mustboedyAvatar border
TS
mustboedy
Indonesian Air Force akan diperkuat Airborne Early Warning & Control System

Langkah Indonesia untuk memesan dan bekerjasama merakit pesawat C-295 dari EADS CASA, Airbus Military, Spanyol, menjadi batu loncatan dalam menyusun defence system Indonesia yang modern. Pesawat C-295 buatan Spanyol ini memiliki tiga varian.

Pertama, C-295M (versi transpor militer, kapasitas angkut 73 personel, 48 personel pasukan payung/para, 27 tandu, lima 2,24 × 2,74 m (88 × 108 cm) palet, atau tiga kendaraan ringan.


Kedua, versi C-295MPA/Persuader (versi patroli maritim/anti-kapal selam).


Ketiga versi C-295 AEW&C (Prototype airborne early warning and control version with 360 degree radar dome).


Dalam kerjasama itu, Indonesia memesan 9 pesawat C-295M, 3 diantaranya akan dirakit di PT DI, Bandung Jawa Barat. Pesawat ini akan menggantikan pesawat Fokker-27 yang sudah dilarang terbang oleh pemerintah pascakecelakaan di Halim beberapa bulan lalu. CN-295M merupakan pesawat pengembangan dari tipe CN-235 yang juga telah dioperasikan di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma.

Pesawat CN-295M adalah pesawat angkut taktis (medium airfilter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya kompatibel menggunakan night vision googles (NVG).

CN-295M mampu membawa 71 personel atau total 9 ton cargo. Pesawat ini mampu terbang hingga ketinggian 25 ribu kaki dengan kecepatan jelajah maksimal 260 knot atau 480 kilometer perjam. Pesawat ini juga dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman dan sangat baik pada kecepatan rendah hingga 110 knot atau 203 kilometer perjam.

Dengan menggunakan dua mesin Turboprop Pratt dan Whitney Canada (PW 127G), pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan pendek sekitar 670 meter atau setara 2.200 kaki dengan berat tertentu.

Kemampuan CN-295 dinilai sangat cocok dengan tugas dan misi yang diemban TNI Angkatan Udara, yakni mengangkut logistik, menerjunkan pasukan dan logistik, evakuasi medis udara, patroli udara terbatas, dan mampu melaksanakan penugasan militer maupun misi kemanusiaan.

EADS CASA juga menjadikan PT DI sebagai manufaktur: Stabilisator bagian ekor (tail empennage), Badan pesawat bagian belakang serta panel-panel badan pesawat CN-295.

Pengiriman peswat pertama CN-295 untuk Indonesia diperkirakan tahun ini. Sembilan pesawat CN-295, ditargetkan diterima Indonesia tahun 2014.

Pesawat C-295 AEW&C untuk Airborne Early Warning &Control; System


Pada awal tahun 2011, EADS CASA Airbus Military menandatangani kesepahaman dengan Israel Aerospace Industries (IAI), untuk mengembangan pesawat pendeteksi dini CN 295 AEW&C. IAI merupakan pabrik pembuat UAV Heron TP yang dipesan Indonesia.

Bulan Februari 2012, EADS CASA dan IAI telah melakukan uji terbang terhadap C 295 AEW&C (Airborne Early Warning & Control system) dan diklaim sukses.

Dalam uji terbang itu, C-295 AEW atau AEW&C mampu terbang 8 jam lebih dengan maksimum altitude antara 20,000ft (6,100m) hingga 24,000feet.

C 295 ini diinstal perangkat “integrated tactical system mission” milik IAI/ Elta sebagai penyuplai “active electronically scanned array radar”, serta piranti pendukung lainnya. C-295 juga dilengkapi dilengkapi modul anti-surface/anti-submarine warfare.

Pesawat AEW&C atau AWACS berfungsi sebagai:BVR Missile Guidance, Electronic Warfare (EW) dan Reconnaissance. Ia menjadi mata dan backbone informasi bagi armada tempur sebuah negara.

C 295 AEW&C Indonesia
Benda berharga C-295 AEW&C, benar benar sudah didepan mata Indonesia. Beberapa pesawat C 295 dirakit di PT DI. Bahkan sekitar 65 persen komponen C 295 diproduksi oleh PT DI.

Selain itu, Indonesia juga telah bekerjasama dengan IAI/Elta Israel dalam pengadaan Skuadron UAV Heron Indonesia. Untuk itu, tidak ada kendala bagi Indonesia untuk mendapatkan piranti AEW&C Israel.

Pemerintah berencana mengadakan pesawat peringatan dini, C 295 AEW&C dengan budgetnya yang diambil dari anggaran belanja militer tahun 2014.

Tampaknya pengadaan C 295 AEW&C ini tidak akan banyak kendala karena pesawatnya memang sedang dirakit di PT DI Bandung, Jawa Barat.

Kehadiran C-295 AEW&C akan memberikan airborne systems: membimbing pesawat tempur untuk mencari titik lemah formasi pesawat musuh, memberikan kordinat pesawat musuh, melakukan electronic counter. Singkatnya C-295 AEW&C akan menjadi “theatre of battle management”.

Jika terjadi peperangan, tentu jet tempur musuh, pertama kali akan memburu pesawat AEW&C, untuk melemahkan pertahanan udara lawan. Namun karena AEW&C memiliki electronic counter, dia hanya bisa dilumpuhkan dengan rudal anti-radiasi, antara lain Kh-31P/ AS 17 Crypton, yang juga dimiliki Indonesia.

sumber
0
4.4K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan