Surabaya (beritajatim.com)-
Komunitas pecinta astronomi di Surabaya, Jawa Timur, akan memperkenalkan planet Saturnus dan Mars kepada masyarakat, Sabtu (8/9/2012) besok.
Perkenalan terhadap Saturnus dan Mars
dilakukan melalui pengamatan yang dikemas dalam acara 'Star Party', yang diselenggarakan Surabaya Astronomy Club,
di Kompleks Taman Apsari, Jalan Gubernur Suryo. Ini kali kedua pecinta astronomi membuat 'pesta' bagi masyarakat umum.
Namun Star Party kali ini tidak memprioritaskan pengamatan terhadap bulan, sebagaimana acara serupa sebelumnya. "Bulan baru terbit pada minggu dini hari. Jadi
target pengamatan akan dialihkan menuju saturnus dan mars yang sudah terlihat sekitar pukul 18.00 WIB. Lalu dilanjut dengan berburu bintang dan Messier," kata Muchammad Thoyib, Koordinator Anggota Surabaya Astronomy Club.
Selain memperkenalkan Saturnus dan Mars,
Surabaya Astronomy Club juga mengusung isu pemanasan global dan sosialisasi hemat energi. "Isu Global warming sangatlah mencuri perhatian dunia.
Astronomi kami pilih sebagai jembatan penghubung, karena dengan memahami astronomi, maka otomatis masyarakat akan lebih paham betapa pentingnya keindahan langit, dampak pemborosan energi, dan secara perlahan, pasti akan memahami cara-cara menanggulangi dan mengurangi efek rumah kaca," kata Thoyib.
Thoyib mengingatkan,
Indonesia saat ini masuk dalam kategori negara yang cukup boros dalam penggunaan energi. Tercatat penggunaan energi di Indonesia saat ini mencapai 1.131 juta sbm atau setara barel minyak.
Jika kondisi ini tidak dikendalikan dengan kegiatan efisiensi penggunaan energi,
penggunaan energi di Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 4.300 sbm. Selain itu juga terdapat estimasi jika pada tahun 2030 penggunaan energi di Indonesia akan meningkat 10 kali lipat.
Polusi cahaya ini seringkali mengganggu pengamatan terhadap langit. "Sebagai contoh,
sekarang Komplek Observatorium Bosscha di Lembang mengalami masalah dalam melaksanakan tugasnya melakukan pengamatan bintang. Hal ini dikarenakan oleh cahaya-cahaya lampu yang berasal dari kota Bandung dan desa kecil Lembang.
Bintang menjadi tampak berkedip cepat berkas cahayanya, hal ini menandakan turunya kualitas cahaya pada suatu waktu," kata Thoyib. [wir]