awalnya ane ngerasa ga perlu rewrite artikel di majalah Entrepreneur ini gans. tapi karena..., kayaknya banyak dari kita yang punya dilema seputar pinjam-meminjam antar temen, sudara, atau keluarga mak-dar-it ane bela-belain nulis ulang artikel ini buat agans sekalian. semoga bermanfaat.
untuk mimin or momod; kalo ternyata repsol, sikat aja thread ane ya. ane udah cek soal pinjaman, tapi yang keluar malah penawaran pinjaman betulan
Quote:
Neither a borrower nor a lender be, nasihat Polonius dalam kisah Hamlet. Sedangkan Shakespeare berkata For loan oft loses both itself and friend.
Ketika seorang teman atau anggota keluarga meminjam uang, pikirkanlah mengapa mereka meminta pertolongan kepada agans dan bukan kepada orang lain. Bisa jadi karena mereka melihat bisnis agan berkembang pesat, rumah dan mobil agan mewah, dan lain sebagainya. Padahal bisa jadi ternyata pinjaman agan-agan sekalian cukup banyak, atau margin keuntungan dari bisnis agan cukup kecil.
Walaupun begitu, masih saja banyak orang yang tidak belajar bahwa keluarga, teman, dan keuangan tidak selalu bisa disatukan. Saya tahu sepasang kekasih yang meminjam 20,000 USD dari anggota keluarganya. Pura-puranya, uang ini akan digunakan untuk menyelamatkan rumah mereka yang akan disita. Tapi ternyata, mereka membeli iPhone, si perempuan baru saja melakukan operasi kecantikan, dan rumahnya? Masih dalam proses penyitaan. Dan mereka marah luar biasa bila ditanyakan tentang hal tersebut.
Tentu tidak semua pinjaman yang diberikan kepada anggota keluarga dan teman berakhir menjadi malapetaka, akan tetapi potensi masalahnya juga besar, karenanya anda harus berpikir dua kali sebelum berkata Iya. Untuk menyelamatkan diri anda sendiri dari kemalangan, pertimbangkanlah matang-matang tentang bagaimana anda akan menangani setiap permasalahan yang muncul seandainya si peminjam tidak mengembalikan pinjamannya. Bagaimana hal ini akan mempengaruhi keuangandan pertemanan anda?
Sebagian orang memutuskan untuk tidak pernah memberikan pinjaman secara pribadi: kalau ditanya, mereka bilang, Maaf, tapi jangan pernah meminjamkan uang adalah kebijakan saya.
Terlepas dari itu semua, kalau anda rasa anda harus (juga) memberikan cicilan kepada anggota keluarga atau teman, ikutilah rule-ruleberikut ini:
Diskusikan pilihan-pilihan lainnya. Apakah ada cara lain untuk menolong? Uang tidak selalu menjadi solusi terbaik.
Pinjamkan uang sejumlah yang anda mampu untuk merelakannya. Boleh jadi, anda tidak akan mendapatkan kembali uang anda, jadi, jangan pertaruhkan kesehatan keuangan anda.
Tegaskan harapan-harapan anda. Buatlah rencana pembayaran. Diskusikan juga apabila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
Buatlah perjanjian. Ini untuk memastikan hak dan kewajiban masing-masing individu yang terlibat didalamnay terpenuhi dengan baik.
Selesaikan masalah sesegera mungkin. Anda mungkin merasa telah melakukan sebuah kebaikan dengan tidak mengingatkan bahwa pembayaran telah jatuh tempo, tapi sebenarnya, anda menjebak diri sendiri dalam sebuah masalah. Biarkan si peminjam tahu kalau anda tetap memonitor pinjaman tersebut.
Ada satu lagi: bila anda dapat melakukannya (dan bila sepertinya layak), pertimbangkanlah memberikan uang tersebut dan bukan meminjamkannya. Dengan begitu, diharapkan tidak ada perasaan yang mengganggu pada kedua belah pihak. Kalau pinjamannya dikembalikan, bagus; kalau tidak, anda bisa merasa lebih baik karena telah menolong teman yang sedang membutuhkan.