Unang ingin sekali punya adik. Pak Toto jadi kasihan
pada anaknya. Dan semua kesepakatan yang dulu
dijunjung tinggi segera dievaluasi dengan perhitungan
bahwa 5 tahun + 9 bulan 10 hari, adalah jarak waktu yang
cukup ideal menurut program KB.

Seiring dengan dilepasnya spiral + kondom, Pak Toto jadi
semakin getol meningkatkan 'home industry' (Kerajinan
Rumah). Pokoknya asal ada waktu senggang ia
manfaatkan untuk bertempur diatas kasur atau berjuang
diatas lantai. Asal ngga' ketahuan sama Unang.

Suatu malam, baru jam sembilan, Bu Toto sudah
menidurkan Unang karena malam itu telah direncanakan
melakukan manuver lagi, latihan perang-perangan !

Setelah dilihat nafas anaknya berayun panjang-panjang
dan berirama teratur, bu Toto meninggalkan Unang.

Singkat cerita, terjadilah ups and down movement dari
tubuh Pak Toto, yaitu gerakan dasar dari Aerobic
Gymnastic seperti push-up, yakni sejenis sports tertua
yang paling disukai segala bangsa di dunia.

Tapi tiba-tiba Unang terjaga, karena tak ada Ibu
disampingnya ia segera mencari ibunya.

Pak Toto sedang asyik-asyiknya berjibaku dengan Bu
Toto dan dalam taraf pematangan suasana. Tiba-tiba
pintu berderit, dengan kaget ditariknya " senapan tembak
" yang hampir menyemprotkan isinya itu. Dan meloncatlah
" peluru-peluru " yang sudah mendesak diujung
senapan itu. Tanpa sengaja jatuh diluar tempat
penampung dan mengotori bad-cover.

Sementara itu Unang terbengong-bengong dimuka pintu.

" Papa dan Mama berkelahi ? " tanyanya lugu.

" Husss . . . . kenapa belum tidur ? " kata Pak Toto
seraya menutupi tubuhnya dan tubuh isterinya dengan
selembar selimut.

" Papa kan lagi bikin adik buat Unang ! Makanya jangan
diganggu. Sekarang gara-gara kau, bakal adikmu jadi
terbuang tuh . . . . . . . "

Unang makin terbengong-bengong ? ? ? ? ? ? ? . . . . . .