seorang staf KBRI yang lain lalu bilang kalau mobil Lamborghini putih tadi sepertinya memiliki nomor plat asal Dubai, dan itu berarti si pemuda berpakaian "miskin" itu mengangkut sendiri mobilnya dari Dubai ke London, biasanya dengan pesawat, plus membayar pajak bea masuk dan segala tetek-bengeknya yang jumlahnya bisa ratusan ribu pound.

Siapa si pemuda berpakaian gembel itu? Tidak jelas. Staf hotel pun tidak mau berkomentar. "Anak raja minyak, kali," kata si staf KBRI.

Hotel Grosvenor sendiri merupakan hotel bintang lima dan termasuk salah satu hotel termahal di London. Jadi memang wajar kalau para milyuner Arab itu memilih tinggal di sana.

Untunglah ulah Lamborgini ini cuma sebentar dan tidak membawa resiko keamanan berarti. Sekitar 15 menit setelah si Lambhorgini putih itu berulah, akhirnya rombongan presiden pun tiba di hotel Grosvenor.


kalo di Inggris arab kaya pake Lambhorgini.. belagu ..
disini arab kere pake fentungan.. belagu emoticon-Big Grin


0
11.1K
113
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan